Showing posts with label Asian. Show all posts
Showing posts with label Asian. Show all posts

17 Apr 2013

Darimana Korut Dapat Sumber Dana Untuk Program Nuklinya?

Image-16Darimana Korut Dapat Sumber Dana Untuk Program Nuklinya? - Ada alasan sejarah pernah menjuluki Korut sebagai ‘Kerajaan Hermit’, istilah untuk negara yang menutup dirinya dari mata dunia. Baik secara metafora maupun fisik. Tadinya, seluruh Korea adalah Kerajaan Hermit. Namun kini hanya Korut.

Sulit memperoleh informas dari negara yang resminya menyebut diri sebagai Democratic People’s Republic of Korea (DPRK) itu. Apalagi, mencari tahu dari mana mereka memperoleh uang. Akhirnya, banyak yang bermain tebak-tebakan.

Apakah Korut aktif di pasar gelap? Banyak yang menduga demikian. Sebab, pemerintahnya juga enggan melansir neraca perdagangan negara. Namun, sejumlah media melakukan riset tentang cara Pyongyang mengumpulkan pundi-pundinya.

Sebelum 1970-an, Korut merupakan salah satu dari dua sentra industri terbesar Asia, selain Jepang. Meski bukan anggota, Korut diizinkan mengambil untung dari Dewan Bantuan Ekonomi Bersama, sebuah serikat perekonomian internal Uni Soviet.

Begitu Uni Soviet runtuh dan rangkaian bencana alam menimpa, secara perlahan sektor industri Korut turus turun. Uni Soviet juga tak lagi memberikan minyaknya pada Korut. Sektor pertanian melemah sejak 1980-an.

“Mereka terlalu bergantung pada pupuk. Tanahnya sudah tak bisa ditanami lagi, orang-orangnya sudah lelah, dan peralatan jadi rusak,” ujar Jim Hoare dari London’s School of Oriental and African Studies (SOAS).

Krisis listrik kemudian menjadi ujian selanjutnya negara itu. Pyongyang beralasan, inilah sebab utama mereka melaksanakan program nuklir. Bukannya teratasi, sanksi internasional malah mengalir.

Seperti orang putus asa, Korut mulai melakukan apa saja agar bisa menghidupi rakyat. Kabarnya, dalam beberapa tahun terakhir negara komunis ini juga berdagang heroin dan methamphetamine.

Secara keseluruhan, kondisi perekonomian Korut tak bagus. Badan Itelijen AS (CIA) World Factbook, kumpulan data untuk badan-badan pemerintahan Amerika Serikat (AS) menyebutkan, Korut menghadapi masalah ekonomi yang kronis.

“Sektor industrinya sudah rusak parah karena bertahun-tahun kekurangan dana, suku cadang, dan perawatan yang memprihatinkan. Seluruh penghasilan yang bisa untuk investasi dan konsumsi rakyat, digunakan untuk militer,” demikian CIA World Factbook.

Berdasarkan riset Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) dari data 1999, PDB Korut per 2011 diperkirakan mencapai US$1.800 per kapita. Ini lebih tinggi 0,8% ketimbang perkiraan PBB yang US$506 dan pertumbuhan minus 0,1%.

Sebagai perbandingan, CIA World Factbook memperkirakan PDB per kapita tetangganya, Korea Selatan (Korsel) per 2011 mencapai US$31.700 dengan pertumbuhan 3,6%. Pada 2012, PDB Korsel US$32.400 dan pertumbuhan 2%.

Perindustrian utama Korut adalah produk militer, mesin, tenaga listrik, kimia, pertambangan, tekstil, pengolahan makanan, dan pariwisata. Ekspor utamanya, mineral, persenjataan, tekstil, pertanian, perikanan dan banyak lagi.

Impornya meliputi bahan bakar, batu bara, mesin dan peralatan, tekstil, serta biji-bijian. Industri diperkirakan mencapai lebih dari setengah total PDB negara ini. Kemudian sektor jasa dan pertanian.

Kementerian Unifikasi Korsel menyebutkan, perdagangan kedua negara per 2011 mencapai US$1,7 miliar. Diantaranya, US$914 juta bersifat inbound dan US$800 juta outbound. Bantuan kemanusiaan Korsel ke Korut mencapai US$17,4 juta.

Meski begitu, perdagangan dengan Korsel hanyalah 19,4% dari total ekspor dan 20% total impor Korut. Mitra dagang terbesar adalah China, dengan 67,2% ekspor dan 61,6% impor. India juga bagian dari 3,6% ekspor dan Uni Eropa 4% impornya.

Pada 2011, UNICEF memperkirakan 25% penduduk Korut atau sekitar enam juta orang kelaparan. Hampir sejuta diantaranya adalah balita. UNICEF menyatakan, Korut mengalami krisis pangan karena kondisi politik, ekonomi, isolasi, dan perubahan iklim.

Sementara World Food Programme (WFP) mencatat, Korut masih terus mengalami kekurangan pangan. “Satu diantara tiga anak mengalami kurang gizi kronis dan mereka terlalu pendek untuk usianya,” demikian WFP.

Maret 2012 lalu, Korut setuju menghentikan sejumlah porsi program nuklir dan rudalnya serta penyelidikan inspeksi nuklir internasional, sebagai ganti bantuan pangan sebesar 240 ribu metrik ton dari Amerika.

Resminya, Korut menggunakan mata uang won seperti Korsel. Tapi selalu dikaitkan (peg) dengan dolar Amerika, termasuk di pasar gelap. Pemimpin redaksi situs New Focus Internasinal, Jang Jin-sung, berpendapat won Korut sudah seperti kertas toilet.

“Semua menggunakan dolar. (Won) hanya digunakan masyarakat kelas bawah. Bahkan, ada yang masih barter,” ujar pemimpin media yang banyak memberitakan Korut itu. Jang yang mengungsi dari Korut pada 2004 pernah menjadi pejabat di Dewan Penyiaran Korut.

Beberapa waktu belakangan, euro juga mulai banyak digunakan karena rakyat Korut khawatir AS akan melemahkan dolar. Mata uang asing masuk ke negara itu melalui perdagangan di perbatasan China dan dari warga negara asing yang berkunjung.

Ancaman Perang Menjadi Senjata Utama Korea Utara

Image-15Ancaman Perang Menjadi Senjata Utama Korea Utara - Korea Utara memiliki sejarah panjang konfrontasi dengan dunia luar terkait program nuklir negara itu.

Pada masa lalu, Pyongyang mencatat kemenangan diplomatik dari Amerika Serikat dan negara lain.

Sejak tahun 1990-an, Korea Utara mencoba beberapa strategi termasuk menggunakan ancaman dan aksi militer terbatas untuk memecah negara tetangga dan musuh serta mendapat konsesi dari mereka.

Bahkan sebagian pejabat Amerika Serikat mengakui bahwa Kim Jong-il memiliki keterampilan tersendiri.

Namun kekhawatiran sejumlah kalangan adalah putranya, Kim Jong-un, tidak memiliki pendekatan serupa atau strategi jitu sehingga dapat memicu konflik yang tidak diinginkan.

Tujuan strategis Pyongyang adalah senjata nuklir yang mereka anggap dapat menjamin kelangsungan rezim.

Pyongyang ingin memaksa Amerika Serikat mengakui bahwa Korea Utara adalah mitra kekuatan nuklir.

Sanksi yang diterapkan Washington -terutama dengan sasaran keuangan rezim dan militer Korea Utara- tampaknya seperti menyengat King Jong-un dan penasehatnya.

Konfrontasi yang dipicu oleh program nuklir Korea Utara pecah dua dekade lalu.

Kelangsungan rezim

Kim Jong-il mengklaim bisa mengalahkan pemerintah Amerika.

Pada 1994 konfrontasi ini nyaris menyebabkan perang di Semenanjung Korea.

Pada musim semi 1994 ini pemerintah AS di bawah Presiden Bill Clinton bahkan condong untuk menyerang fasilitas nuklir Korea Utara yang tak begitu besar di Yongbyon.

Krisis berlangsung selama beberapa bulan dan Washington akhirnya bersedia berunding langsung dengan Pyongyang, yang memang menjadi keinginan Korea Utara.

Kesepakatan dicapai dan Korea Utara bersedia membekukan program nuklir ini dengan imbalan bantuan ekonomi dan diplomatik.

Waktu berlalu dan ternyata persediaan senjata nuklir bertambah.

Dalam situasi seperti ini, AS jelas tak bisa lagi merencanakan serangan untuk memaksa Korea Utara sama-sama sekali menghapus program nuklir mereka.

Keberhasilan ini membuat Kim Jong-il dianggap sebagai pemimpin jenius yang berhasil mengalahkan negara adidaya.

Ia juga mengklaim menang dalam konfrontasi dengan AS pada 2002.

Presiden AS ketika itu, George W Bush menuduh Pyonyang curang karena masih saja menjalankan program nuklir.

Pyongyang, yang disebut sebagai poros jahat oleh Washington, menyatakan tak lagi terikat dengan kesepakatan terdahulu dan mengancam melancarkan perang.

Tapi, lagi-lagi krisis ini berakhir di meja perundingan. Kali ini Korea Selatan, Rusia, dan Cina ikut berunding.

Belum jelas

Kim Jong-un lebih sering tampil di depan umum dibandingkan sang ayah.

Tidak ada hasil nyata dari perundingan ini sementara di sisi lain teknologi rudal dan senjata nuklir Korea Utara makin maju.

Ada satu pelajaran yang sepertinya dipegang erat-erat oleh rezim di Pyongyang, bahwa ancaman perang selalu membuat lawan mundur dan bahkan memberi mereka konsesi.

Mereka tahu agar ancaman ini kredibel Korea Utara harus mengesankan bahwa kalau sampai perang pecah, dampaknya akan luar biasa.

Salah satu masalah yang mengemuka saat ini adalah tak banyak yang tahu soal pemimpin Korea Utara sekarang ini, Kim Jong-un.

Bahkan di dalam negeri sendiri namanya tak begitu dikenal sampai kemudian ia diangkat menjadi pemimpin dua tahun silam.

Ia mengesankan seperti jenderal hebat, tampil di garis depan dan mengeluarkan ancaman-ancaman spesifik, sesuatu yang berbeda dengan sang ayah.

Agar ancamannya diperhitungkan, lawan-lawannya harus yakin bahwa ancaman yang ia keluarkan bukan sekedar bualan.

Di sisi lain banyak kalangan berbendapat Korea Selatan, AS, dan Cina tak akan tinggal diam bila Korea Utara mengobarkan perang.

Kim Jong-un dan para penesehatnya sangat tergantung dengan pendekatan lama. Cuma, kali ini belum jelas apakah mereka kembali berhasil atau tidak.

10 Apr 2013

Peta Kekuatan Militer Korea Utara Terus Meningkat

Image-391Peta Kekuatan Militer Korea Utara Terus Meningkat - Tak ada yang mengerti mengapa tiba-tiba Korea Utara menebar ancaman bahkan berencana menyerang Amerika Serikat segala. Namun latar belakang uji coba rudal balistik ditenggarai menjadi penyebabnya. Selain itu lantaran Amerika dan Korea Selatan getol meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyelidiki dan melihat dari dekat kekuatan rudal itu.

Korea Utara jelas berang. Apalagi ketambahan Korea Selatan mengadakan latihan perang besar-besaran dengan Amerika. Ini membuat mereka seolah menjadi tertuduh hingga masyarakat memberi sanksi internasional hanya karena uji coba rudal yang terbuka dan tidak ditutupi, ujarnya.

Mereka geram dengan tetangganya yang dinilai berlebihan menyikapi uji coba rudal itu. "Menurut kami setiap negara berhak mengembangkan program persenjataan mereka termasuk nuklir untuk senjata pemusnah massal," ujar Ibu Kota Pyongyang seperti dilansir kantor berita Reuters (29/3).

Tebaran ancaman hampir saban hari dilakukan Korea Utara dan sejak Maret tensi kedua negara mulai tinggi. Bukan hanya Korea Selatan kena ejek namun juga Amerika tidak luput dari teror disebarkan Pyongyang.

Sejumlah pihak memperkirakan Korea Utara berani mengambil risiko memulai perang terbuka. Mereka tak lagi menggubris gencatan senjata pada perang 1950-1953 dilakukan kedua belah pihak. Pyongyang bilang gencatan itu sudah tidak berlaku lagi.

Kepercayaan diri Korea Utara tidak terlepas dari alutsista alias perlengkapan persenjataan militer. International Institute of Strategic Studies yang berbasis di Ibu Kota London, Inggris, pada 2011 melaporkan gambaran peta kekuatan Korea Utara.

Korea Utara pada tahun 2008 menganggarkan belanja militer sebesar USD 8.2 miliar atau 22-24 persen dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) negara itu. Ini selengkapnya.

Korea Utara:

Angkatan Darat

Pasukan Aktif 1.2 juta
Cadangan/Paramiliter 5-7.7 juta
Tank 4.100
Kendaraan pengangkut 2.500
Kendaraan artileri 8.500
Roket 5.100
Mortir 7.500
Senjata Pertahanan Udara 11.000

Angkatan Laut

Kapal selam 92
Pesawat rudal 43
Kapal patroli besar 158
Torpedo 103
Kapal patroli 334
Kapal amfibi 10

Angkatan Udara

Pesawat Tempur 820
Helikopter 300
Angkatan Laut
Kapal Tempur 3
Kapal Patroli 383
Kapal Selam 70
Hovercraft 135
Kapal Pendaratan 130

Dengan alutsista itu Pyongyang yakin memenangkan pertarungan ini lantaran persenjataan mereka belum ditambah dengan dukungan China.

Korut Peringatkan Warga Asing Untuk Keluar Dari Wilayah Korsel

Image-390Korut Peringatkan Warga Asing Untuk Keluar Dari Wilayah Korsel - Korea Utara memperingatkan warga asing di Korea Selatan untuk segera mengungsi sebagai antisipasi kemungkinan terjadinya perang.

"Kami tidak ingin melukai warga asing di Korea Selatan jika terjadi perang," kata pernyataan dari kantor berita KCNA mengutip juru bicara dari Komite Perdamaian Korea Asia-Pasifik, seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (9/4).

Korea Utara kemarin mengumumkan akan menarik 53 ribu pekerja dari kawasan industri Kaesong yang dioperasikan bersama dengan Korea Selatan dan menutup segala bentuk operasi di kawasan itu.

"Korea Utara akan menarik semua pekerjanya dari Kaesong," kata pejabat senior dari partai berkuasa Korea Utara, Kim Yang-gon, dalam pernyataan yang dikutip KCNA kemarin.

Sementara itu Menteri Persatuan Korea Selatan Ryoo Kihl-jae tiga hari lalu mengatakan pemerintah Korea Selatan kemungkinan akan menarik para pekerjanya dari kawasan industri Kaesong di Korea Utara jika situasi antar kedua negara tidak dapat dipertahankan dan menyebabkan ketegangan lintas perbatasan.

Kaesong merupakan kawasan industri bersama antara Korea Utara dengan Korea Selatan yang saat ini menjadi medan pertaruhan militer di Semenanjung Korea.

5 Apr 2013

Korut Memanas, Himbau kedutaan asing evakuasi warganya

Image635007955818721406Korea Utara meminta kedutaan asing yang ada di Ibu Kota Pyongyang untuk mengevakuasi seluruh staf dan warga mereka dari negara itu. Ini lantaran meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea.

Kantor berita Reuters melaporkan, Jumat (5/4), juru bicara kedutaan Rusia Denis Samsonov mengatakan negaranya telah menerima permintaan dari perwakilan menteri luar negeri Korea Utara. Rusia tengah menimbang permintaan ini namun tidak bisa dilaksanakan secepatnya. Lagipula tidak ada tanda-tanda keadaan mulai siaga di Pyongyang.

Selain Rusia kedutaan asing lain menerima permintaan serupa. "Kata mereka situasi semakin tegang. Kami diminta memikirkan untuk memulangkan seluruh karyawan," ujar Samsonov.

Korea Utara telah mengumumkan perang nuklir bisa terjadi setiap saat di semenanjung Korea. Apalagi selama sebulan mereka membombardir Amerika Serikat dengan propaganda di pelbagai media. Ulah mereka membuat Amerika memindahkan alutsista mereka ke wilayah itu.

Menurut media Korea Selatan, Pyongyang telah menempatkan dua rudal jarak menengak dan peluncurnya di bagian timur pantai negara itu. Langkah ini bisa mengancam Jepang atau pangkalan militer Amerika di pasifik.

Korut Makin Memanas

korutKorea Utara secara dramatis semakin memanaskan situasi di Semenanjung Korea. Pada Kamis (4/4/2013), Pemerintah Korea Utara mengatakan telah menyetujui serangan nuklir ke Amerika Serikat.


"Saat-saat ledakan terjadi semakin dekat," demikian pernyataan militer Korea Utara seraya mengingatkan perang dapat pecah "hari ini atau esok".


Ancaman baru Korea Utara ini muncul tak lama setelah kabar Amerika Serikat menyiagakan pertahanan misilnya di Guam dan mengerahkan dua kapal perusak ke perairan Korea Selatan.


Dalam sebuah pernyataan yang dipublikasikan kantor berita KCNA, para jenderal Tentara Rakyat Korea memperingatkan Washington DC atas ancaman ini.
"Amerika Serikat akan dihantam misil berhulu ledak nuklir yang berukuran kecil, ringan, dan sudah direkayasa," demikian KCNA.


"Operasi militer tanpa ampun yang akan dilakukan angkatan bersenjata kami yang sangat revolusioner akhirnya dievaluasi dan diratifikasi," demikian pernyataan Korea Utara.
Bulan lalu, Korea Utara mengancam akan melakukan serangan nuklir ke Amerika Serikat, dan pekan lalu panglima Angkatan Darat Korea Utara memerintahkan semua roket strategis dalam keadaan siaga tempur.

4 Apr 2013

Respon Ancaman Korut, AS Tempatkan Sistem Pertahanan Rudal Di Guam

Image-357Respon Ancaman Korut, AS Tempatkan Sistem Pertahanan Rudal Di Guam - Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Chuck Hagel mengatakan, dalam beberapa pekan mendatang, mereka akan mengerahkan sebuah sistem pertahanan rudal balistik atau yang dikenal dengan Terminal High Altitude Area Defense System (THAAD) di pangkalan Guam.

Hagel mengatakan, langkah tersebut merupakan langkah pencegahan, sekaligus memperkuat postur pertahanan regional untuk melawan ancaman rudal balistik Korut.

"Sebab, Korut terus menyebar ancaman berbahaya yang menimbulkan ancaman nyata dan jelas terhadapan kepentingan sekutu kami, yakini Korea Selatan (Korsel) dan Jepang," ujar Hagel.

Ancaman serangan yang dilontarkan Korea Utara (Korut) adalah sebuah bentuk bahaya yang nyata dan jelas terhadap AS dan juga sekutunya, Korea Selatan (Korsel) dan Jepang.

"Saat ini, mereka punya kapasitas nuklir dan juga mampu melancarkan serangan dengan menggunakan rudal," ungkap Hagel.

"Kami menangapi ancaman itu dengan serius dan kami juga akan menyikapi ancaman tersebut dengan serius. Saat ini, kami sedang bekerja sama dengan pemerintah China dan sejumlah negara lain untuk meredakan situasi yang terjadi di Semenanjung Korea," terang Hagel

"Saya berharap Korut menghentikan retorika berbahaya ini," imbuh Hagel. Ia menuturkan, bahwa AS telah mencoba membujuk Korut.

"Ada jalan lain yang lebih bertanggung jawab bagi Korut untuk menciptakan perdamaian. Mereka harus bekerjasama dengan tetangga mereka dan juga menjadi bagian dari masyarakat internasional yang bertangggung jawab," terang Hagel.

Seperti diketahui, Staf Umum Tentara Korut, bahwa pemerintah negara komunis itu akhirnya setuju melancarkan serangan militer tanpa belas kasih kepada AS. Serangan yang akan dilancarkan oleh Korut akan melibatkan penggunaan senjata nuklir mutakhir.

"Ledakan dari senjata ini terjadi sangat cepat dan perang dapat pecah di Semenanjung Korea hari ini atau besok," ungkap pernyataan tersebut.

Wilayah Hawai Akan Jadi Sasaran Pertama Nuklir Korut

Image-356Wilayah Hawai Akan Jadi Sasaran Pertama Nuklir Korut - Tentara Korea Utara (Korut) mengatakan, pemerintah akhirnya setuju melancarkan serangan militer tanpa ampun ke Amerika Serikat (AS), Kamis (4/4/2013). Serangan tersebut kemungkinan akan melibatkan penggunaan senjata nuklir mutakhir.

"Korut secara formal rutin mengabarkan ke Washington, bahwa ancaman nekad AS akan dihancurkan oleh kekuatan nuklir mutakhir yang lebih kecil, ringan, dan tentunya menghasilkan serangan yang lebih berarti," ungkap pernyataan Staf Umum militer Korut, seperti dilansir KCNA, kantor berita Korut.

"Operasi tanpa ampun angkatan bersenjata revolusioner kami telah diuji dan disahkan," lanjut pernyataan tersebut.

Staf Umum militer Korut menambahkan, ledakan dari senjata ini terjadi sangat cepat. "Perang dapat pecah di Semenanjung Korea hari ini atau besok," ungkap pernyataan tersebut.

"Dalam kondisi ini, Staf Umum Tentara Korut akan bertanggung jawab atas semua operasi dan akan mengunakan tindakan militer yang sangat kuat dalam masa suksesi," lanjut pernyatan tersebut.

Seperti diketahui, dalam beberapa pekan ini, Korut selalu melancarkan ancaman provokastif, tidak hanya kepada AS tetapi juga terhadap tetangganya, Korea Selatan (Korsel). Sebulan yang lalu, Korut mengancam akan melancarkan serangan nuklir pendahuluan ke AS.

Kemudian, dua pekan yang lalu, pemerintah Korut memerintahkan militer untuk mengarahkan roket mereka dan bersiap melancarkan serangan ke wilayah daratan AS di Guam, Hawai, bahkan di Washington.

Pangkalan AS di Hawai dan Guam kabarnya berada dalam jangkauan rudal jarak jauh Korut. Tapi, keberadaan pangkalan AS di Jepang dan Korsel jauh lebih mencolok dari dua pangkalan tersebut.

Pernyataan Pemimpin Korut Kim Jong-un dilontarkan, setelah militer Korsel dan AS menandatangani penjanjian baru, sebuah protkol yang membahas respon provokasi terbatas atas aksi penembakan yang terjadi di wilayah perbatasan Korsel dan Korut.

18 Mar 2013

Korea Utara Ancam Jepang dengan Serangan

Korea Utara mengecam Jepang karena menyerukan sanksi tambahan dan independen terhadap Pyongyang.

ISNA melaporkan, Kementerian Luar Negeri Korut, Ahad (17/3) mengatakan bahwa seruan itu akan menjadi kesalahan fatal bagi Jepang jika mereka berpikir akan aman ketika perang pecah di Semenanjung Korea.

Pernyataan itu memperingatkan bahwa Jepang akan menghadapi serangan yang mengerikan jika mereka berkolusi dengan Amerika Serikat.

Statemen itu datang beberapa hari setelah Tom Donilon, penasihat Keamanan Nasional AS mengatakan Washington bersedia untuk bernegosiasi dengan Korut, namun Pyongyang harus terlebih dahulu mengambil "langkah-langkah berarti" untuk memenuhi kewajiban internasionalnya.

Dewan Keamanan menjatuhkan sanksi setelah dua tes nuklir pertama dan setelah peluncuran roket Korut pada Desember 2012, yang dipandang sebagai bagian dari program rahasia negara itu untuk mengembangkan rudal balistik yang dapat membawa hulu ledak nuklir.

Korut secara resmi menolak resolusi Dewan Keamanan PBB, yang menuntut mengakhiri program senjata nuklirnya. Pyongyang mengatakan akan mengejar tujuannya untuk menjadi negara nuklir, meskipun adanya sanksi baru. (IRIB Indonesia/RM)

19 Oct 2012

Dalam Sepekan Kedepan Korut Siap Serang Korsel

Image-134Dalam Sepekan Kedepan Korut Siap Serang Korsel - Korea Utara mengancam akan menyerang Korea Selatan pekan depan jika selebaran anti-Pyongyang dijatuhkan di wilayahnya pada Senin pekan depan.

Sebelumnya, sejumlah pelarian dari Korea Utara yang kini tinggal di Selatan berencana mengirimkan balon udara berisi selebaran.

Dalam balon itu sudah disiapkan sebanyak 20.000 lembar selebaran yang isinya adalah kritikan terhadap pemerintah Pyongyang.

Rencana penerbangan balon ini dilakukan di kota wisata, Paju, yang berjarak 60 km sebelah utara ibu kota, Seoul.

"Jika selebaran itu sampai dijatuhkan maka kami akan melakukan serangan mematikan tanpa peringatan terlebih dulu," demikian pernyataan pemerintah yang dikutip kantor berita KCNA.

Mendengar ancaman ini, Pemerintah Korea Selatan langsung menyampaikan pernyataan balasan.

"Jika itu (serangan) terjadi, kami akan membalas ke arah tembakan itu berasal," kata Menteri Pertahanan Korea Selatan, Kim Kwan-jin.

"Kami tak pernah meremehkan ancaman dari Korea Utara," kata Ketua Fighters For a Free North Korea, Park Sang-hak.

Pada Rabu (17/10/2012), Korea Selatan menggelar latihan militer berskala besar untuk menghadapi ancaman serbuan Korea Utara.

Latihan bersandi Hoguk itu digelar sepekan penuh dan melibatkan 240.000 anggota angkatan darat, angkatan laut, dan angkatan udara, serta korps marinir.

16 Oct 2012

Malaysia Klaim Sebagai Pimpinan Asia Tenggara

Image-77Malaysia Klaim Sebagai Pimpinan Asia Tenggara - Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Najib Tub Razak, menyebut Negeri Jiran itu pantas memimpin kawasan Asia Tenggara. Dia mengklaim keberhasilan Malaysia menjadi penengah terciptanya perjanjian damai antara pemerintah Filipina dengan Front Pembebasan Islam Moro (MILF) merupakan satu buktinya.

"Jika ada dua pihak terlibat konflik mereka tidak bisa duduk bersama memulai pembicaraan dan negosiasi kecuali ada pihak ketiga memfasilitasi. Pihak ketiga itu pastinya dapat dipercaya dan tidak bisa sembarangan," ujar Najib, seperti dilansir kantor berita Bernama, Selasa (16/10).

Dia menyebut Malaysia telah menengahi konflik terjadi di selatan Filipina itu sejak sebelas tahun silam. Najib mengatakan Malaysia Dipilih sebab mampu menjaga kerukunan bangsanya meski banyak ras menghuni negara itu.

"Saya pikir kedua pihak tidak mungkin memilih Malaysia menjadi penengah jika kami gagal di dalam negeri. Jika Malaysia selalu hidup dalam konflik, pasti tidak akan dijadikan contoh suatu bangsa harmonis," ucap Najib.

Dia mengutarakan, tidak mudah bagi Malaysia jadi penengah dalam konflik itu. Kesuksesan Malaysia itu mendapat pujian dari Presiden Filipina Benigno Aquino III dan pemerintahan Filipina.

Najib mengatakan Malaysia mampu mengatur keberagaman masyarakatnya dan menjadikan keuntungan dalam membangun bangsa. "Saya rasa tidak hanya masyarakat Malaysia, tapi mereka di luar Malaysia percaya suatu hari nanti negeri ini akan menjadi negara maju dan itu memberikan kita kredibilitas," katanya.

Dia menyebut Filipina memiliki presiden yang menginginkan resolusi penyelesaian konflik dan merealisasikan perjanjian damai. Bentrokan terjadi di Filipina itu sudah berlangsung hampir 40 tahun dan menyebabkan 150 ribu penduduk tewas serta kehancuran rumah-rumah warga.Penderitaan dialami Bangsa Moro begitu besar dan mengakibatkan pemerintah Filipina mengeluarkan dana banyak menanggapi konflik itu.

Perjanjian damai antara Filipina dan MILF akhirnya ditanda tangani kedua pihak kemarin dan disaksikan Najib. Najib menyebut perjanjian damai itu memberikan hasil positif hubungan antara Ibu Kota Manila dan Ibu Kota Kuala Lumpur.

18 Sept 2012

Jepang dan Cina Memanas, AS Ketar-Ketir

Image-7383Jepang dan Cina Memanas, AS Ketar-Ketir - Menteri Pertahanan Amerika Serikat Leon Panetta menyatakan kekhawatirannya pada konflik China dan Jepang terkait pulau sengketa di Laut China Timur. Menurutnya, jika tidak segera diselesaikan, masalah ini akan meluas menjadi masalah internasional.

Hal ini disampaikan Panetta dalam kunjungannya ke Tokyo, Jepang, Minggu kemarin. Dilansir BBC, kehadiran Panetta ke Tokyo bertepatan dengan semakin memanasnya hubungan kedua negara terkait pulau sengketa Senkaku atau yang disebut Diayou oleh Jepang.

"Saya khawatir jika kedua negara ini saling memprovokasi soal pulau sengketa, maka akan timbul saling salah paham dari kedua sisi dan bisa memicu kekerasan dan konflik. Dan konflik ini berpotensi meluas," ujar Panetta.

Hal serupa sebelumnya disampaikan oleh Menteri Luar Negeri Hillary Clinton pada kunjungannya ke China beberapa waktu lalu. Menyampaikan posisi AS dalam sengketa ini, baik Clinton dan Panetta mengatakan bahwa negaranya tidak ikut campur dan menolak memihak.

Kendati demikian, AS merasa perlu bertindak untuk menghindari konflik yang meluas. Dikhawatirkan, konflik antara negara ekonomi kedua dan ketiga dunia ini akan memiliki reaksi yang cukup besar terhadap perekonomian internasional.

Picu Demonstrasi

Situasi yang semakin panas antara kedua negara dipicu oleh langkah Jepang membeli beberapa pulau sengketa yang memang dimiliki oleh warga negara Jepang. Keputusan ini lantas memicu kemarahan China, yang langsung mengirim enam kapal pengintai ke perairan tersebut Jumat lalu.

Kemarahan juga diungkapkan oleh warga Tiongkok dengan menggelar demontrasi anti Jepang di negara mereka. China yang biasanya membatasi aksi demonstrasi kali ini bergeming. Protes ratusan orang berlangsung rusuh di depan Kedutaan Besar Jepang di Beijing. Di Shenzhen, polisi harus melemparkan gas air mata untuk membubarkan massa yang mulai ricuh.

Di kota Xi'an, menurut laporan saksi mata, massa melakukan pengrusakan terhadap semua produk asal Jepang, termasuk mobil dan motor. Polisi yang mengawal demonstran terlihat tidak bisa melakukan apa-apa untuk meredam amarah massa.

9 Sept 2012

Punya Musuh Sama, Iran dan Korut Pererat Kerjasama

Image-7347Punya Musuh Sama, Iran dan Korut Pererat Kerjasama - Menyadari makin kuatnya tekanan yang datang dari pihak yang sama pada Iran dan Korea Utara (Korut), kedua negara yang sama-sama mengelola nuklir untuk kepentingan sipil ini menandatangani kesepakatan kerja sama di bidang ilmiah dan teknologi untuk memperdalam hubungan bilateral.
Iran dan Korut juga sepakat mendirikan laboratorium ilmiah dan teknologi bersama. Selain itu, kedua belah pihak juga sepakat bertukar info di bidang teknologi energi, lingkungan, pertanian dan pangan.
Seperti diberitakan News.com.au, Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad pada Sabtu 1 September lalu menerima kujungan perwakilan Korut, Presiden Presidium Majelis Rakyat, Kim Yong Nam.
Dalam kujunganya, Kim juga bertemu dengan pemimpin revolusi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Kepada Kim, Khamenei mengatakan, Korut dan Iran sama-sama punya musuh bersama.
"Kekuatan yang arogan tidak akan mentolerir pemerintah yang independen. Sebuah gerakan besar untuk mencapai tujuan besar harus dihadapi dengan serius, penuh tekanan, sanksi dan ancaman yang datang tidak boleh membuat tekad yang bulat menjadi retak," ungkap Khamenei.
Ahmadinejad mengatakan kunjungan perwakilan Korut ke Iran akan sangat mempengaruhi penguatan hubungan bilateral, memperluas kerja sama dan mendorong peningkatan gerakan anti hegemoni.

5 Aug 2012

Sukses Bantai Muslim Rohingya Myanmar Dapat Bantuan Bank Dunia

Image-7230Sukses Bantai Muslim Rohingya Myanmar Dapat Bantuan Bank Dunia - Ditengah kontroversi pembantaian yang dilakukan oleh Pemerintah Myanmar terhadap etnis Rohingya, bantuan terhadap Myanmar sepertinya akan terus bergulir. Lewat dalih reformasi, bantuan-bantuan itu akan tetap mengalir ke Myanmar, seperti yang akan dikeluarkan oleh Bank Dunia.

Selama kurang lebih satu tahun terakhir, Myanmar memang mengalami kemajuan pesat dalam melakukan perubahan politik di dalam negerinya. Di bawah kepemimpinan Presiden Thein Sein, tidak ada lagi junta militer yang berkuasa di pemerintahan. Meskipun mereka yang menduduki pemerintahan saat ini sebagian besar adalah mantan anggota junta militer.

Perubahan yang mencolok dan membuat dunia internasional membuka isolasi mereka terhadap Myanmar adalah pemilu parlemen yang berlangsung April lalu. Ketika pemilu, tokoh demokrasi Myanmar Aung San Suu Kyi turut serta di dalamnya. Demikiaan diberitakan Reuters, Sabtu (4/8/2012).

Pembebasan beberapa tahanan politik juga menjadi tolak ukur bagi dunia Barat mulai membuka hubungannya kembali dengan Myanmar. Amerika Serikat (AS), Inggris, Uni Eropa (UE) bahkan berlomba-lomba untuk mendekati Myanmar dan mencari peluang investasi di negara tersebut.

Bank Dunia adalah salah satu pihak yang berencana untuk mempersiapkan pembukaan bantuan baru kepada Myanmar. Bantuan ini sebelumnya sempat berhenti selama 25 tahun. Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik Pamela Cox mengumumkan, pihaknya akan mengucurkan dana sebesar USD400 juta untuk bantuan pengembangan.

Cox yang turut disertai International Finance Corporation, akan melakukan pertemuan dengan Presiden Thein Sein dan Aung San Suu Kyi pada pekan ini. Pertemuan ini merupakan yang pertama kalinya pejabat senior Bank Dunia mengunjungi Myanmar semejak perubahan politik berlansung.

Ironisnya, reformasi yang diagungkan oleh Myanmar menutupi tragedi pembantaian yang dialami oleh etnis Rohingya di wilayah Rakhine, oleh etnis Rakhine. Diskriminasi yang disertai pembantaian ternyata sudah terjadi cukup lama di negeri tersebut. Tetapi dunia Barat seperti menutup mata atas laporan tragedi itu.

Terbukti dengan kecaman dari Human Rights Watch (HRW) yang menilai dunia internasional hanya berdiam diri melihat kejadian itu. HRW sebelumnya mengeluarkan laporan bahwa pasukan Myanmar memang melakukan penembakan dan pemerkosaan terhadap warga etnis Rohingya. Tetapi tuduhan ini dibantah langsung oleh Pemerintah Myanmar yang tidak mengakui kejadian tersebut.

Selama ini etnis Rohingya tidak diakui oleh pemerintah dan rakyat Myanmar. Mereka terus dihadapkan pada diskriminasi, pahadal mereka sudah tinggal di wilayahnya selama ratusan tahun. Presiden Thein Sein bahkan tidak mau mengakui etnis Rohingya sebagai warganya dan memilih melakukan deportasi sebagai solusi penanganan etnis Rohingya

18 May 2012

Jika Dibiarkan Penduduk Jepang Terancam Punah

Image-6651 Jika Dibiarkan Penduduk Jepang Terancam Punah - Penduduk Jepang diramalkan bakal punah dalam seribu tahun ke depan. Prediksi itu lantaran populasi anak-anak hingga usai 14 tahun di Jepang yang kini mencapai 16,6 juta jiwa, terus menyusut dan berkurang satu orang tiap 100 detik.

"Jika angka kelahiran terus menurun, perlahan-lahan Hari Anak pada 5 Mei 3011 mendatang hanya akan dirayakan seorang anak saja. Seratus detik kemudian, tidak akan ada lagi anak yang tersisa," kata Hiroshi Yoshida, profesor ekonomi di Universitas Tohoku, seperti disitat dari Daily Mail, Senin (14/5) kemarin.

Yoshida mengatakan, sejak medio 1975, angka kelahiran di Negeri Matahari Terbit itu terus anjok. Saat itu, tingkat kesuburan penduduk Negeri Sakura merosot hingga di bawah dua per wanita.

Pemerintah Jepang memproyeksikan, jika dalam 50 tahun ke depan angka kelahiran di Jepang bakal menjadi 1,35 anak per wanita, atau berada di bawah standar kesehatan normal. Jika jumlah anak berkurang, jumlah lansia akan bertambah.

Dan ledakan lansia itu bakal membuat Pemerintah Jepang pusing tujuh keliling. Pasalnya, Pemerintah Jepang harus menyiapkan dana pensiun dalam jumlah besar, sementara jumlah usia produktif terus berkurang.

Ledakan lansia itu bisa diukur dari jumlah penjualan popok dewasa yang sejak 1987, terus melejit melampaui jumlah penjualan popok bayi. Hal itu diungkapkan Produsen popok Unicharm yang sudah menjual popok sejak 1981.

Teori dalam studi itu diperkuat dengan angka harapan hidup di Asia Timur itu merupakan yang tertinggi di dunia. Saat ini, lebih dari 20 persen orang Jepang berusia 65 tahun. Angka itu menjadikan Jepang sebagai negara dengan harapan hidup tertinggi di dunia. Harapan hidup di Jepang meningkat dari 86,39 tahun pada 2010 menjadi 90,93 tahun pada 2060 untuk wanita, dan 79,64 tahun menjadi 84,19 tahun untuk pria.

Kaum imigran ke Jepang juga sangat sedikit. Apalagi banyak tentangan dari para pemuda Jepang yang menolak masuknya imigran usia produktif.

3 Apr 2012

Jepang Gagal Bentuk Badan Nuklir Baru

Image634690446372968750Kabinet Jepang awalnya berencana mengesahkan Rancangan Undang- Undang pendirian badan independen dan penuh kekuatan terkait peraturan keselamatan dan keamanan, pada 1 April lalu. Namun hingga saat ini badan tersebut belum juga tercipta.

Gagalnya rencana pengesahaan RUU mengenai pengaturan pengawasan nuklir memunculkan pertanyaan baru. Terutama mengenai komitmen Jepang untuk meningkatkan pengawasan atas krisis yang terjadi tahun lalu.

Pihak berwenang menuduh Jepang memiliki peraturan dan pengawasan yang longgar terhadap 54 reaktor nuklir yang dimilikinya. Hal ini terkait dengan kejadian gempa besar dan tsunami yang menyebabkan hancurnya tiga pabrik reactor nuklir di Daiichi Fukushima, Jepang. Kecelakaan tersebut dianggap kecelakaan nuklir terburuk setelah kecelakaan Chernobyl.

Saat ini, badan pengawas utama, Industri Nuklir dan Keselamatan Nasional (NISA) Jepang, berada  di bawah kendali Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri, yang juga mempromosikan tenaga nuklir di beberapa negara miskin sumber daya.

Tapi kemajuan dalam mendirikan badan baru diperlambat oleh perselisihan antara pihak yang berkuasa dan partai oposisi. perselisihan terkait atas berapa banyak kemerdekaan yang dimiliki dan kenaikan pajak penjualan yang diusulkan.  

"Kami harus menyatukan instansi terkait yang ada di sini untuk membuat sebuah keputusan baru," kata Menteri Lingkungan Goshi Hosono, yang juga bertanggung jawab atas manajemen krisis nuklir.

2 Apr 2012

Jepang Akan Tembak Roket Korut

Image634689471881875000Menteri pertahanan Jepang mengatakan pihaknya mengeluarkan perintah untuk menembak jatuh roket Korea Utara (Korut). Hal itu dilakukan, jika peluncuran roket itu mengancam Jepang. Rencana peluncuran menimbulkan reaksi Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat (AS).

Korea Utara mengatakan bulan ini akan menembakkan satu roket untuk menempatkan satelit cuaca ke orbit pada 12-16 April untuk menandai peringatan 100 tahun kelahiran pendiri negara Presiden Kim Il-Sung. Tetapi Amerika Serikat dan sekutunya mencurigai peluncuran itu adalah kedok untuk uji coba rudal. Jika benar, itu akan melanggar sanksi PBB yang bertujuan untuk membatasi program rudal Korea Utara.

"Saya mengeluarkan perintah menghancurkan," kata Menteri Pertahanan Naoki Tanaka di Tokyo, Jumat (30/3), seperti dilansir AFP. Pihaknya juga telah menerima 'lampu hijau' untuk menembak jatuh jika yang diluncurkan adalah roket. Perintah itu dikeluarkan setelah kabinet Perdana Menteri Yoshihiko Noda menyetujui pada Jumat pagi.

Pekan lalu Tanaka mengatakan dia menyiapkan sistem pertahanan rudal Jepang tetapi Persetujuan Jumat memberikan militer kekuasaan untuk menghancurkan roket itu jika diperlukan. Dia mengatakan, pekan lalu pencegat rudal permukaan-ke-udara akan ditempatkan di kepulauan gugus selatan Okinawa, di mana Tokyo percaya proyektil itu mungkin akan melewati termasuk di pusat kota Tokyo, salah satu kota terbesar di dunia. Hal ini juga pernah terjadi pada peluncuran roket Korut pada 2009 (ant)

1 Apr 2012

Vito Palazzolo Tertangkap DI Thailand

Image634688842179900000Kepolisian Thailand menangkap salah satu bankir Italia yang selama ini terlibat dengan kasus pencucian uang mafia Italia. Vito Palazzolo, buron kepolisian Italia diciduk.

Vito Palazzolo ditangkap setelah puluhan tahun lari dari kejaran pihak kepolisian Italia. Vito sempat kabur ke Afrika Selatan dan mengganti namanya menjadi Robert von Palace Kolbatschenko. Pihak kepolisian Italia berhasil melacak keberadaan Vito dari jejaring sosial milik teman dan keluarganya.

Sebelumnya Vito Palazzolo telah dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara atas keterlibatanya dengan mafia Italia. Vito dituduh terlibat dalam Jaringan Pizza, yaitu operasi mafia yang menyelundupka obat ke Amerika Serikat pada tahun 1970 dan awal 1980, dengan menggunakan restoran pizza sebagai kedok.

Vito dianggap sebagai bagian dari mafia Cosa Nostra Sisilia, ia berperan melakukan pencucian uang hasil kejahatan kelompok mafia tersebut. Namun Vito membantah semua tuduhan tersebut. Media Thailand melaporkan negara itu telah menyetujui ekstradisi Vito ke Italia. Namun, pengacara Vito bersikukuh Vito merupakan seorang warga Afrika Selatan.

28 Mar 2012

Malaysia Putuskan Tak Naikan BBM

Pemerintah Malaysia mengatakan tidak akan menaikkan harga BBM kendati harga minyak dunia naik. Hal ini dilakukan demi mencegah harga-harga kebutuhan pokok meroket, terkena imbas kenaikan BBM.

Hal ini disampaikan oleh Menteri Perdagangan, Kerja Sama, dan Konsumen Malaysia, Ismail Sabri Yaakob dalam pernyataannya yang dilansir Bernama, Selasa, 27 Maret 2012. Dia menegaskan, pemerintah tetap akan mensubsidi BBM agar biaya hidup tidak melonjak.

"Kami telah meningkatkan subsidi BBM menjadi 93 sen hari ini. Jika kami berhenti beri subsidi, harga produk dan jasa akan meningkat. Jika ongkos transportasi meningkat akibat kenaikan BBM, maka konsumen akan menderita," ujar Ismail, usai menghadiri rapat bulanan kementerian.

Kemarin, harga minyak dunia meningkat menjadi US$125 per barel akibat kekhawatiran tidak stabilnya keuangan Eropa, ditambah keputusan beberapa negara menghentikan ekspor minyak dari Iran.

Mayoritas masyarakat Malaysia menggunakan BBM dengan kandungan oktan RON95, atau setara dengan Pertamax Plus di Indonesia. Berkat subsidi pemerintah, harga BBM di Malaysia RM1,9 atau setara Rp5.753 per liternya.

Malaysia menghabiskan US$14 miliar per tahunnya untuk subsidi bensin, solar dan gas. Negeri Jiran pernah menaikkan harga BBM pada Juni 2008 sebanyak 40 persen demi menyesuaikan dengan harga pasar. Lalu pada November tahun yang sama, selama beberapa hari, Malaysia berturut menurunkan harga BBM yang harganya bertahan hingga sekarang. [Islam Times/on/vivanews]

19 Mar 2012

Supremasi China Di Kancah Perang Dunia 3

Latar belakang tulisan ini ialah pro-kontra prakiraan Perang Dunia (PD) III yang semakin mengental auranya, entah di Jalur Sutra (Selat Hormuz) atau bergeser di Laut Cina Selatan dan lainnya. Entahlah. Telah banyak telaah tentang trend, mapping dan negara mana kelak terlibat di dalamya. Global Future Institute (GFI), Jakarta perlu menurunkan artikel tentang kekuatan para adidaya atau negara yang akan terlibat, baik sisi peluang, ancaman, kekuatan maupun kelemahanya.

Cina sebagai adidaya baru dipastikan ---baik langsung maupun tak langsung--- bakal terlibat secara masif dalam PD nanti. Dengan merujuk berbagai sumber pustaka baik buku, diskusi-diskusi di internal GFI maupun data yang berserak di dunia maya, maka inilah ulasan kami sesuai judul di atas

Mengurai Cina memang panjang, namun catatan ini dimulai sejak awal abad ke-20, ketika ia mencoba melibatkan diri dalam kancah perdagangan global, maka wilayah pesisir menjadi makmur sedangkan daerah pedalaman ---sekitar 160 km dari pantai dan 1.600 km arah barat--- masih melarat. Inilah persoalan mapping kependudukan yang mendasar. Keberadaan kaum miskin sebagian besar di sebelah barat wilayah pesisir yang memang lebih kaya. Perbedaan kekayaan ini berdampak pada “ketegangan sosial” antara kaum pesisir dengan orang-orang dari pedalaman.

Sukses Cina kini tak lepas dari kiprah Mao Zedong dekade 1927-an. Ia melakukan long march ke pedalaman-pedalaman guna mencairkan “ketegangan” kedua golongan tersebut. Mao meningkatkan jiwa juang kaum pedalaman untuk mampu bersaing dan “menaklukkan” wilayah pesisir. Pada akhirnya ia pun mengambil keputusan menutup Cina dari dunia luar (perdagangan internasional) agar lebih bersatu dan setara. Mungkin inilah titik awal kenapa ia dijuluki sebagai Tirai Bambu, negeri yang tertutup bagi dunia luar!

Agaknya untuk saat ini, pemerintah telah mempunyai format cocok tentang kekayaan dalam mencapai stabilitas. Menurut George Friedman, ada tiga kepentingan inti yang dianggap strategis oleh Cina karena bermuara kepada perwujudan kesejahteraan (kepentingan nasional) di dalam negeri.

Stategi pertama ialah membangkitkan dan “membeli” loyalitas warganya melalui kerja massal; rencana ekspansi industri dengan cara memaksimalkan kerja sebagai tujuan namun sedikit pemikiran soal pasar, karena pemasaran menjadi domain atau urusan negara; tabungan swasta dimanfaatkan untuk membiayai industri, meninggalkan sedikit modal dalam negeri untuk membeli output; dan terutama ekspor harus sesuai permintaan pasar dunia.

Strategi kedua bahwa desain industri Cina berbasis produksi yang lebih daripada kebutuhan (konsumsi) nasional. Artinya kegiatan ekspor dilakukan setelah tercukupi dahulu konsumsi internal. Kemudian impor bahan baku dilakukan manakala ia mengekspor barang-barang ke seluruh dunia. Dengan demikian, Cina memastikan dahulu permintaan internasional atas ekspornya, termasuk berbagai kegiatan investasi uang di negara-negara konsumen guna membangun akses hingga ke jalur global.

Strategi ketiga ialah kontrol stabilitas atas empat “wilayah penyangga” yang meliputi Mongolia Dalam, Manchuria, Xinjiang dan Tibet. Mengamankan daerah penyangga identik dengan melindungi Cina dari serangan Rusia, India atau negara lain di Asia Tenggara, kendati rata-rata daerah penyangga telah memiliki “hambatan” baik hutan, gunung, padang rumput maupun gurun Siberia ---- dimana tercipta pertahanan secara alami yang membuat setiap upaya penyerangan dari luar selalu dalam posisi lemah.

Adapun urgensi wilayah penyangga berdasar mapping kependudukan, selain suku Han yang mendominir Cina, ada empat suku lain non-Han yang tersebar serta merupakan kelompok mayoritas di daerah penyangga.

Antara Krisis, Masalah Pedalaman dan Wilayah Peyangga

Tampaknya krisis ekonomi global yang menimpa Uni Eropa (EU) dan Amerika Serikat (AS) selaku pelanggan utamanya, berimbas sangat negatif terhadap ekspor barang di kedua kawasan tadi. Di satu sisi, ia belum mampu secara maksimal meningkatkan permintaan domestik dan jaminan akses global terutama melalui perairan, sedang di sisi lain intensitas kepentingan AS terlihat mulai hilir-mudik dan “mancing-mancing” di Laut Cina dan sekitarnya.

Tekanan ekonomi menjadi tantangan tersendiri bagi Cina. Misalnya kekayaan laut yang melimpah pun ternyata tergantung dari perdagangan yang kini mulai goyah. Maraknya kemiskinan di daerah pedalaman membutuhkan banyak subsidi, tetapi karena pertumbuhan ekonomi melambat secara substansial akibat krisis, maka bantuan pun sulit direalisasi.

Ada dua wilayah penyangga Cina yang hingga sekarang masih dikategorikan “rawan”. Terdapat unsur-unsur perlawanan, di Tibet dan Xinjiang gigih menentang “pendudukan” suku Han yang sengaja di-drop oleh pusat. Dalam perspektif stabilitas, lepasnya kedua daerah ini dapat menimbulkan gangguan bagi kedaulatan Cina. Misalnya, ancaman India melalui utara Himalaya bisa menciptakan radikalisme Islam di Xinjiang; Tibet pun berpotensi membuat “kegaduhan” internal dan lainnya.

Memang perang terbuka antara Cina dan India akan sulit terjadi karena hambatan Himalaya. Dalam logika militer modern, droppinglogistik dalam skala besar dalam peperangan relatif lama akan mengalami hambatan dengan kondisi medan seperti itu. Bila kelak terjadi clash, maka pertempuran-pertempuran kecil mungkin lebih efektif. Kedua negara telah “saling mengancam”, apalagi coba-coba hendak membangun kekuatan militer di sekitar gunung dan menyeberangi Himalaya.

Bagi India, gangguan akan muncul jika pasukan Cina memasuki Pakistan dalam jumlah besar, sebaliknya bagi Cina gangguan timbul bila pasukan India masuk melalui Tibet. Yang berlangsung sekarang ialah saling intip dan waspada. Cina menciptakan “skenario” seolah-olah mengirim pasukan via Pakistan, meskipun Pakistan sendiri sesungguhnya tidak memiliki kepentingan dengan pendudukan Cina bila kelak ia mampu menduduki India. Cina pun demikian, tidak ada minat untuk melakukan operasi keamanan di Pakistan

Berbeda dengan Cina, justru India memiliki minat mengirimkan pasukan ke Tibet bila terjadi revolusi nanti. Karena bagi India, kemerdekaan Tibet tanpa kehadiran tentara Beijing akan menarik perhatian dunia. Dalam perspektif hegemoni India, persoalan Tibet sebenarnya hanya masalah pengelolaan saja. Dan disinyalir pemberontak-pemberontakan Tibet mendapat dukungan dari India meski dalam skala minimal sehingga tidak akan mengancam kendali Cina.

Persoalan dominasi suku Han di wilayah-wilayah penyangga sebenarnya bisa direduksi dengan pengelolaaan yang baik melalui beberapa upaya sehingga bisa memperbaiki reputasi Cina di forum internasional. Kuncinya adalah stabilitas wilayah pedalaman. Tetapi bila porsi ini diserahkan sepenuhnya kepada suku Han maka kontrol terhadap daerah penyangga justru melonggar. Itulah dilematisnya.

Memelihara wilayah pedalaman memerlukan transfer berbagai sumberdaya. Hal ini bermakna harus menumbuhkan ekonomi pesisir guna menghasilkan modal untuk transfer (subsidi) daerah pedalaman. Cina memang jauh dari revolusi namun dekade ini ketegangan sosial terus meningkat.

Mempertahankan kestabilan pedalaman merupakan tantangan besar. Ritme antara model kerja, pasar profibialitas, sumberdaya dan jaringan antara supply and demand mutlak harus dikendalikan. Faktor yang akan mengganggu ialah inflasi karena meningkatnya subsidi bagi kaum pedalaman, otomatis mengurangi daya saingnya terhadap eksportir lain di tingkat global.

Inilah tantangan strategis Cina. Tantangan yang hanya dapat diatasi dengan meningkatkan profibilitas pada aktivitas ekonomi, sehingga mustahil dihadapi dengan produk yang bernilai rendah. Solusinya barangkali ialah memulai dengan manufaktur dan produk yang memiliki nilai tambah (sepatu, motor, mobil dll). Tetapi konsekuensi yang muncul perlu tenaga kerja terdidik dan terlatih. Selain butuh waktu yang relatif lama juga akan bersaing secara langsung melawan negara-negara industri mapan seperti Jepang, Jerman, AS dan lainnya. Inilah medan tempur strategis bagi Cina yang mutlak harus direbutnya bila ingin mempertahankan stabilitas.

Kelemahan dan Kekuatan Militer

Selain terdapat masalah ekonomi, persoalan militer pun tak kalah pelik. Misalnya dari aspek geostrategi, sistem pertahanannya sangat tergantung pada laut lepas, sedang konfigurasi Laut Cina Selatan dan Laut Cina Timur sangat mudah diblokade dari luar. Laut Timur terbentang di antara pulau-pulau Korea, Jepang dan Taiwan, kemudian Laut Cina Selatan lebih tertutup lagi yakni pada bentangan antara Taiwan, Filipina, Indonesia dan Singapura. Keprihatinan besar Beijing saat ini adalah rencana blokade oleh AS yang akan berdampak signifikan terhadap perekonomian Cina secara menyeluruh. Barangkali inilah shock and awe yang tengah dijalankan oleh AS dalam rangka “melemahkan” Cina, belum lagi bakal muncul ancaman dari Taiwan, Korea Selatan, Philipina dan lainnya.

Dekade 2008-an kekuatan militernya memang terbesar kedua setelah AS, namun pada tahun 2011-an Rusia mampu menyalip sehingga kini menempati urutan ketiga. Menurut Dewi Fortuna Anwar dalam diskusi ASEAN-US Relations: What Are the Talking Points? yang digelar di @america Mall Pacific Place Jakarta, Senin (5/3/2012). “Hingga saat ini anggaran militer AS jauh lebih besar dari jumlah anggaran sebagian negara-negara besar," katanya, sekalipun anggaran belanja militer sebagian negara-negara besar seperti Jepang, Inggris, Rusia ditambah dengan anggaran militer ke sepuluh negara ASEAN bahkan anggaran militer AS masih tetap yang tertinggi.

Data 2011 anggaran militer AS berjumlah 692 milyar USD, bandingkan dengan Cina sekitar 100 milyar USD, Rusia 56 milyar USD, India 36,030 milyar USD, atau Iran 9,174 milyar USD dan sebagainya (www.globalfirepower.com).

Rincian selanjutnya adalah sebagai berikut. Saat ini, The People’s Liberation Army (PLAN) memiliki 250.000 tentara yang didalamnya termasuk 35.000 tentara Coastal Defense Force (Pasukan Pertahanan Lepas Pantai). Sedangkan infantri marinir lautnya berjumlah 56.000 tentara. Belum lagi termasuk 56.000 Aviation Naval Air (Pasukan Unit Udara Angkatan Laut).

Bukan itu saja. Jumlah kapal selam milik PLAN pun boleh dibilang cukup fantastis. Saat ini Cina memiliki 972 unit kapal selam. Kemajuan yang sangat pesat mengingat sebelummnya PLAN hanya memiliki 35 unit kapal selam. Sedangkan kapal pembawa rudal juga meningkat dari 20 menjadi 100 buah.

Dengan demikian, postur angkatan bersenjata Cina diprediksi akan semakin meningkat, sehingga pada 2015 mendatang, Cina diyakini akan memiliki anggaran militer dua kali lipat dari yang saat ini sebesar 100 miliar dolar AS. Suatu fakta yang tentunya mencemaskan bagi Amerika dan Uni Eropa, apalagi bagi berbagai elemen yang meyakini prediksi Samuel Huntington dalam bukunya The Clash of Civilization. Dalam bukunya tersebut, pakar politik Amerika dari Universitas Harvard tersebut memprediksi akan meletus perang terbuka AS-Cina, dan melibatkan polarisasi baru antara AS-Uni Eropa versus Cina-Negara-negara Islam.

Begitupun,dengan data yang tersaji tersebut di atas, tetap saja Cina belum bisa dikatakan telah memiliki angkatan laut handal. Hingga saat ini Cina masih dalam proses penyelesaian kapal induk pertama. Angkatan lautnya tidak cukup kualitas, kuantitas dan pengalaman untuk bertempur melawan militer AS dan sekutu. Sejak usai Perang Dunia II, geliat militer Cina belum memiliki kelompok tempur kapal perang yang teruji dan tidak pernah lagi memiliki laksamana tangguh seperti kisah Cheng Ho dulu.

Strategi Kontra

Tampaknya Cina memahami masalah ini. Dalam rangka mencegah blokade laut oleh AS, selain tahun ini (2012) menaikkan budget militernya hingga 11% lebih, ia juga membangun kapal selam besar sebagai strategi kontra. Kemudian mengembangkan rudal anti kapal yang mampu menembus kapal perang bahkan kapal induk sekalipun.

Pada satu sisi, Cina juga memiliki sistem rudal darat yang mampu menangkis serangan rudal jelajah, kemudian kini mempunyai pesawat terbang siluman, pesawat tanpa awak saat ini masih dalam pengembangan, namun di sisi lain strategi rudal akan bekerja dengan baik bila memiliki kemampuan intai efektif. Artinya rudal tidak dapat menghancurkan kapal jika tidak tahu posisinya, lalu ia pun membangun teknologi smart satelit sebagai supporting system dalam perang rudal kelak.

Selain itu kemampuan Cina dalam pertempuran jangka lama masih belum teruji. Kendati kekalahannya sewaktu ia menyerang Vietnam tahun 1979-an tidak boleh dijadikan patokan, karena kemampuan militernya telah melesat jauh daripada sebelumnya, kini terbesar ketiga setelah AS dan Rusia.

Strategi kontra lain ialah berusaha mendapat akses pelabuhan di beberapa negara di kawasan Lautan Hindia dengan membangun pelabuhan di Myanmar, Pakistan, Kolombo dan Sri Lanka, termasuk membangun rel serta sistem transportasi jalan sebagai infrastruktur menuju pelabuhan-pelabuhan tersebut. Tetapi yang urgen ialah memelihara hubungan politik dengan negara yang diakses terutama beberapa negara yang memiliki kadar ketidakstabilan tinggi seperti di Myanmar, Pakistan dan lainnya.

Inilah salah satu kepentingan stategis lagi fundamental bagi China. Ia pun tidak boleh berasumsi bahwa dengan membangun sebuah pelabuhan akan memberikan akses tak terbatas di negara tersebut, sebab jalan dan jalur rel mudah disabotase gerilyawan suatu negara, atau mudah dihancurkan melalui serangan udara. Dengan demikian, Beijing harus mampu mengendalikan situasi politik di negara tuan rumah dalam waktu lama. Dan jaminan atas kendali pada negara lain mutlak harus memiliki kekuatan besar untuk memaksa akses ke pelabuhan dan sistem transportasi.

Semenjak Komunis mengambil alih kekuasaan, Cina jarang bahkan hampir tidak pernah melakukan operasi militer secara ofensif. Hanya sekali-sekali saja. Suksesnya invasi ke Tibet bukan jaminan kehebatan militernya, karena daya tempur unsur-usur perlawanan memang tidak maksimal. Demikian pula intervensi ke Korea mengalami kerugian karena biaya relatif besar namun menemui jalan buntu. Hal ini membuat ia harus berhati-hati di masa depan. Yang memalukan ketika ia menyerang Vietnam tetapi menderita kekalahan (1979). Dengan demikian, setidaknya “bangunan militer”-nya kini telah mengadopsi beberapa pengalaman tidak menyenangkan di masa lalu.

Semenjak dekade 1980-an, Cina telah menyerahkan tanggung jawab internalnya kepada polisi, pasukan perbatasan dan pasukan keamanan internal lainnya yang telah diperluas serta terlatih dalam rangka menangani ketidakstabilan sosial. Pengalaman atas konflik internal di masa lalu telah meletakkan pula The Peoples’s Liberation Army (PLA) atau Tentara Pembebasan Rakyat sebagai organ yang ditunjuk dalam rangka mengendalikan konfigurasi sosial di dalam negeri hingga level terburuk. PLA adalah secondery force selain militer, ia dipersiapkan dalam rangka menghadapi tantangan pendudukan dari Myanmar, atau Pakistan misalnya, intinya adalah mengendalikan situasi internal bukan untuk proyeksi keluar.

Secara fisik ia mampu mengendalikan di dalam tetapi kontrol terhadap negara-negara tetangganya sangat terbatas. Salah satu kelemahanya ialah ketidakmampuan dalam penyediaan logistik perang jarak jauh dengan waktu lama disebabkan faktor alam, infrastruktur transportasi, serta dikelilingi oleh negara-negara yang secara politis berseberangan. Solusi sederhana bagi Cina, terutama untuk kontrol eksternal ialah membuka jalur-jalur laut dan metode gerilya bersenjatakan rudal, ranjau dan kalal selam. Ini yang seharusnya dibangunnya.

Strategi Politik

Melihat fakta di atas, tampaknya Cina menghadapi masalah strategi yang cukup signifikan. Sepertinya ia belum mampu jika melawan AS dan sekutu di perairan. Kontra strategi yang diterapkan pun belum sepenuhnya efektif mengingat biaya besar dan kondisi akses politik yang tidak pasti di negara-negara di sekitar Lautan Hindia. Apa boleh buat. Tuntutan menciptakan kekuatan guna mampu menjamin akses politik diluar, justru bertentangan dengan persyaratan keamanan dalam negerinya sendiri. Ya. Kekuatan dominan angkatan laut dunia saat ini adalah Paman Sam beserta koalisi dengan puluhan kapal induk diiringi kapal freegat serta ratusan kapal selam siap tempur, belum lagi pangkalan militer yang tersebar di berbagai belahan dunia.

Upaya menetralisir kelemahan strateginya, Cina mencoba melibatkan sebagai bagian yang urgen bagi AS itu sendiri. Misalnya surat utang sebesar 1,107 triliun USD per September 2011 milik AS (CNBC, 2/2/2012) yang dipegang oleh Cina memang bisa menjadi kartu truf dalam satu sisi, kendati belum menjamin sepenuhnya terutama sisi politik global.

Pengalaman Libya merupakan contoh riil. Kepercayaan diri Gaddafi yang berbasis keyakinan bahwa ia tidak akan diserang oleh AS dan NATO karena disamping tengah menjalin konsesi minyak beberapa perusahaan minyak milik Barat, juga Barat memiliki utang sekitar 600 milyar USD kepada Libya. Dari aspek politik ternyata bertolak belakang. Resolusi PBB nomor 1973 tentang No Fly Zone merupakan jawaban fatal atas “kesalahan keyakinan”-nya Gaddafi kepada Barat. Seri baru perang kolonial yakni utang dibayar bom dan perampokan internasional berkedok pembekuan aset-aset di luar negeri pun diterapkan oleh AS dan sekutu terhadap Libya (baca: Perampok Internasional dan Utang Dibayar Bom, di www.theglobal-review.com). Libya kini porak-poranda.

Persepsi kebangkitan Cina memang tak bisa dipungkiri siapapun, namun mengingat masih besarnya tantangan internal sementara postur militernya tengah berformat mencari bentuk ideal merujuk geostrategi dan geopolitik, maka dibutuhkan kajian secara mendalam oleh think-tank Beijing jika memutuskan hendak melawan AS dan sekutu di wilayah perairan.

Rekomendasi

“Setiap sistem dominasi tergantung kekuatan militer, tetapi selalu membutuhkan pembenaran ideologis” (Jean Bricmont).

Menaksir kemampuan Cina dari teori ini, tampaknya kedua elemen sebagai syarat pokok yakni power militer dan senjata ideologis belum dimilikinya. Jujur saja, Cina tidak punya citra ideologis guna “menerobos” lorong-lorong politis negara lain dan juga belum memiliki power militer dalam rangka akses politis di luar kendati kekuatan militernya ketiga terbesar di dunia. Berbeda dengan AS yang mampu menebar ideologis melalui paket demokrasi, HAM dan lingkungan (DHL) serta para personel dan pangkalan militer, capacity building bahkan doktrin militernya bertebaran di banyak negara.

Pendekatan asimetris (non militer) Cina dianggap luar biasa, bahkan ditakuti oleh jajaran negara Barat di Afrika, Asia, Timor Leste dan lainnya. Hal ini menjadikan Cina lebih populer daripada kelompok negara Barat yang sering usil dengan urusan internal negeri lain. Namun langkah asimetris bukanlah jaminan, selain tidak memiliki efek signifikan bila terjadi perang terbuka nanti, niscaya akan mengendala ketika merambah suatu negara yang secara ekonomi telah mapan serta sudah mampu mengelola “jati diri”-nya secara berkelanjutan seperti Brazil, Venezuela, Bolivia, Iran dan lainnya.

Namun demikian ada beberapa hal yang kiranya perlu mendapat perhatian kita secara seksama terkait postur kekuatan angkatan bersenjata Cina yang cenderung kian meningkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan data kekuatan militer Cina yang berhasil dihimpun oleh tim riset Global Future Institute(GFI), kekuatan angkatan bersenjata Cina bagaimanapun juga tetap tidak boleh diremehkan, bahkan oleh Amerika Serikat sekalipun.

Tentara Aktif berjumlah 2.255.000 (dua juta duaratus limapuluh lima ribu) orang. Tentara cadangan, 800.000(delapan ratus ribu) orang. Paramiliter aktif 3.969.000(tiga juta sembilanratus enampuluh sembilan ribu) orang.

Angkatan Darat, Cina memiliki senjata berbasis darat sejumlah 31.300, tank sejumlah 8200, kendaraan pengangkut pasukan sebesar 5000, meriam sejumlah 14.000, senjata pendorong 1.700, sistem peluncur roket 2.400, mortir sejumlah 16.000, senjata kendali anti tank 6500, dan senjata anti-pesawat 7.700.

Di matra laut, Cina pun cukup berjaya. Kapal perang, berjumlah 760 unit, kapal pengangkut 1822 unit, pelabuhan utama 8, pengangkut pesawat 1 unit, kapal penghancur 21 unit, kapal selam 68 unit, fregat 42, kapal patroli pantai 368 unit 6, kapal penyapu ranjau sekitar 39 unit, dan kapal amphibi sekitar 121 unit.

Angkatan Udara, Cina punya jumlah pesawat 1900 unit. Cukup menakjubkan. Helikopter 491 unit, lapangan udara 67 unit.

Mengakhiri catatan ini, rekomendasi yang diberikan ialah agar pancingan AS dan kelompok negara proxy-nya sekutu terhadap Cina supaya masuk ke lingkaran tema PD III di Laut Cina Selatan sebaiknya dihindari sementara ---diulur-ulur waktu--- sambil ia terus membangun kontra strategi dan meningkatkan kemampuan “gerilya”-nya guna menaklukkan negara di sekelilingnya. Akan tetapi rekomendasi ini boleh saja diabaikan apabila telah ada komitmen jelas, bahwa Rusia pun terlibat langsung bersama-sama Cina melawan AS dan sekutu. Itu baru imbang!

(Analisa ini disarikan dari berbagai sumber)

DATA TAMBAHAH TERKAIT KEKUATAN ANGKATAN BERSENJATA CINA TERKINI:

Total Navy Ships: 972

Merchant Marine Strength: 2,012 [2012]

Major Ports & Terminals: 8

Aircraft Carriers: 1 [2012]

Destroyers: 25 [2012]

Submarines: 63 [2012]

Frigates: 47 [2012]

Patrol Craft: 332 [2012]

Mine Warfare Craft: 52 [2012]

Amphibious Assault Craft: 233 [2012]NI;

SUMBER: www.globalfirepower.com

Judul: Menaksir Cina: Bertarung di Perang Dunia III
Penulis : M Arief Pranoto dan Hendrajit, Peneliti Senior Global Future Institute