Sehari setelah Pemimpin Libia, Moammar Khadafi, menerima rencana perdamaian yang ditawarkan Uni Afrika atau African Union (AU). Pasukan Loyalis Khadafi menggempur Kota Misrata yang dikuasai kelompok pemberontak pada Selasa (12/4).
Serangan itu membuktikan bahwa janji pemimpin Libia Muamar Khadafi untuk melakukan gencatan senjata seperti yang dia ungkapkan kepada perwakilan Uni Afrika sebagai sebuah kebohongan besar.
Untuk pertama kalinya, ujar kelompok pemberontak, pasukan yang setia kepada Khadafi menggunakan Roket Grad buatan Rusia.
"Yang terjadi adalah peningkatan serangan. Kami sama sekali tidak melihat adanya upaya gencatan senjata dari kelompok Khadafi," ujar juru bicara kelompok pemberontak Mahmoud Amloda dari Misrata. "Kami tidak menginginkan perang namun kami tidak memiliki pilihan lain. Kami harus membela diri sementara Khadafi menghancurkan segalanya layaknya orang gila."
Misrata yang terletak di Timur Tripoli merupakan kota terbesar ketiga di Libia dan merupakan pertahanan kelompok pemberontak terakhir di wilayah Barat Libia.
Dikepung di ketiga sisinya oleh pasukan Khadafi dengan pelabuhan di sisi lainnya, Misrata selama berpekan-epakn dihujani tembakan roket serta serangan para sniper. Akibatnya, kelompok pemberontak kini hanya menguasai sebagian kecil dari kota tersebut. Human Right Watch melaporkan pada bulan lalu sebanyak 250 orang tewas, mayoritas adalah warga sipil akibat pertempuran di Misrata.(MIcom)