Sejumlah anggota parlemen Republik Islam Iran mengutuk keras aksi teror terhadap dua pakar fisika nuklir Universitas Shahid Beheshti di Tehran. Mereka menilai aksi itu sebagai bentuk kelemahan dan ketidakmampuan musuh Revolusi Islam dalam menekan dan menjatuhkan sanksi demi menundukkan bangsa Iran.
Dua operasi teror terpisah kemarin pagi (Ahad,29/11) menargetkan dua pakar nuklir Iran. Tindakan keji itu mengugurkan Doktor Majid Shahriari, sementara Profesor Fereydoun Abbasi dan istrinya menderita luka-luka.
Hossein Afarideh, anggota parlemen dan rekan kerja Doktor Shahriari memaparkan bahwa ia termasuk salah satu pakar nuklir terkemuka Iran. Dikatakannya, tujuan teror itu untuk menciptakan ketakutan di tengah para ilmuan Iran.
Sementara itu Profesor Foad Izadi, dosen Universitas Tehran mengatakan, Barat kini beralih ke aksi teror untuk menghentikan program nuklir damai Iran. "Mereka merupakan pakar fisika atom yang sangat aktif dalam program nuklir damai Iran. Selama 7-8 tahun terakhir, AS dan rezim Zionis Israel telah mencoba metode yang berbeda untuk menghentikan program tersebut," ujar Doktor Izadi.
"Sanksi, ancaman serangan militer dan berbagai jenis tekanan telah diberikan. Kini AS dan Israel beralih ke salah satu taktik yang keduanya akrab dengan terorisme negara," tegasnya.
"Pembunuhan itu tidak akan memiliki dampak negatif, tapi malah akan mendorong bangsa Iran untuk melanjutkan jalan tersebut," ujarnya. (Irib.ir)