Aksi Ratusan ribu pengunjuk rasa anti Presiden Hosni Mubarak di Mesir akan kembali bergerak ke jalan-jalan di Kairo dan kota-kota lainnya hari ini, Jumat (11/2). setelah tidak puas atas pidato Mubarak. Demonstrasi yang disebut-sebut merupakan demonstrasi terbesar yang pernah dilakukan ini dikhawatirkan akan berujung bentrok dan jatuh korban lebih banyak lagi.
Mubarak dalam pidatonya yang disiarkan di televisi pemerintah Mesir menegaskan tetap meneruskan kekuasaannya hingga pemilihan umum September mendatang. Ia melimpahkan sebagian kewenangannya pada wakilnya Omar Suleiman, tetapi ia akan tetap berkuasa hingga masa jabatannya berakhir.
Sebelum pidato Mubarak yang antiklimaks tersebut, pendemo berkemah di Taharir Square, pusat pergerakan revolusi Mesir. Mereka berteriak-teriak, "Keledai, pergilah." teriak mereka. Namun, perkiraan mereka meleset, Mubarak tak juga turun.
Hari ini, mereka berencana memperingati "Jumat Martir" sebagai penghormatan kepada 300 orang yang tewas sepanjang demonstrasi berlangsung dalam tiga pekan ini.
Mereka telah bergerak mulai tadi malam menuju lokasi-lokasi sensitif di sekitar istana di Heliopolis, pusat kota Kairo. "Gerakan ini akan menjadi tanda perjuangan melawan rezim yang tidak sah," kata salah seorang pengunjuk rasa di situs mikroblogging, twitter. "Mubarak telah menolak turun, ia akan mendapatkan ganjarannya."
Pengunjuk rasa mulai memblokade akses menuju gedung parlemen dekan Tahrir Square. Mereka juga mengelilingi gedung stasiun televisi dan radio yang menjadi corong Mubarak.
Para pekerja ikut bergabung dengan pendemo sejak beberapa hari lalu, mendukung aksi protes besar-besaran hari ini. Mereka menolak permintaan wakil presiden agar kembali ke rumah dan bekerja.
Tokoh pemimpin oposisi Mohamed Elbaradei menyatakan amarah Mesir akan meletus atas penolakan Mubarak untuk mundur. Sejumlah pengamat juga memperkirakan ketegangan dengan kekerasan akan meluas.
tempointeraktif