Publikasi WikiLeaks dari kawat-kawat rahasia bukanlah ledakan memalukan bagi diplomasi AS seperti yang banyak orang asumsikan, namun adalah sebuah strategi yang disengaja oleh Washington untuk mengembangkan citranya, seorang pejabat senior Iran mengatakan.
"Dokumen-dokumen WikiLeaks adalah semacam pendapat publik yang dirancang untuk menyelamatkan situasi bencana yang AS miliki di mata negara-negara dunia," kantor berita yang dijalankan pemerintah, Press TV mengutip pimpinan hak asasi Iran ketika mengatakan pada Minggu (5/12) waktu setempat.
Kebocoran hampir seperempat dari sejuta komunikasi publik – beberapa dengan penggambaran gamblang dan tidak menarik mengenai sekutu-sekutu AS – telah membuat geram pemerintah dan menyebabkan Washington meninjau ulang cara pihaknya berbagi informasi internalnya.
Namun Mohammad Javad Larijani, sekretaris jenderal dari Dewan Tertinggi untuk Hak Asasi Manusia, mengatakan bahwa serangan baru-baru ini pada kerahasiaan AS, dalam kenyataan, adalah sebuah strategi yang licik.
"Mereka merilis dokumen-dokumen tersebut untuk mengurangi tekanan yang bertambah pada mereka oleh pendapat publik duna," Larijani mengatakan.
"Ada sebuah kesempatan bahwa sekitar 10 persen dari dokumen tersebut – seperti yang ada pada kedutaan-kedutaan – adalah otentik, dan bahkan mereka di luar nilai biasa dan tidak mengandung sesutau yang tidak luar biasa."
Beberapa dokumen ditujukan untuk menunjukkan para pasukan AS di Irak tidak secara pribadi terlibat dalam penyiksaan, ia mengatakan. "Kami tahu bahwa Amerika sendiri, membunuh orang-orang Irak. Mereka masuk ke rumah-rumah warga Irak yang tdak berdosa dan membantai mereka."
Iran sendiri adalah subyek dari banyak kawat-kawat tersebut, termasuk beberapa di dalamnya laporan diplomat yang para negara tetangga Teluk Arab mendesak Washington untuk menggunakan paksaan jika diperlukan untuk menghentikan Tehran mendapatkan persenjataan atom.
Banyak yang menentang Iran dalam mendapatkan persenjataan atom. Termasuk di dalamnya adalah negara-negara Teluk. Dalam bocoran kawat-kawat WikiLeaks, sekutu-sekutu AS di negara-negara Teluk terungkap sebagai pihak yang paling khawatir atas program nuklir Iran, bahkan dengan gamblang menyerukan Amerika untuk menyerang Iran.
Dalam satu bocoran kawat diplomatik, Raja Abdullah dikutip oleh duta besarnya di Washington ketika mengingatkan kedutaan AS di Riyadh tentang desakan Raja kepada AS untuk menyerang Iran dan untuk mengakhiri program persenjataannya.
Arab Saudi, dikenal menjadi negara yang tegang terhadap ambisi persenjataan nuklir Iran, tidak secara publik menyerukan tindakan militer Barat terhadap negara tetangganya yang kuat tersebut.
Sebelumnya, Riyadh telah diperngatkan oleh Washington bahwa dokumen tersebut akan dibocorkan namun kebocoran tersebut tidak diketahui segera apa sebenarnya yang akan diungkapkan. (Suaramedia.com)