15 Jun 2010

"Berlusconi-kan" Media Perancis, Sarkozy Menuai Badai

ImagePARIS – Presiden Perancis Nicolas Sarkozy dituding berusaha menekan media Perancis seperti Silvio Berlusconi dari Italia. Tuduhan tersebut muncul setelah Sarkozy melakukan intervensi pribadi untuk menghentikan penjualan Le Monde, surat kabar Perancis yang paling berpengaruh kepada pengusaha sayap kiri karena khawatir hal itu dapat mengganjal keinginannya untuk terpilih kembali.
Sarkozy tidak ingin surat kabar yang amat berpengaruh tersebut jatuh ke tangan tim yang dipimpin Matthieu Pigasse, seorang bankir yang mengepalai Lazard France, dan Pierre Bergé, yang sejak lama dikenal sebagai mitra Yves Saint Laurent. Kedua tokoh tersebut sama-sama dikenal sebagai orang yang dekat dengan Partai Sosialis, oposisi pemerintah Sarkozy.


Orang ketiga yang membubuhkan tanda tangan, Xavier Neil, adalah seorang taipan telekomunikasi yang memiliki keuntungan pribadi sebesar dua miliar euro. Trio tersebut mengindikasikan bahwa mereka siap menanamkan investasi hingga mencapai 100 juta euro dalam surat kabar tersebut, yang akan tidak sanggup menanggung gaji karyawan pada Juli mendatang jika tidak mampu menemukan pembeli.


Presiden sayap kanan Perancis tersebut telah mengancam akan menarik dana sekitar 45 juta euro yang dikucurkan untuk membantu restrukturisasi surat kabar kekurangan dana tersebut jika sampai diambil alih oleh tiga orang kaya tersebut, karena Sarkozy khawatir mereka akan berkampanye melawan dirinya dalam pemilu 2012.


Ancaman tersebut disampaikan kepada Eric Fottorono, editor kepala surat kabar independen tersebut, setelah ia dipanggil ke Elysée minggu lalu.


Sarkozy khawatir karena Pigasse pernah bekerja dalam kabinet Dominique Strauss-Kahn, yang saat ini memimpin Dana Moneter Internasional (IMF) tapi dianggap sebagai ancaman paling nyata bagi Sarkozy jika ia menghadapinya dalam waktu dua tahun. Bergé telah sejak lama menjadi simpatisan Partai Sosialis.


Menurut majalah Le Point, Sarkozy juga menyatakan ketidaksetujuan terhadap Neil, yang menyebut sang presiden sebagai "pria pertunjukan mengintip" karena ia memulai kariernya dengan berinvestasi pada layanan pornografi Minitel, pendahulu internet Perancis.


Sarkozy amat sensitif dengan pemberitaan media, dan ada banyak surat kabar Perancis yang enggan memuat cerita yang akan membuat marah sang presiden.


Awal tahun ini, media Perancis mengabaikan laporan bahwa Sarkozy dan istrinya Carla Bruni-Sarkozy terlibat dalam skandal di luar pernikahan, meski ada banyak laporan berisi klaim yang meluas di seluruh penjuru Eropa di internet.


Seorang pemimpin tim Pigasse menyebut ancaman Sarkozy tersebut "mengguncang".


"Kelakuan semacam ini amat mengingatkan kita pada (Silvio) Berlusconi (perdana menteri Italia dan taipan media)," katanya kepada surat kabar Daily Telegraph. "Amat mengejutkan bahwa Perancis terbawa ke arah ini," tambahnya.


Fottorino mengabaikan ancaman Sarkozy, ia mengatakan memang ada ketertarikan politik terhadap Le Monde sejak media tersebut berdiri tahun 1944 sebagai media tidak berat sebelah yang menjadi "penawar" kabar-kabar propaganda, "dan hal itu tidak akan berubah."


Le Monde akan memilih pemilik baru hari Senin, namun keputusan tersebut telah ditunda selama satu minggu, kata seorang sumber.


Surat kabar Le Figaro, Les Echos, dan Le Journal du Dimanche adalah milik kawan dekat presiden. Begitu juga dengan TF1, saluran televisi yang paling banyak ditonton di Perancis.


Baru-baru ini, Sarkozy mengubah peraturan yang memungkinkan dirinya menunjuk pemilik televisi umum dan akan menominasikan orangnya minggu depan.


Awal tahun lalu, Presiden Sarkozy menekan kebebasan televisi umum Perancis melalui parlemen. Reformasi tersebut bertujuan untuk memperkuat kendali pemerintahan terhadap France Televisions dengan menghapuskan iklan, lalu membuat televisi umum bergantung sepenuhnya pada dana dari negara.


Hal itu menjadi serangan terhadap kemerdekaan perusahaan-perusahaan televisi independen karena dana dari pajak tidak akan mengalir kepada mereka secara langsung sebagai pemasukan yag pasti, namun dibayarkan ke dalam anggaran nasional.


Seperti banyak kebijakan Sarkozy lainnya, reformasi tersebut merupakan sebuah langkah "kiri." Menekan iklan televisi umum menjadi tuntutan dari kaum borjuis kiri Perancis, yang mengatakan bahwa hal itu membuat televisi pemerintah mendapat pengaruh pribadi.


Reformasi Sarkozy banyak diberi julukan "Berlusconisasi" media Perancis. Berlusconi memiliki banyak media swasta Italia dan mengendalikan media pemerintahan sebagai kepala negara. (suaramedia)