Sebuah milisi anti-Taliban di perbatasan Pakistan pada hari Kamis (10/3) mengancam akan bergabung dengan Taliban jika pemerintah tidak memberikan ransum dan amunisi dalam kurun waktu satu minggu, demikian dilansir media setempat.
"Kami tidak lagi mampu memerangi mereka (Taliban) sendirian," kata Haji Dilawar Khan, pemimpin milisi Laskar Qaumi Amn, kepada Express Tribune, selang satu hari setelah terjadi pengeboman bunuh diri di sebuah upacara pemakaman di Adezai yang menewaskan setidaknya 37 orang.
"Kami memerlukan dukungan dari pemerintah," tambahnya.
Khan memberikan tenggat waktu kepada pemerintah untuk mendukung milisi yang dipimpinnya.
"Jika pemerintah tidak menyetujui permintaan kami dalam waktu dua hari, mereka harus membiarkan kami bergabung dengan Taliban," kata Khan saat para sukarelawan milisi tersebut meminta dukungan materi dan pendanaan.
Pekan lalu, Laskar Qaumi Amn menyatakan bahwa pemerintah Pakistan tidak mendukung perjuangan kelompok tersebut dalam melawan Taliban karena sebelumnya pernah menjanjikan amunisi dan ransum.
Menteri Senior Khyber-Pakhtunkhwa Bashir Bilour, yang sebelumnya menyatakan bahwa pemerintah tidak membutuhkan kelompok milisi, berjanji bahwa pemerintah akan menegosiasikan perihal tersebut dengan kelompok itu dalam waktu dekat.
Desa Adezai terletak di dekat Peshawar, tak jauh dari kawasan suku yang berbatasan dengan Afghanistan. Di kawasan tersebut, Taliban amat kuat.
Kawasan itu menjadi rumah bagi sejumlah laskar suku yang dibentuk dengan dukungan dari pemerintah. Mereka dibentuk untuk melawan Taliban.
Menurut Khan, meski kurang mendapat dukungan dari pemerintah, milisinya mampu merebut Matani dari kendali Taliban.
Pekan lalu, milisi yang dipimpin Khan mengancam akan menghentikan perlawanan terhadap Taliban jika pemerintah tidak memberikan ransum dan amunisi dalam kurun waktu satu minggu.
Dalam sebuah konferensi pers, Khan mengaakan bahwa pemerintah Pakistan menerapkan "kebijakan ambigu" terhadap Taliban di Adezai. Ia menuding para anggota dewan setempat mendukung Taliban.
"Anggota parlemen setempat dari Partai Nasional Awami tidak mendukung para sukarelawan laskar melawan Taliban karena mereka bukan pendukung partai," kata Khan.
Menurutnya, suku-suku di Adezai membentuk laskar tersebut pada tahun 2008 atas perintah dari pemerintah Pakistan.
"Sejauh ini, ada 47 orang anggota kami, di antaranya mantan pemimpin laskar, Haji Abdul Malik, dan sejumlah komandan lainnya, yang terbunuh dalam ledakan, serangan, dan baku tembak dengan militan," kata Khan.
Menurutnya, saat laskar itu dibentuk, petugas kepolisian ibu kota, Dr. Suleman, dan mantan komisaris polisi, Azam Khan, meyakinkan mereka bahwa mereka akan diberi ransum, persenjataan, dan amunisi. "Tapi, komitmen itu tidak juga diwujudkan," kata Khan.
Khan mengatakan, ada persenjataan yang diberikan kepada mereka, namun para sukarelawan kekurangan amunisi dan ransum. "Para sukarelawan terpaksa menjual properti mereka untuk membeli amunisi," tambah Khan.(SM)