Showing posts with label Hot News. Show all posts
Showing posts with label Hot News. Show all posts

7 May 2014

AS Buat Ukraina Umpan Untuk Pancing Rusia

Image-895AS Buat Ukraina Umpan Untuk Pancing Rusia. Di wilayah timur Ukraina, beberapa unit militer dan Garda Nasional Ukraina di bawah kendali pemerintah di Kiev terlibat dalam pertempuran sporadis dengan kaum federalis pro Rusia,

Menyikapi makin kerasnya eskalasi, Presiden Rusia, Vladimir Putin, menyatakan, Amerika Serikat (AS) berencana menjadikan Ukraina sebagai umpan bagi Rusia agar pasukan Moskow masuk dan melakukan pendudukan.

“Ini adalah rencana mereka. Rencana menghancurkan hubungan Uni Eropa-Rusia agar AS bisa menjaga Uni Eropa sebagai mitra sekundernya. Situasi ini akan membuat AS mengalami peningkatan ekonomi karena mereka akan menjual lebih banyak senjata dan meningkatkan pangsa pasar energi,” ujar Putin, dilansir Inter-fax, Selasa (06/05/2014).

Menurut Putin, kampanye AS melawan Rusia tidak mungkin mencapai target yang mereka inginkan.

“Jangankan untuk mengisolasi Rusia, target utama mereka merebut pangkalan di pelabuhan Sevastopol di Crimea gagal total, jadi bagaimana mungkin kalian bicara target,” pungkas Putin.

5 May 2014

Perang Rusia vs Ukraina Menunggu Waktu

Image-881Perang Rusia vs Ukraina Menunggu Waktu. "Serangan itu dimulai sekarang," kata seorang aktivis pertahanan-diri Kramatorsk kepada RIA Novosti melalui telepon. Aktivis lainnya mengatakan kepada kantor berita itu bahwa [pasukan] Garda Nasional menembaki pasukan pertahanan-diri.

Jika membutuhkan dalih untuk akhirnya berkendara melintasi perbatasan Ukraina, Putin mendapatkannya hari ini setelah kematian pertama hampir 40 demonstran pro-Rusia di Odessa sepanjang konfrontasi antara pro-Rusia dan pasukan pro-Kiev, dan kemudian, apa yang tampaknya menjadi sebuah penyerbuan yang sekarang berlangsung oleh [pasukan] garda nasional Ukraina terhadap kota lainnya yang dikendalikan kaum separatis di Ukraina timur: Kramatorsk.

Menurut RT, [pasukan]Garda Nasional Ukraina yang menyerbu kota timur Kramatorsk bahkan juga telah melancarkan kembali operasi khusus di Slavyansk, di mana dua tentara telah tewas.

"Serangan itu dimulai sekarang," kata seorang aktivis pertahanan-diri Kramatorsk kepada RIA Novosti melalui telepon. Aktivis lainnya mengatakan kepada kantor berita itu bahwa [pasukan] Garda Nasional menembaki pasukan pertahanan-diri.

Puluhan orang tewas atau terluka di Kramatorsk, kata seorang dokter kepada RIA Novosti. Petugas medis menambahkan bahwa kini pertempuran telah berhenti dan semua orang yang terluka telah dibawa ke rumah sakit di Kramatorsk dan Slavyansk. Setidaknya dua orang meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit, katanya.

Sementara itu, operasi khusus militer Ukraina telah kembali dilancarkan di kota terdekat dengan Slavyansk. Kantor pusat pertahanan-diri rakyat dihujani peluru yang ditembakkan para penembak jitu, menurut Itar-Tass. Terdapat laporan korban luka di kalangan demonstran.

Peringatan Putin sangat jelas bahwa yang diperlukan Kremlin sebagai lampu hijau untuk melancarkan operasi di Ukraina adalah alasan "membela diri" bagi warga pro-Rusia yang saat ini diserang pasukan militer setempat. Jadi panggung operasi seperti apa yang harus ada agar Rusia terlibat?

The Washington Post menerbitkan peta baru yang menunjukkan, dengan menggunakan informasi dari Royal United Services Institute, pergerakan pasukan baru-baru ini di wilayah tersebut. Grafik itu menggambarkan bagaimana latihan militer yang dilakukan Rusia telah meninggalkan pasukan yang jumlahnya meningkat di perbatasan Ukraina. Selain itu, ditunjukan pula gerakan militer Ukraina di sepanjang perbatasannya dengan Rusia dan kantong Rusia di Moldova, Transnistria.

AS Gagal Provokasi Rusia

Image-880AS Gagal Provokasi Rusia. Tampaknya, AS berencana menjadikan Ukraina sebagai umpan bagi Rusia agar mendudukinya.

Dua hari lalu sekumpulan massa beringas, yang didukung oleh kaum fasis Sektor Kanan, menewaskan lebih dari 30 federalis Ukraina di Odessa dengan menggiring mereka dari kemahnya ke dalam gedung dan kemudian membakarnya. Mereka yang lolos dari pembantaian itu (bukannya para pelaku) ditangkap polisi. Hari ini warga pro-federalisme mengepung markas polisi di Odessa sampai pihak kepolisian membebaskan rekan-rekan mereka itu.

Di wilayah timur, beberapa unit militer dan Garda Nasional di bawah kendali pemerintah terlibat dalam pertempuran sporadis dengan kaum federalis; namun sekarang pasukan pemerintah tampaknya kembali mundur. Terjadi serangan terhadap cabang bank swasta di wilayah timur karena pemilik bank, seorang pendukung pemerintah yang terkenal, diduga membiayai paramiliter fasis Sektor Kanan.

Tampaknya, AS berencana menjadikan Ukraina sebagai umpan bagi Rusia agar mendudukinya. Jika terjadi, maka itu akan menghancurkan hubungan Uni Eropa-Rusia, menyemangati NATO, dan membantu AS dalam menjaga Uni Eropa sebagai mitra sekunder di bawah kendalinya. Situasi seperti itu juga akan membuat AS mengalami banyak peningkatan ekonomi. Menjual lebih banyak senjata dan meningkatkan pangsa pasar energi hanya sebuah permulaan.

Terdapat dua alasan untuk percaya bahwa rencana ini bakal gagal:

1. Rusia tidak akan memakan umpan itu. Orang-orang yang menuntut otonomi lokal yang lebih besar di Ukraina sangat mampu mengambil sikap sendiri. Beberapa warga memang terpaksa menemui ajalnya, seperti di Odessa, namun itu akan memicu kebangkitan lebih besar. Kecuali kawanan Sektor Kanan yang sekarang tergabung dalam Garda Nasional, tak ada pasukan yang setia pada pemerintah Kiev hasil kudeta untuk melawan rakyat. Kesalahan besar yang dibuat pemerintah hasil kudeta itu, mengulangi kesalahan yang dibuat AS di Irak, adalah membubarkan polisi anti huru-hara federal, Berkut. Sekarang, para pejuang terlatih yang menganggur itu, bersama mantan tentara Soviet yang berpengalaman, menjadi tulang punggung militer kaum federalis. Karena itu, Rusia tidak perlu campur tangan secara terbuka. Pemerintah Kiev hasil kudeta telah menjadi entitas yang sedang menghadapi sakaratul maut.

2. Banyak kalangan di Eropa telah mengetahui skema jahat AS dan memprotes sikap membudak para politisinya yang membebek AS. Tekanan politik yang melawan upaya memukul Rusia sedang terbangun. Setiap laporan pro-NATO/anti-Rusia di media, yang jumlahnya memang berjibun, akan langsung dihancurkan di bagian komentar. Beberapa elit Eropa secara terbuka berbalik melawan propaganda anti-Rusia yang disulut AS. Bahkan tabloid transatlantik paling setia di Jerman, Bild, melaporkan (http://www.bild.de/politik/ausland/nachrichtendienste-usa/dutzende-agenten-von-cia-und-fbi-beraten-kiew-35807724.bild.html) bahwa puluhan agen CIA dan FBI sedang menjalankan aksinya di Kiev. Laporan ini didasarkan pada "sumber keamanan Jerman" yang terpercaya bahwa pemerintah Jerman sedang mencari cara untuk melawan gerakan Washington. Menteri Luar Negeri Jerman, Steinmeier, baru-baru ini menyerukan (dalam bahasa Jerman) untuk menggelar konferensi Jenewa kedua untuk mengatasi situasi tersebut.

Tanpa intervensi Rusia dan tanpa dukungan Jerman, kampanye AS melawan Rusia tidak mungkin mencapai target sekunder berupa mengisolasi Rusia. Target utama, pelabuhan Sevastopol di Crimea, sudah hilang ketika pulau itu bergabung ke dalam Rusia melalui referendum konstitusional.

Apa yang tersisa untuk dilakukan rezim Washington yang haus perang dan kekuasaan itu adalah mencipta kekacauan lebih parah di Ukraina dan berharap bahwa entah bagaimana, kekacauan total itu akan memunculkan beberapa kesempatan baru yang berdampak (negatif) bagi Rusia. Namun, dikarenakan tidak adanya arah yang nyata, strategi ngawur itu juga kemungkinan bakal kandas.

Ukraina Diambang Perang Saudara

Image-879Ukraina Diambang Perang Saudara. Kondisi di Ukraina Timur semakin buruk. Pasukan Kiev terus melanjutkan operasi antiteror melawan pasukan bersenjata pro-Rusia yang juga tengah memperkuat barikade.

Seperti dimuat BBC, Minggu (4/5/2014), tentara Ukraina diterjunkan ke sejumlah kota pada Sabtu 3 Mei waktu setempat untuk mengambilalih penguasaan gedung dari kelompok bersenjata.

Akan tetapi di kota lain, Luhansk, pasukan pemberontak menyerang markas keamanan Ukraina. Militer Ukraina juga berusaha menghadapi serangan tersebut.

Bentrokan di bagian selatan Kota Odessa yang menewaskan 42 orang semakin panas pasca-kebakaran gedung pemerintah. Sejak itu, puluhan demontran turun ke jalan untuk mengecam jatuhnya korban jiwa.

Sementara demonstran pro-Rusia berkumpul di Trade Unions House Odessa pasca bentrok dengan aktivis pro-Ukraina. Kedua kelompok tersebut saling melempar bom molotov.

Juru bicara pemerintah Rusia menuding pemerintah Ukraina mendorong ekstimis nasionalis dan mengatakan kondisi tersebut menyebabkan rencana penyelenggaraan pemilu pada 25 Mei mendatang menjadi "tidak masuk akal".

Kekerasan yang terjadi di Odessa merupakan yang paling parah sejak Februari 2014 lalu, ketika 80 orang tewas dalam demonstrasi di Kiev menentang Presiden terguling Viktor Yanukovych.

Menlu AS John Kerry dan Menlu Rusia Sergei Lavrov kembali melakukan pembicaraan serius melalui telepon terkait krisis Ukraina. Lavrov mendesak Kerry untuk menekan Kiev agar menghentikan operasi militer, yang dia sebut berisiko "menyebabkan negara itu dalam konflik saudara".

Kerry mengatakan Moskow seharusnya berhenti mendukung separatis pro-Rusia dan memperingatkan kemungkinan diterapkan sanksi lanjutan dari negara Barat.

Menlu AS dan Rusia itu juga mendiskusikan kemungkinan keterlibatan Organisasi Keamanan dan Kerjasama Eropa (OSCE) dalam upaya menyelesaikan krisis Ukraina.

Sikap AS Dan Eropa Mulai Bikin Emosi Rusia

Image-878Sikap AS Dan Eropa Mulai Bikin Emosi Rusia. Rusia yang didesak para aktivis pro-Rusia di Ukraina timur untuk mengerahkan pasukan setelah militer Ukraina bertindak keras, menyampaikan keprihatinannya. Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov mengatakan situasi Ukraina terus memburuk.
Dia menyalahkan Amerika Serikat dan Eropa yang menyudutkan Rusia dan tidak bertindak untuk mencegah Ukraina melakukan kekerasan terhadap rakyatnya sendiri yang berbeda pendapat di Ukraina timur.
“Kami percaya bahwa kita harus memiliki interpretasi umum dari apa yang terjadi di Ukraina, tapi sayangnya kami tidak melihat bahwa Eropa dan Amerika Serikat waras dalam menilai,” kata Peskov kepada Moscow Times, semalam (4/5/2014).
”Rusia sedang mencoba untuk mencapai hasil yang nyata seperti yang kita lihat dalam kasus pelepasan pemantau OSCE (pemantau Eropa untuk krisis Ukraina), tetapi meskipun ada upaya kami, situasi di sana yang ada hanya semakin memburuk,” ujar Peskov.
Pekan lalu, Presiden Rusia, Vladimir Putin mengirim utusannya, Vladimir Lukin, ke Kota Slavyansk untuk membantu bernegosiasi pelepasan 12 pemantau OSCE. Usaha itu berhasil dan 12 pemantau itu dibebaskan Sabtu pekan lalu.
Rusia emosi
Namun, dia kecewa dengan AS dan Eropa yang menyalahkan Rusia, dan mengabaikan usaha Kremlin untuk meredam ketegangan di Ukraina timur dan tenggara. Tragedi pembakaran gedung di Odessa yang menewaskan 42 aktivis pro-Rusia Jumat malam lalu, menurut Peskov didalangi Ukraina dan negara-negara Barat.
Sementara itu, Sergei Mironov, politisi terkemuka Rusia menyerukan agar pasukan tempur Kremlin segera menyeberang ke perbatasan Ukraina.
”Penjahat fasis harus dihancurkan di sarang mereka sendiri! Kita perlu menempatkan pasukan di sana untuk membela saudara-saudara kita dan menghentikan bandit fasis,” ujar Mironov, yang namanya masuk dalam daftar tokoh Rusia yang dikenai sanksi oleh Uni Eropa.
Pihak Ukraina sendiri menuduh balik, bahwa tragedi di Odessa tidak lepas dari peran agen khusus Rusia. Mereka justru menuntut Rusia bertanggung jawab.

Media Jerman Sebut CIA Dan FBI Dibalik Kerusuhan Ukraina

Image-877Media Jerman Sebut CIA Dan FBI Dibalik Kerusuhan Ukraina. Puluhan agen FBI dan CIA Amerika Serikat (AS) terlibat dalam upaya Pemerintah Ukraina memerangi aktivis separatis pro-Rusia di Ukraina timur dan tenggara. Aksi intelijen AS di Ukraina itu diulas surat kabar Jerman, Bild.
Mengutip pejabat keamanan Jerman, media itu mengungkap bahwa pejabat Central Intelligence Agency (CIA) dan Federal Bureau of Investigation (FBI) menasihati pemerintah sementara Kiev bagaimana caranya meredam kerusuhan di negara itu.
Puluhan intelijen AS itu juga membantu presiden interim Ukraina, Oleksandr Turchynov untuk memerangi pemberontakan separatis di Ukraina timur dan tenggara, serta membuat sebuah sistem keamanan negara dari kejahatan terorganisir.
”Analis AS juga dikabarkan telah ditugaskan dengan tugas khusus untuk melacak nasib Presiden Ukraina terguling Viktor Yanukovych,” tulis Bild kemarin (4/5/2014).
Lacak dana Yanukovych

Sementara itu, Jaksa Agung AS, Eric Holder, mengatakan bahwa negaranya bertekad untuk membantu Ukraina menemukan dana miliaran dolar yang disebut dikorupsi Yanukovych dan kroni-kroninya.
”Semua agen AS di Ukraina bekerja dari Kiev, dengan tidak satupun dari mereka berada di Ukraina timur yang dilanda kekerasan baru-baru ini,” lanjut laporan media Jerman itu.
Pihak Gedung Putih pada Senin (5/5/2014) belum merespons laporan keterlibatan FBI dan CIA di Ukraina. Namun, Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Jen Psaki, pernah membantah peran intelijen AS di Ukraina. Kala itu, laporan serupa muncul dari pernyataan Yanukovych, bahwa pada pertengahan April 2014, direktur CIA, John Brennan melakukan perjalanan ke Kiev.
Gedung Putih mengakui hal itu, namun mengklaim itu kunjungan biasa dalam rangka lawatan ke Eropa. Kendati demikian Rusia tidak percaya dengan klaim itu. Mereka tetap curiga intelijen AS sudah bergerak di Ukraina.

30 Apr 2014

Milisi Pro-Rusia Serang Gedung-Gedung Pemerintah Ukraina

Image-7527

Milisi Pro-Rusia Serang Gedung-Gedung Pemerintah Ukraina. Kekerasan baru pecah di bagian timur Ukraina Selasa ketika ribuan pengunjuk rasa pro Rusia menyerbu gedung-gedung penting, memperdalam krisis di negara itu setelah Moskow menyerang balik sanksi-snaksi Barat bergaya "Tirai Besi".

Para pengunjuk rasa yang dipelopori oleh sekitar 30 pria bersenjata serbu Kalashnikov dan peluncur granat menyerang markas kepolisian regional di kota Lugansk, di bagian timur Ukraina, menaikkan suhu bertambah panas dalam konfrontasi Timur-Barat yang terburuk sejak Perang Dunia.

Mereka sebelumnya menguasai kantor kejaksaan regional, merobek bendera Ukraina dan menggantinya dengan bendera Rusia, yang dipersalahkan oleh Barat karena memanas-manasi kekisruhan di negara bekas Republik Soviet.

Sejumlah kota di bagian timur sekarang jatuh ke tangan para militan pro Rusia, yang memandang para pemimpin dukungan Barat di Kiev "fasis" yang tidak sah dan menginginkan kemerdekaan atau akses yang sama sekali palsu kepada Rusia.

"Kami tidak menginginkan junta Nazi ini yang telah merebut kekuasaan di Kiev. Kami menginkan anak-anak dan cucu-cucu kami tumbuh di Rusia," kata seorang mantan insinyur kepada kantor berita AFP ketika dia mensurvei kekerasan di Lugansk.

Sementara polisi gagal meredam kekerasan dan di beberapa kasus hanya berjaga-jaga, Presiden sementara Ukraina Oleksandr Turchynov menyesalkan apa yang dia sebut "mereka diam saja" dan "melakukan pengkhianatan".

Setelah beberapa jam di bawah pengepungan, polisi di Lugansk meninggalkan markas dan senjata mereka kepada para pengunjuk rasa pro Rusia Selasa malam. Para perwira, yang telah gagal berusaha memadamkan aksi pemerotes dengan granat dan gas air mata, meninggalkan gedung tak bersenjata setelah berjam-jam bernegosiasi mengenai nasib senjata mereka.

"Mereka belum matang, mereka berjumlah 18 dan merasa ketakutan," kata seorang pria bersenjata yang menolak memberikan namanya kepada kantor berita AFP.

"Kami di sini melindungi orang-orang," katanya memegang senjata Kalashnikov. "Kami tidak akan pernah menjadi orang pertama yang menembak."

Kekisruhan paling akhir itu menyusul peristiwa-peristiwa mencekam Senin di Donetsk, tempat para perman pro Rusia yang bersenjata alat-alat pemukul basebll, pisau dan kembang api menyerang unjuk rasa pro Ukraina. Persitiwa itu mencederai sejumlah orang.

27 Apr 2014

Konspirasi AS Atas Peperangan Dan Perdamaian Dunia

Image-862Konspirasi AS Atas Peperangan Dan Perdamaian Dunia. Di satu kutub dunia ini telah terjadi monopoli perang dan perdamaian pada saat yang sama. Pasca perang dingin, Amerika melakukan menopoli ini. Dengan berbagai alibi AS menggelar perang dengan nama perang legal bersama atau yang manipulasi legalitas atau mobilisasi dunia retro aktif.

Dalam konferensi perdamaian yang diikuti oleh pihak negara-negara Arab berhadapan dengan negara Yahudi di Madrid, Washington sudah mulai melakukan monopoli dalam mensponsori pembicaraan perundingan damai. Meski Moskow ikut dalam perundingan namun mereka grogi karena masa lalu Uni Sovietnya.

Dalam perang Ramadhan 1973 (antara Arab dan 'Israel'), Amerika yang mensponsorinya setelah Anwar Sadat memutuskan untuk mengasingkan pakar-pakar Rusia dan mengumumkan bahwa 99 persen permainan politik dikuasai oleh Amerika.

Saat itu ada yang mengatakan, presiden Amerika meminta Pentagon mengirim semua pejabat AS yang bisa terbang ke Tel Aviv setelah hari pertam perang tersebut. Setelah perang itu, kompas militer beralih ke politik dan Amerika menjadi sponsor tunggal dalam perjanjian Cam David dan diteken di taman Gedung Putih dan bukan di PBB.

Sampai kini pun, perundingan perdamaian antara Palestina dan 'Israel' masih menjadi monopoli Amerika. Setelah lawatan bolak balik Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry dan Menlu AS sebelumnya, perundingan itu makin hari terlihat sulit dan menjadi sia-sia.

Perundingan itu sangat kentara murni buatan Amerika. Namun perubahan internasional seperti yang terjadi belakangan mulai menyadarkan pikiran politik Arab bahwa “planet kita” tidak lagi harus menjadi tawanan dari dunia satu kutub.

Kegagalan perundingan 'Israel' – Palestina saat ini seakan mengingatkan kisah penggembela kambing dan srigala. Penggembela pergi dan korban ditinggalkan dimakan srigala.

Meski perundingan sudah gagal dan digelar berkali-kali, itu tetap digelar lagi. Meski sudah ‘pingsan’, perundingan dibangkitkan kembali oleh Amerika untuk masuk dalam incubator. Penyebabnya Cuma satu; monopoli Amerika terhadap perang dan perdamaian yang berpihak dan tidak netral.

Ukraina: Rusia Memulai Perang Dunia III

Image-861Ukraina: Rusia Memulai Perang Dunia III. Perdana Menteri Ukraina, Arseny Yatseniuk, pada Jumat (25/4/2014) menuduh Rusia ingin meletuskan Perang Dunia III. Dia juga menuduh Rusia ingin menduduki Ukraina secara militer dan politik.

”Dunia belum melupakan Perang Dunia II, namun Rusia sudah ingin memulai Perang Dunia III,” kata Yatseniuk dalam sambutannya di rapat kabinet Ukraina yang disiarkan stasiun televisi setempat secara langsung.

“Upaya konflik militer di Ukraina akan mengarah pada konflik militer di Eropa,” lanjut dia seperti dilansir Reuters. Pernyataan pejabat Ukraina yang memulai menggunakan istilah perang dunia itu baru pertama kali muncul setelah Ukraina dan Rusia saling mengerahkan pasukan perang di dekat perbatasan dua negara di sekitar Ukraina timur.

Yatseniuk meledek pihak Moskow dengan sebutan “gangster” yang menudukung “teroris”. Sebutan teroris itu dialamatkan kepada kelompok demonstran bersenjata pro-Rusia di Ukraina timur.

”Jelas bahwa tujuan Rusia adalah untuk menghancurkan pemilu di Ukraina, menghapus pemerintahan pro-Barat dan pro-Ukraina, serta menduduki Ukraina secara politik dan militer,” imbbuh Yatseniuk.

Rusia tuduh balik Ukraina

Ukraina berencana untuk mengadakan pemilu untuk menggantikan Presiden Viktor Yanukovich yang digulingkan pada 25 Mei 2014. Namun, sejumlah wilayah di Ukraina timur, namun timur yang didominasi warga berbahasa Rusia menuntut referendum untuk pisah dari Ukraina. Para demonstran pro-Rusia yang menuntut referendum itu telah merebut berbagai gedung pemerintah.

Rusia telah membantah keterlibatannya dalam kekacuan di Ukraina timur. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menuduh balik bahwa pemerintah baru Ukraina yang telah melakukan kejahatan berdarah di Ukraina timur. Dia yakin Pemerintah Ukraina akan diadili. (Baca: Menlu Rusia: Ukraina lakukan kejahatan berdarah)

”Mereka (Kiev) mengobarkan perang terhadap rakyat mereka sendiri. Ini adalah kejahatan berdarah dan orang-orang yang mendorong aksi militer untuk melakukan itu akan membayarnya. Saya yakin, (mereka) akan diadili,” kata Lavrov, di Moskow.

Korea Utara Persiapkan Diri Perarang Lawan AS

Image-860Korea Utara Persiapkan Diri Perarang Lawan AS. Kim Jong-un, pemimpin Korea Utara, mendesak serdadunya untuk mempersiapkan diri berperang melawan AS, jelang akhir kunjungan dua hari Presiden Barrack Obama ke Seoul, Korea Selatan.

Korean Central News Agency (KCNA), kantor berita dan corong resmi pemerintah Korut, memberitakan; "Sayang! Panglima Tertinggi Kim Jong-un mengatakan tidak ada yang lebih penting daripada mempersiapkan diri untuk bertempur, saat kita menghadapi konflik tak berujung dengan Amerika Serikat."

Jong-un seperti biasa mengunjungi pasukan yang mengawasi instalasi militer, dan mencermati kegiatan mereka. KCNA juga melaporkan dalam kunjungan kali ini, Jong-un tidak lagi memuji tentaranya, tapi melancarkan kritik.

"Kim Jong-un melihat kurangnya kesiapan tempur menghadapi Korut," demikian KCNA. "Ia juga melihat unit-unit yang relevan dengan pertempuran berada jauh dari medan perang."

Namun, menurut KCNA, Jong-un bisa memaklumi mengapa prajuritnya melakukan semua itu. Berbeda dengan prajurit Korse, serdadu Korut kerap mencari cara meningkatkan kesejahteraannya.

"Namun mereka harus selalu mengutamakan kesiapan bertempur," kata Jong-un.

Obama, dalam tur keduanya di Asia, beberapa kali melontarkan komentar yang membuat telinga Kim Jong-un merah padam. Akibatnya, Semenanjung Korea tegang, dan militer Korsel dan Korut bersiaga di perbatasan.

Terlebih, setelah terdengar kabar adanya aktivitas di lokasi uji nuklir Korut. Obama merespon kabar ini dengan kecaman.

17 Apr 2014

Militer Rusia Ungguli AS

Image-839Militer Rusia Ungguli AS. Rusia menghabiskan proporsi belanja persenjataan yang lebih tinggi dibandingkan Amerika Serikat (AS) pada 2013 lalu untuk pertama kalinya. Pengeluaran pertahanan Rusia melonjak 4,8 persen menjadi 88 miliar dolar AS untuk pertama kalinya pula sejak 2003.

Laporan ini disajikan oleh Badan Peneliti Internasional terkemuka yang menyoroti ambisi kebangkitan militer Moskow dalam menghadapi Barat atas klaim mereka di Ukraina.

Negara-negara Barat, termasuk Inggris dan AS mengurangi anggaran pertahanannya, sedangkan Rusia meningkatkannya. Rusia menggenjot penggunaan pendapatan domestik bruto (PDB) untuk militer, menurut analisis Stockholm International Peace Research Institute (Sipri).

"Peningkatan belanja militer di negara-negara maju dan berkembang terus berlanjut," ujar Direktur Program Pengeluaran Militer Sipri, Sam Perlo Freeman, dilansir dari the Guardian, Senin (14/4).

Negara lain yang meningkatkan belanja senjatanya adalah Cina dan Saudi Arabia. Meski demikian, pengeluaran militer dunia secara total turun 1,9 persen menjadi 1,75 triliun dolar AS per 2013. Inggris merupakan negara dengan belanja militer terendah.

Berdasarkan rencana pemerintah, Moskow akan menghabiskan 705 miliar dolar AS untuk menggantikan 70 persen peralatan militernya hingga 2020 nanti.

Meskipun angkatan bersenjata Rusia sudah dinyatakan sebagai salah satu yang terbesar di dunia, namun negara ini terus berambisi untuk melakukan modernisasi senjata.

Diambang Perang, Rusia Uji Coba Rudal Balistik

Image-838Diambang Perang, Rusia Uji Coba Rudal Balistik. Konflik di Ukraina, kian memanas. Namun, di tengah meningkatnya ketegangan di salah satu negara pecahan Uni Sovyet tersebut, Rusia justru menguji coba rudal balistik antar-benua terbaru (ICBM).

"Rusia menghubungi Otoritas AS sebelum uji coba peluncuran rudal balistik terbaru untuk menjaga keberadaan perjanjian senjata," ungkap Juru Bicara Kementerian Pertahanan Amerika Serikat atau Pentagon Kolonel Steven Warren di Washington DC, seperti dilansir AFP, Rabu (16/4/2014).

Warren menjelaskan, uji tembak rudal ICBM itu berlangsung pada Senin 14 April 2014. "Peluncuran ini merupakan uji rutin dengan sebelumnya memberitahu peluncuran ICBM. Pemberitahuan dilakukan sebagaimana yang disyaratkan dalam perjanjian START baru," imbuh Warren.

Ia memaparkan, secara rutin AS dan Rusia memang melakukan uji tembak ICBM dan SLBMS. Namun, Juru Bicara Pentagon tersebut tak menentukan dengan tepat jenis rudal yang diluncurkan Rusia.

Sebelumnya, tepatnya pada 4 Maret silam, Rusia menembakkan Topol ICBM dari wilayah Astrakhan di selatan negara itu. Rudal ini mampu membawa hulu ledak nuklir.

Sekalipun muncul ketegangan baru antara AS dan Rusia atas aneksasi Kremlin terhadap wilayah Krimea berikutnya sanksi-sanksi yang dikenakan oleh Washington, 2 bekas musuh Perang Dingin ini terus menjalin kerja sama militer. Terutama di daerah-daerah tertentu dan eksplorasi ruang angkasa.

Rusia juga mengizinkan konvoi AS melewati wilayah Rusia untuk memasok pasukan di Afghanistan. - (*afp/lip6)

15 Apr 2014

Media Rusia: Pesawat MH370 Mendarat Di Afganistan

Image-833Media Rusia: Pesawat MH370 Mendarat Di Afganistan.  Seiring berlarut-larutnya pencarian pesawat MH370 yang tidak kunjung ditemukan, spekulasi masih terus berputar liar di media massa. Spekulasi terbaru, pesawat Malaysia Airlines itu disandera di Afganistan.

Laporan ini disampaikan oleh harian Rusia Moskovsky Komsomolets, seperti diberitakan International Business Times, akhir pekan lalu. Mengaku mendapat informasi dari intelijen Rusia, koran ini mengatakan bahwa pesawat itu dibajak.

"Pilotnya tidak bersalah. Pesawat dibajak oleh teroris tidak dikenal. Kami tahu bahwa nama teroris yang memaksa pilot adalah "Hitch". Pesawat ada di Afganistan, tidak jauh dari Kandahar dekat perbatasan Pakistan," kata sumber.

Sumber juga mengatakan bahwa pesawat mendarat dengan keras di jalanan dekat pegunungan dengan keadaan sayap rusak. Dikatakan bahwa seluruh penumpang selamat dan disandera di tempat terpisah dalam keadaan kekurangan makanan.

Sebanyak 20 penumpang yang merupakan ahli dari Asia ditahan di tempat terpisah di Pakistan. Mereka akan dijadikan "barang" pertukaran dengan Amerika Serikat dan Tiongkok.

Jumlah kali ini kemungkinan berhubungan dengan teori spekulasi sebelumnya. Dikatakan bahwa anggota illuminati Jacob Rothschild menyandera MH370 untuk mendapatkan kepemilihan tunggal atas hak paten sebuah semikonduktor.

Malaysia Chronicle memberitakan, Rothschild mengincar kepemilikan atas drone robot pembunuh yang bisa digunakan para operasi militer milik perusahaan Freescale Semiconductor Ltd.

Menurut Freescale, 20 orang yang terdiri dari 12 warga Malaysia dan 8 Tiongkok di antara penumpang adalah pegawai mereka. Belum dapat dipastikan kebenaran berita-berita ini.

Sebelumnya juga berita konspirasi semacam ini berkembang di media. Phillip Woods, salah satu penumpang yang juga karyawan IBM dilaporkan berhasil mengirimkan pesan bahwa mereka disandera di pangkalan militer Amerika Serikat di Diego Garcia.

Woods, tulis beberapa media, berhasil memasukkan iPhone 5 miliknya ke dalam anus ketika personel militer membajak pesawat itu. Cerita ini didukung oleh foto gelap gulita yang diduga diambil Woods di tempat penyekapannya.

Kisah Woods ini dibantah oleh Amerika Serikat yang mengatakan bahwa tidak ada indikasi bahwa MH370 terbang di antara Maladewa atau Diego Garcia. Foto dalam cerita itu juga diketahui diambil dari laman berbagi foto 4chan.org. (*MoskovskyKomsomolets)

12 Apr 2014

''Senjata Gas'' Rusia Bikin Eropa Panik

Image-825''Senjata Gas'' Rusia Bikin Eropa Panik. Surat peringatan dari Presiden Rusia, Vladimir Putin, bahwa pasokan gas dari Moskow ke negara-negara Eropa Barat membuat Uni Eropa ketir-ketir. Kanselir Jerman, menyatakan Uni Eropa sangat serius merespons surat dari Putin itu.
Surat Putin itu berisi, bahwa pembengkakan utang pembelian gas oleh Ukraina kepada Rusia bisa memicu tersendatnya pasokan gas ke berbagai negara Eropa. Surat yang dianggap sebagai jurus “perang gas” ala Rusia itu ditujukan kepada 18 pemimpin negara-negara Eropa.
”Ada banyak alasan untuk serius dalam mempertimbangkan pesan (surat). Dan Eropa memberikan respon bersama,” tulis kantor berita Itar-Tass, mengutip pernyataan Merkel, semalam (11/4/2014).
Merkel, bahkan akan membahas peringatan dari Putin itu dalam pertemuan khusus dengan para pemimpin Uni Eropa pada Senin nanti. Berbicara di Athena, Merkel menekankan bahwa harga gas alam harus dinegosiasikan.
Dia juga mengatakan bahwa Komisaris Energi Uni Eropa, Gunther Oettinger, dan perwakilan dari negara-negara Eropa harus berbicara dengan produsen gas terbesar Rusia, Gazprom.
”Ketika kita mengambil semua langkah ini, kita dapat yakin bahwa kita telah mencapai respon bergabung untuk negara-negara yang menghadapi masalah ini karena mereka mendapatkan gas dari Gazprom,” kata Merkel.
Strategi Putin
Dia menegaskan, bahwa negara-negara Eropa ingin menjadi konsumen yang baik dari perusahaan gas Rusia itu. Namun, dia juga butuh kepastian pasokan gas tersebut tidak tergganggu.
Kisruh gas yang menjalar ke Uni Eropa itu muncul setelah terjadi kudeta di Ukraina. Sejak sekutu Rusia, Viktor Yanukovych digulingkan, Gazprom menghentikan diskon dan menetapkan harga gas baru sebesar USD485 per 1.000 meter kubik.
Dengan harga baru itu, Ukraina menyatakan tidak akan membayar, termasuk utang mereka selama ini dengan alasan tidak mampu. Putin, akhirnya mengeluarkan surat kepada belasan negara Uni Eropa yang juga konsumen gas Rusia, bahwa risiko utang Ukraina berpotensi pada tersendatnya pasokan gas ke Uni Eropa.

11 Apr 2014

Perang Rusia vs NATO, Bisa Pecah Setiap Saat

Image-818Perang Rusia vs NATO, Bisa Pecah Setiap Saat. Penumpukan pasukan militer yang dilakukan Amerika Serikat dan NATO sebagai persiapan menghadapi Rusia terkait krisis Ukraina kemungkinan besar akan memicu sebuah perang habis-habisan (Armageddon).

Tindakan AS dan NATO dengan menempatkan pasukan dalam jumlah banyak di kawasan Baltik telah menghancurkan kepercayaan pemerintah Rusia dan berpotensi menuju perang,” demikian isi laporan dinas rahasia Rusia, Sluzhba Vneshney Razvedki (SVR), dilansir Inter-fax, Kamis (10/04/2014).

SVR dalam laporannya menilai, AS telah mengambil langkah provokatif militer melawan Rusia.

Langkah NATO mengerahkan pasukan militer di perbatasan Rusia telah melanggar perjanjian NATO dan Rusia tahun 1997 serta Konvensi Montreux.

Di laporan itu juga ada saran kepada Presiden Rusia, Vladimir Putin, untuk mempersiapkan segala sesuatu, termasuk kemungkinan paling buruk, yakni perang habis-habisan dengan NATO.

AS sendiri mengalami banyak kegagalan menekan Rusia dan kini kehilangan pengaruh ekonomi Rusia yang sudah menghilangkan dollar dalam transaksi perdagangannya.

NATO: Rusia Siapkan Perang Besar

Image-817NATO: Rusia Siapkan Perang Besar. Citra satelit NATO mengungkapkan kesiapan perang pasukan Rusia di perbatasan Ukraina. Foto-foto yang dirilis dari citra satelit menunjukkan, tank, kendaraan lapis baja, artileri, pesawat dan 40.000 tentara Rusia siaga di 100 situs dan siap memasuki Ukraina.
Foto-foto itu dirilis kemarin. ”Ini adalah kekuatan yang sangat mampu (untuk perang), pada kesiapan yang tinggi, seperti yang kita telah tunjukkan melalui gambar citra satelit,” kata komandan militer Inggris, Gary Deakin saat briefing di markas militer NATO, di Mons, selatan Belgia.
”(Rusia) ini memiliki sumber daya yang dapat bergerak cepat ke Ukraina jika diperintahkan untuk melakukannya,” lanjut Deakin, seperti dikutip Telegraph, Jumat (11/4/2014).
Jika pemimpin politik Rusia mengambil keputusan untuk mengerahkan pasukannya ke Ukraina, maka pasukan Rusia lapis pertama bisa beraksi dalam waktu 12 jam. Gambar-gambar persiapan militer Rusia itu, bersumber dari citra satelit komersial DigitalGlobe.
Rusia membantah
Sementara itu, seorang pejabat Rusia, yang dikutip kantor berita Pemerintah Rusia mengatakan, foto-foto itu merupakan kegiatan militer Rusia pada Agustus 2013. Rusia membantah pasukannya siaga perang di perbatasan Ukraina.
Sebaliknya Rusia menuduh NATO mengobarkan ketegangan untuk menggalang dukungan. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Aleksandr Lukashevich, seperti dikutip Rusia Today, juga membantah jika pasukan Rusia siaga perang di perbatasan Ukraina.”Tidak ada kegiatan militer yang dilakukan oleh Rusia,” katanya.
”Hal ini telah dikonfirmasi oleh kelompok pengawas dari Denmark, Jerman, Polandia, Austria dan Swedia, yang berada di Ukraina dari 20 Maret hingga 2 April 2014. Kelompok itu juga mengunjungi Kharkov, Donetsk, Mariupol, Nikolaev dan wilayah Odessa,” lanjut Lukashevich, mengacu sejumlah wilayah timur Ukraina yang tengah memanas.

Kapal Penghacur AS Merapat Ke Ukraina

Image-816Kapal Penghacur AS Merapat Ke Ukraina. Kapal penghancur USS Donald Cook, milik militer Amerika Serikat (AS) telah menyeberangi Bosphours dan memasuki Laut Hitam untuk mendekat ke wilayah Ukraina.
Kedatangan kapal yang dilengkapi sistem pertahanan rudal Aegis itu membangkitkan kemarahan Rusia yang tengah bersitegang dengan Ukraina.
Departemen Pertahanan AS mengatakan, misi kapal perang itu untuk meyakinkan sekutu NATO dan sekutu AS di kawasan Laut Hitam untuk memantau situasi di Ukraina. ”Ini menunjukkan komitmen kami terhadap sekutu kami guna meningkatkan keamanan dan kesiagaan,” kata juru bicara departemen itu, Kolonel Steven Warren dalam sebuah pernyataan, semalam (10/4/2014) seperti dikutip Rusia Today.
Namun sumber-sumber di militer Rusia meyakini, langkah kapal perang AS itu merupakan bagian dari misi sistematis NATO untuk mengobarkan perang laut.
”Apa yang kita lihat adalah bahwa untuk pertama kalinya sejak tahun 2008, NATO menciptakan kelompok pertempuran laut di luar perbatasan Rusia, " kata sumber itu, seperti dikutip kantor berita Interfax.
Pernyatan itu mengacu kepada masuknya kapal pengintai Perancis, Dupuy de Lome dan Dupleix yang dijadwalkan tiba minggu depan. Kapal Perancis lainnya, Alize, juga diketahui berada di cekungan Laut Hitam sejak akhir bulan lalu.
”Tujuan dari ini adalah untuk memberikan dukungan moral bagi rezim di Kiev, tetapi juga sebagai demonstrasi kekuatan untuk membuat Rusia datang ke tumit (terpancing). Tapi kapal juga akan mengumpulkan informasi tentang aktivitas militer Rusia di Crimea dan di perbatasan Ukraina,” lanjut sumber itu.
Sedangkan Armada Laut Hitam Rusia ditempatkan di Sevastopol, Crimea, setelah wilayah itu resmi menjadi bagian dari Federasi Rusia setelah menggelar referendum pada bulan lalu.
Kemarahan Rusia dengan manuver kapal perang USS Donald Cook, sejatinya sudah terjadi sejak awal tahun ini. Yakni, ketika kapal itu tiba di Eropa dan ditentang Moskow.
Moskow mengatakan bahwa gerakan Angkatan Laut NATO sejak awal krisis Ukraina pada akhir tahun lalu telah melanggar Konvensi Montreux tentang gerakan Angkatan Laut di Laut Hitam. Menurut perjanjian itu, kapal perang dari negara-negara non-Laut Hitam hanya bisa tinggal sampai 21 hari berturut-turut. Namun, faktanya kapal perang USS Taylor melewati batas perjanjian.
Kementerian Luar Negeri Rusia, menyatakan bingung atas pelanggaran perjanjian itu. ”Turki (yang mengurus perjanjian) tidak memberitahu kami tentang perpanjangan izin kapal itu. Kami telah menyatakan keprihatinan kami kepada  Turki dan AS dalam sebuah catatan verbal,” bunyi pernyataan kementerian itu dalam situs resminya.

Rusia Tuduh NATO Biang Kisrus Ukraina

Image-811Rusia Tuduh NATO Biang Kisrus Ukraina. Giliran Rusia menuding Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) sebagai biang kisruh Ukraina. "NATO seolah buta ihwal kelompok ekstrem di Ukraina," kata pernyataan Kementerian Luar Negeri Rusia sebagaimana warta AP pada Kamis (10/4/2014).

Rusia menilai NATO menjadi wasit sekaligus pengadil di Kosovo dan Libya. "Tapi, dalam kasus Ukraina, Rusia tidak mendengar pernyataan Sekretaris Jenderal NATO menetapkan agenda konstruktif menormalkan situasi di Ukraina,"kata pernyataan itu.

Rusia juga memberikan penilaian kalau Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen melakukan standard ganda. "NATO menggunakan kasus Ukraina untuk menyalahkan Rusia,"kata pernyataan itu lagi.

Hingga berita ini diunggah, pihak NATO belum merilis pernyataannya.

Rusia Ancam 18 Negara Eropa

Image-810Rusia Ancam 18 Negara Eropa. Presiden Rusia Vladimir Putin, Kamis (10/4/2014), mengirimkan surat kepada 18 pemimpin Eropa yang isinya memperingatkan bahwa Rusia bisa memangkas pasokan gas untuk Ukraina.

"Jika Ukraina tidak menyelesaikan tagihan gas sebesar 2,2 miliar euro, maka Gazprom akan memaksa Ukraina membayar uang muka pengiriman gas," ujar Putin dalam suratnya itu.

"Jika pernjanjian pembayaran tetap dilanggar maka pengiriman gas bisa seluruhnya atau sebagian dihentikan," ancam dia.

Namun, dalam surat yang sama Putin menyarankan agar Moskwa dan Uni Eropa bekerja sama untuk memulihkan kondisi ekonomi Ukraina yang nyaris bangkrut itu.

"Rusia siap untuk berpartisipasi dalam upaya untuk menstabilkan dan memperbaiki perekonomian Ukraina namun hanya dalam 'situasi yang setara' dengan Uni Eropa," tambah Putin.

Surat Putin itu dikirim Kremlin ke 18 kepala pemerintahan Eropa yang mendapatkan pasokan gas dari Rusia dan kemungkinan besar akan terpengaruh jika Rusia memangkas pasokan gasnya yang dialirkan lewat Ukraina.

Surat Putin itu antara lain dikirim ke pemerintah Perancis, Jerman, Polandia, Yunani, Serbia, Austria, Kroasia, Slovenia, Bulgaria dan Italia.

Negara lain yang juga menerima surat Putin itu adalah Moldova, Romania, Turki, Hongaria, Slovakia, Makedonia, Republik Ceko serta Bosnia dan Herzegovina.

2 Apr 2014

Rusia: NATO Telah Memulai Perang Dingin

Image-782Rusia: NATO Telah Memulai Perang Dingin. Rusia pada Rabu menuduh NATO mengikuti naluri Perang Dingin sesudh persekutuan pertahanan Atlantik utara itu menghentikan semua kerjasama dengan Moskow akibat kemelut Krim.

"Naluri dasar Perang Dingin bangkit di NATO, yang kemudian memengaruhi upayanya," kata halaman resmi Twitter Rusia kepada NATO mengutip keterangan duta Alexander Grushko.

"Persekutuan itu berada di bawah ancaman! Sepertinya, pembayar pajak harus membayar untuk permainan tentara," katanya.

Sekretaris jenderal persekutuan Barat itu, Anders Fogh Rasmussen, pada Selasa menyatakan NATO menghentikan semua kerja sama nyata dengan Rusia, militer dan sipil, atas "pencaplokan cepat" Moskow terhadap semenanjung Krim dan pengerahan pasukan di dekat perbatasan Ukraina.

Selain itu, persekutuan tersebut memerintahkan perencana tentara merancang langkah memperkuat pertahanannya dan menjamin negara gugup di Eropa timur.
Wakil Perdana Menteri Dmitry Rogozin mencemooh pengumuman itu, dengan menanggapi bahwa itu dibuat pada hari April Mop.

"Terakhir kali (pada 2008), mereka pembekuan tiga bulan dan dicairkan pada Desember," katanya, merujuk pada perang singkat Rusia dengan Georgia tetangganya.
"Yang bisa saya katakan ialah itu Perang Dingin, sehingga mereka masih beku," katanya di Twitter.

Rusia menarik batalion infanteri bermotor dari daerah dekat perbatasan timur Ukraina, kata juru bicara Kementerian Pertahanan Rusia seperti dikutip kantor berita negara pada Senin.

Mereka tidak menjelaskan apakah tentara Rusia dari batalion lainnya di dekat tapal batas itu juga akan ditarik.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat John Kerry dalam pembicaraan pada Minggu dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan kemajuan dalam menyelesaikan kemelut atas Ukraina tergantung pada penarikan pasukan dari perbatasan tersebut.

Kementerian Pertahanan Ukraina pada Senin menyatakan melihat penarikan bertahap pasukan Rusia dari perbatasannya, yang mungkin terkait dengan dorongan terbaru Washington untuk penyelesaian diplomatik atas kemelut terburuk Timur-Barat sejak Perang Dingin itu.

"Dalam beberapa hari belakangan, pasukan Rusia secara bertahap menarik diri dari perbatasan," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Ukraina Oleksiy Dmytrashkivskiy dalam wawancara telepon.

Dmytrashkivskiy mengatakan tidak bisa memastikan jumlah tentara dalam penarikan itu atau yang masih di perbatasan Rusia dengan bekas satelit Soviet tersebut.