Penguasa Libya Muammar Gaddafi seraya mengatakan bahwa ia tidak akan mundur dan tidak akan tinggal diam dalam menghadapi aksi protes, Ia menuding anggota oposisi Dewan Revolusi Libya sebagai pengkhianat.
Dewan Revolusi Nasional, yang baru-baru ini dibentuk oleh kekuatan oposisi dan dipimpin oleh mantan Menteri Kehakiman Mustafa Abdel Jalil, telah memberikan ultimatum kepada Gaddafi dan para pembantunya. Mereka menyatakan tidak akan menuntut Gaddafi atas kejahatannya, jika ia meninggalkan negara itu dalam waktu 72 jam.
Pernyataan itu disampaikan Gaddafi, Rabu (9/3) di tengah kelanjutan serangan pasukan pemerintah terhadap penduduk sipil.
Dia menyatakan bahwa revolusi melawan kekuasaannya sebagai perintah pihak asing. Ditegaskannya, unsur asing telah mencuci otak putra-putri Libya untuk berbalik melawan pemerintah. Demikian dilaporkan koresponden Press TV.
"Pemprotes anti-rezim berafiliasi dengan Al Qaeda dan datang dari luar negeri. Unsur-unsur ini benar-benar tidak punya harapan. Ini adalah kelompok kecil dari Afghanistan, Aljazair, Mesir dan Palestina yang memasuki Libya. Mereka memasuki Zintan, Zawiyah dan Benghazi," tukasnya berapi-api di hadapan warga dari suku Zintan.
"Mereka mempersenjatai rakyat Libya dan anak-anak di negara ini juga senang dengan mereka. Ini akan menjadi hal buruk," sesalnya.
Sebelumnya, Gaddafi melakukan kunjungan ke sebuah hotel Tripoli yang dipenuhi oleh para wartawan. Dia diharapkan memberi pernyataan singkat di hadapan para kuli tinta, tetapi diktator ini meninggalkan hotel tanpa memberikan pidato. (irib.ir)
