Aksi kebrutalan pasukan keamanan Arab Saudi terhadap demonstran Bahrain, para pengamat politik membandingkan kejahatan yang dilakukan oleh rezim Arab Saudi dengan brutalitas rezim Israel, menyusul invasi pasukan keamanan Riyadh ke Bahrain dalam rangka membantu memadamkan protes anti-pemerintah.
Pada tanggal 14 Maret, Arab Saudi mengirim seribu pasukannya ke Bahrain untuk menindak para pengunjuk rasa Bahrain yang menuntut pengakhiran dinasti al-Khalifa.
Hal ini mendorong pengamat politik untuk meninjau kembali kejahatan rezim Saudi sepanjang sejarah dan mengemukakan pertanyaan, apakah bedanya rezim Saudi dan Israel?"
Rezim Zionis menginvasi Palestina dan mengganti namanya menjadi Israel, dan dinasti Saudi menyerang Hijaz dan menjadikan nama keluarga sebagai nama negara Arab Saudi.
Israel menyerang Lebanon dan Gaza dengan dalih mewujudkan keamanan sementara Saudi melancarkan serangan terhadap warga sipil Bahrain guna mencegah gelombang protes anti-pemerintah itu menyebar menyebar ke Arab Saudi
Israel melanggar berbagai ketentuan internasional dan penggunaan senjata non-konvensional terhadap warga Gaza dan Lebanon. Adapun Arab Saudi menggunakan peluru tajam dan gas saraf dalam menyerang warga Bahrain yang sedang menggelar protes damai.
Israel menyerang area permukiman, rumah sakit dan sekolah-sekolah, sementara Arab Saudi menyerang ambulans dan rumah sakit di Bahrain.
Israel mengandalkan penculikan, pemboman dan berbagai operasi teror ke negara lain demi mempertahankan hegemoninya. Adapun Saudi telah menyiapkan AlQaeda guna melanggengkan dominasinya dan mengirim kelompok teroris ke Irak guna melancarkan teror di pendudukan tersebut.
Dengan perbandingan tersebut, masih belum jelas pula siapa yang yang lebih kriminal dan kejam antara Israel dan Arab Saudi. Namun satu fakta yang pasti bahwa keduanya mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat. (irib)