Presiden Amerika Serikat Barack Obama telah mengumumkan kematian pemimpin jaringan teroris Al Qaeda, Osama bin Laden dalam penyergapan terhadap sebuah rumah mewah di kota Abbottabad, tidak jauh dari akademi militer Pakistan. Menurut laporan Associated Press, Obama dalam statemennya di Washington, tidak menyinggung rincian kejadian itu dan hanya mengatakan Osama telah terbunuh di sebuah bangunan di Islamabad.
Abbottabad sendiri adalah tempat bagi tiga resimen tentara Pakistan dan ribuan personil militer dan dihiasi dengan bangunan militer. Penemuan bahwa Osama bin Laden tinggal di sebuah kota militer di Pakistan menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana dia berhasil menghindari penangkapan dan apakah intelijen dan militer Pakistan tahu keberadaannya dan melindunginya.
Meski kelompok Tehrik-e-Taliban, sebuah sayap Taliban Pakistan, menolak berita tersebut. Namun, para pejabat tinggi Dinas Intelijen Pakistan membenarkan kematian Bin Laden. Terlepas dari dukungan finansial AS terhadap pembentukan Taliban, kelompok Al Qaeda didirikan pada tahun 1988 dengan tujuan memerangi Uni Soviet di Afghanistan. Kelompok ini mengalami perluasan dan kemajuan melalui Maktab al-Khidamat, yang dibentuk untuk merekrut dan melatih para mujahidin dalam melawan tentara Soviet. Organisasi itu mendapat dukungan dari pemerintah Pakistan dan juga AS.
Pada tahun 2000, Ayman al-Zawahiri menggabungkan Organisasi Jihad Islam Mesir dengan Al Qaeda dan ia menjadi orang kedua di jaringan teroris tersebut.
Washington menuding Al Qaeda bertanggung jawab atas serangkaian aksi teror dan peristiwa 11 September. Padahal sebelum itu, pemerintah AS memanfaatkan organisasi tersebut untuk melawan pendudukan Uni Soviet atas Afghanistan. Namun pasca kekalahan Soviet, Al Qaeda melakukan restrukturisasi dan menetapkan tujuan-tujuan baru berdasarkan manhaj Salafi. Misi baru Al Qaeda adalah melawan Kristen dan ekspansi AS di seluruh penjuru dunia dan mulai menyerang kepentingan-kepentingan negara adidaya itu.
Kini,seiring pengumuman kematian Bin Laden, kemungkinan akan ada perubahan dalam kebijakan luar negeri AS di Afghanistan dan Irak. Atas dasar ini, pemerintahan Obama dengan membuat perubahan dalam tim keamanannya, mencoba untuk fokus pada jaringan Al Qaeda ketimbang menggelar serangan-serangan luas, yang menimbulkan protes rakyat. Di sisi lain, kematian Bin Laden sepertinya bisa membawa perubahan dalam strategi militer AS di Afghanistan.
Oleh karena itu, kehadiran luas pasukan AS di Afghanistan bisa digantikan dengan partisipasi di bawah kontrak keamanan dan mengarah pada pembangunan pangkalan. Dalam konteks ini, setelah Washington terlepas dari tekanan serius karena isu keamanan, sekarang AS akan lebih fokus pada strategi makro dalam mengelola krisis regional, termasuk Timur Tengah dan Afrika Utara. (irib)