Militer Suriah Bantah Gunakan Bom Klaster - Suriah membantah tuduhan Human Right Watch bahwa mereka telah menggunakan bom curah dalam pertempuran dengan para pemberontak. Lembaga nirlaba internasional ini sebelumnya menuduh rezim Bashar al Assad menjatuhkan bom itu di daerah-daerah Maarat al-Nuaman.
Dalam sebuah pernyataan melalui televisi negara, militer mengatakan "tidak memiliki jenis senjata itu " dan tuduhan itu "tidak berdasar".
Human Rights Watch mengatakan pada hari Minggu bahwa laporan video online menunjukkan bukti bom curah yang digunakan dalam konflik baru-baru ini. Tabung bom tandan dan sub-munisi yang ditunjukkan dalam video itu menunjukkan "kerusakan dan pola keausan merujuk pada bom ini," kata HRW. Mereka mengidentifikasi bom sebagai buatan Rusia jenis RBK-250.
Tapi tentara Suriah membantah memiliki senjata tersebut, dan menuduh lembaga ini "menerbitkan laporan palsu." "Laporan tersebut tidak berdasar dan merupakan bagian dari kampanye disinformasi," kata sumber militer.
Suriah belum menandatangani konvensi tentang bom curah tahun 2010 yang telah diratifikasi lebih dari 100 negara.
Steve Goose, direktur HRW menyerukan Suriah untuk "segera menghentikan semua penggunaan senjata sembarangan yang terus membunuh dan melukai warga sipil selama bertahun-tahun".
Menurut Wikipedia, bom tandan, bom curah, atau bom klaster, adalah munisi yang dijatuhkan ke tanah dari udara dalam bentuk submunisi. Bom ini digunakan untuk membunuh personel musuh dan menghancurkan kendaraan. Senjata submunisi didesain untuk merusak jalan, jalur listrik, pengantaran senjata kimia atau biologi, atau juga untuk menghancurkan ranjau.