Setelah pembakaran Minggu pagi (28/11) waktu setempat di Masjid Salaam Al-Farisi, sebuah hiruk pikuk media nasional dan penyelidikan FBI diturunkan atas kota perguruan tinggi yang baisanya sunyi tersebut. Namun pada Senin pagi (29/11) waktu setempat segala sesuatu menjadi mulai tenang.
Masjid tersebut masih saja melakukan hiruk pikuk kegiatan walaupun – ada sebuah kehadiran kuat media, namun tempat parkir di depan pusat ibadah yang terbakar tersebut di Northwest Kings Boulevard sebagian besar dipenuhi dengan para anggota komunitas dan para pemimpi keagamaan Corvallis yang telah bersatu untuk menawarkan doa dan dukungan terhadap tindakan pembakaran disengaja yang "mengerikan" tersebut.
"Pembakaran disengaja ini tidak seharusnya terjadi di sini – hal ini juga tidak seharusnya terjadi di manapun – namun Corvallis adalah sebuah komunitas terbuka yang hebat," kata Lauirie Holst ketika ia mampir di masjid tersebut untuk memberikan sebuah tanaman yang berpot dan sebuah kartu. Pemberian tersebut adalah bagian dari sebuah donasi yang tumbuh dari komunitas – tanaman poinsettia, karangan bunga dan kartu-kartu dikumpulkan di depan pintu masuk pria di Masjid tersebut.
Holst telah tinggal lama di sini selam lebih dari 25 tahun. Wanita tersebut bersekolah di Universitas Negeri Oregon dan sekarang bekerja di sana sebagai seorang penasihat untuk para siswa dalam sumber-sumber alam.
"Ini sama mengerikannya dengan apa yang terjadi di Portland – hanya saja, ini adalah perbuatan yang salah, kejadian ini tidak seharusnya terjadi di manapun atau di sini," Holst mengatakan, menahan air mata yang akan mengalir.
"Saya ingin teman-teman saya ini yang beribadah di sini mengetahui bahwa ini bukanlah tindakan orang-orang Corvallis… ini adalah tindakan beberapa orang idiot."
Cahaya matahari pagi menembus melalui awan di tempat parkir Masjid tersebut. Untuk Mohamed Siala, direktur Masjid tersebut, banjirnya dukungan dari orang-orang Corvallis bertindak sebagai sebuah harapan yang menenangkan di tengah-tengah kesulitan."
"Beginilah bagaimana komunitas di Corvallis berada," ia mengatakan ketika berbicara dengan Benjamin Barnett, rabi di Beit Am, sebuah sinagog lokal.
"Kami ingin Anda berdoa untuk kami dan menggunakan kesempatan ini untuk lebih mendekat satu sama lain."
"Mohamed adalah seorang teman yang baik, kami selalu berusaha untuk melakukan lebih banyak bersama-sama," Barnett mengatakan. Anggota dari sinagognya bertemu pada malam ini untuk membahas apa yang mereka dapat lakukan untuk memberikan dukungan terbaik – menggalang dana, mungkin tidak akan dibutuhkan, karena kerusakan tersebut akan ditutupi oleh asuransi.
"Hal utama yang kami ingin lakukan adalah menunjukkan solidaritas. Beritanya seharusnya bahwa mayoritas dari kami ingin berdiri berdampingan." ( Suaramedia.com)
