1 Jun 2010

Rekan dan Musuh Mengutuk Israel

Ashdod, Senin - Israel menuai kecaman dari rekan dan musuhnya setelah Pasukan Komando Angkatan Laut Israel menyerang rombongan kapal pembawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, Palestina.


Puluhan perahu perang didukung helikopter tempur, Senin (31/5) sekitar pukul 05.00 (pukul 09.00 WIB), menyerang konvoi armada kapal kebebasan yang membawa bantuan kemanusiaan dan aktivis pro-Palestina dari 40 negara. Konvoi berangkat dari Siprus, Minggu pukul 15.00, setelah berbagai kapal dari berbagai negara berkumpul.


Untuk menjemput kedatangan rombongan, sejumlah warga Palestina di Jalur Gaza sudah antre di tepi pantai. Blokade Israel terhadap Jalur Gaza mendorong para aktivis kemanusiaan melakukan perjalanan ke sana.


Namun, keinginan warga Gaza bertemu para penolong itu kandas akibat serangan Israel sekitar 30 kilometer (km) dari lepas pantai Jalur Gaza dan menurut situs Aljazeera masih merupakan perairan internasional. BBC menyebutkan, serangan terjadi sekitar 64 km di lepas pantai Gaza.


Helikopter tempur Israel menerjunkan pasukan komando untuk menguasai kapal kebebasan itu. Selain dari udara, ratusan pasukan Israel menaiki kapal kebebasan itu dari perahu.


Bentrokan pun terjadi antara pasukan Israel dan para aktivis mancanegara di berbagai sudut kapal. Pasukan Israel menggunakan gas air mata dan peluru. Suasana seperti terjadi perang sungguhan.


Jubir Militer Israel Letkol Avital Leibovitch berkilah dengan mengatakan, ”Pasukan kami diserang.” Para aktivis menyerang dengan benda tajam, belati, dan pistol. Leibovitch juga menyebutkan aktivis itu sangat dekat dengan Hamas.


Televisi saluran 10 Israel menyebut, sekurangnya 19 orang tewas dari kalangan aktivis dan 50 orang lainnya luka-luka. Lima pasukan Israel mengalami luka-luka akibat bentrok tersebut. Di antara korban tewas, 9 warga Turki dan sisanya warga Arab.


Wakil Menlu Israel Danny Ayalon dalam temu pers yang disiarkan televisi Aljazeera berjanji akan menyampaikan secara lebih rinci tentang konvoi kapal kebebasan itu.


Serangan militer Israel itu dikomandoi langsung Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak. Sebuah rapat militer memutuskan serangan dilakukan dini hari sebelum matahari terbit. Diduga agar para wartawan yang berada di atas kapal-kapal itu tak leluasa merekam detik-detik serangan.


Israel sebelumnya sudah memperingatkan kapal-kapal itu akan dicegat. Para aktivis tidak gentar. Namun, media Israel telah memperingatkan bahwa Pemerintah Israel akan meraih citra buruk dan kehilangan simpati masyarakat internasional jika aksi penyerangan dilakukan.


Dari beberapa cuplikan rekaman video yang disiarkan televisi Aljazeera terlihat para aktivis berusaha membela diri dalam menghadapi serangan pasukan Israel yang menaiki kapal itu dengan senjata mengarah ke para aktivis. Tentara Israel di atas helikopter melepaskan tembakan-tembakan ke kapal yang mengangkut para aktivis itu.


Diberitakan, korban aktivis yang tewas semuanya berada di kapal ”utama”, Mavi Marmara, yang mengangkut sekitar 700 aktivis dari 50 negara. Di atas kapal itu disebutkan juga terdapat 12 aktivis asal Indonesia.


Seorang koresponden Aljazeera yang berada di atas kapal Mavi Marmara sempat mengirimkan laporan dan mengatakan, tentara-tentara Israel terus melakukan penembakan meski bendera putih tanda menyerah dikibarkan.


Ia menyebutkan, ratusan tentara Israel menyerang sejumlah rombongan kapal bantuan itu di wilayah perairan internasional. Kapten kapal Mavi Marmara termasuk korban yang terluka akibat serbuan Israel itu.


Sebuah kapal Yunani, Sfendoni, yang turut dalam rombongan kapal bantuan kemanusiaan itu juga ditembaki baik dari perahu-perahu maupun helikopter-helikopter Israel.


Perkembangan terakhir tentang para aktivis kini tidak diketahui atau masih misterius. Komunikasi dengan kapal kebebasan terputus total sejak Senin pukul 05.00, satu jam setelah serangan Israel itu dimulai.


Leibovitch mengatakan, kapal dan para penumpangnya telah digiring ke Pelabuhan Ashdod di Israel. Ia menambahkan, hal itu dilakukan untuk penyelidikan terhadap para aktivis untuk kemudian dideportasi atau dilakukan tindakan sesuai prosedur.


Koordinator Bantuan Kemanusiaan Turki yang berbasis di Jalur Gaza, Mohamed Qayyim, kepada televisi Aljazeera mengungkapkan, komunikasi dengan kapal kebebasan sangat lancar sebelum serangan Israel. ”Namun, setelah pukul 05.00, komunikasi dengan kapal kebebasan terputus total. Saya tidak tahu apa yang terjadi sekarang pada konvoi kapal kebebasan itu,” ungkapnya lagi.


Saat tidur


Televisi Aljazeera juga mengungkapkan telah putus hubungan dengan para wartawannya yang ikut serta dalam konvoi.


Aksi brutal Israel itu langsung menuai reaksi keras masyarakat dunia. ”Ini adalah pembantaian,” kata Sekretaris Jenderal Liga Arab Amr Moussa.


”Mereka menembak langsung kerumunan aktivis yang sedang tertidur di kapal,” ungkap Free Gaza Movement, yang mengorganisasikan operasi bantuan kemanusiaan untuk Gaza.


Juru bicara Gedung Putih, Bill Burton, mengatakan, ”AS sangat menyayangkan korban tewas dan luka-luka dan saat ini berusaha memahami keadaan terkait tragedi ini.”


Pemerintah Indonesia mengecam penyergapan itu. Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa menegaskan, Indonesia bersama masyarakat internasional akan memastikan Israel bertanggung jawab atas tindakan itu.


Sekretaris Jenderal PBB Ban ki-moon mengatakan ”terkejut” atas serangan Israel itu dan menuntut sebuah penyelidikan penuh. ”Saya terkejut oleh laporan-laporan pembunuhan dan cedera orang-orang di atas kapal yang membawa suplai untuk Gaza. Saya mengutuk kekerasan ini,” ungkap Ban.


Uni Eropa menuntut dilakukan penyelidikan atas insiden itu. Jerman mengatakan ”terkejut” atas aksi Israel itu. Perancis menganggap aksi Israel itu ”tidak sepantasnya”, sedangkan Italia meminta UE melakukan penyelidikan.


Sejumlah negara Eropa, antara lain Norwegia, Yunani, dan Swedia, langsung memanggil duta besar Israel untuk meminta penjelasan.


Turki dengan keras membantah tudingan Israel bahwa dalam kapal Mavi Marmara itu terdapat sejumlah senjata untuk Gaza. Turki langsung menarik duta besarnya di Israel, membatalkan tiga rencana latihan militer bersama Israel, serta memanggil pulang tim sepak bola pemuda Turki yang akan bertanding di Israel.


Warga Turki juga menggelar aksi protes besar-besaran di Istanbul dan berusaha menyerbu Konsulat Israel yang berada di kota tersebut.


Turki yang kini duduk sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB juga menyerukan digelarnya pertemuan darurat DK PBB untuk membahas ulah Israel itu.


Sejumlah diplomat di DK PBB mengungkapkan, DK akan menggelar pertemuan darurat untuk membahas penyerbuan terhadap kapal-kapal kemanusiaan itu, Senin mendatang.


Jordania dan Mesir, dua anggota Liga Arab yang menjalin hubungan dengan Israel, pun bersuara keras dengan menyebut tindakan Israel itu sebagai ”kejahatan keji” terhadap kapal-kapal kemanusiaan itu dan telah direncanakan sebelumnya.


Sekitar 1.000 orang juga menggelar aksi protes di ibu kota Jordania, Amman, menyerukan agar pemerintah mereka memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel.(kompas/AP/AFP/Reuters/DAY/MTH/OKI)

Artikel Terkait

- Reviewer: Asih - ItemReviewed: Rekan dan Musuh Mengutuk Israel Deskripsi: Ashdod, Senin - Israel menuai kecaman dari rekan dan musuhnya setelah Pasukan Komando Angkatan Laut Israel menyerang rombongan kapal pembawa... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►