Situs Wikileaks masih terus melanjutkan proyek pembocoran dokumen rahasia Amerika.Tujuan aksi Wikileaks ini dapat ditangkap sebagai upaya memperkuat front Arab dalam menghadapi diplomasi regional Republik Islam Iran.
Dampak dari Pembocoran dokumen-dokumen rahasia ini akan dimanfaatkan oleh Amerika untuk meminggirkan ancaman rezim Zionis Israel bagi dunia Islam. Selain itu, proyek ini memberikan kesempatan kepada Tel Aviv untuk menarik napas lega dari kejaran dunia Islam atas pelbagai kejahatan kemanusiaan yang dilakukannya selama ini.
Empat tahun merupakan waktu yang cukup lama bagi sebuah situs internet untuk menjadikan dirinya sebagai pusat perhatian dunia. Tapi situs internet Wikileaks yang selama empat tahun beraktivitas tidak pernah dikenal oleh dunia, hanya dalam setahun tiba-tiba menjadi situs yang paling dicari oleh media-media pemberitaan.
Popularitas situs Wikileaks berasal dari dokumen-dokumen rahasia yang dipublikasikannya. Menurut para penanggung jawa situs ini, dokumen-dokumen ini merupakan bukti-bukti rahasia terkait pasukan militer Amerika di Irak dan Afghanistan.
Sekalipun demikian, dengan mengkaji dokumen-dokumen yang telah dipublikasikan oleh situs ini dapat diketahui bahwa sekalipun terkait kondisi perang dan militer Amerika di Timur Tengah, tapi sebagian besar isinya punya hubungan dengan Republik Islam Iran. Masalah yang membuat para pengamat meragukan klaim yang disampaikan para penanggung jawab situs ini.
Proyek Wikileaks, Ciptakan Konflik antara Iran dan Arab
Di antara dokumen yang dipublikasikan Wikileaks, ada sejumlah masalah yang menunjukkan proyek ini telah direkayasa sejak sebelumnya. Ada aksi terorganisir di balik proyek ini dengan tujuan menciptakan perselisihan dan konflik antarnegara Timur Tengah.
Penjelasan ungkapan sebagian kepala-kepala negara Arab terkait Iran yang dikutip dalam dokumen-dokumen ini merupakan upaya menjustifikasi adanya perselisihan dan konflik hebat antara negara-negara di Timur Tengah.
Para pengamat politik berkeyakinan, dengan mencermati pengaruh kuat Republik Islam Iran di kawasan, khususnya di bulan-bulan terakhir seperti dalam lawatan Presiden Mahmoud Ahmadinejad ke Lebanon yang mendapat sambutan luar biasa, publikasi berita-berita semacam ini dan fokus media-media secara luas akan masalah ini membuktikan ada satu skenario untuk menciptakan perselisihan antara Iran dan negara-negara Arab.
Di sisi lain, lawatan Nouri Maliki, Perdana Menteri Irak ke Tehran yang berujung pada keberhasilannya membentuk pemerintah baru telah menciptakan eskalasi sensifitas baru terkait peran Tehran di Timur Tengah, khususnya di front negara-negara Arab.
Tampaknya proyek berkelanjutan pembocoran dokumen-dokumen rahasia yang dilakukan Wikileaks salah satu tujuannya adalah memperkuat front Arab dalam menghadapi diplomasi regional Iran. Dampak dari proyek ini akan dimanfaatkan oleh Amerika untuk meminggirkan ancaman rezim Zionis Israel bagi dunia Islam. Selain itu, proyek ini memberikan kesempatan kepada Tel Aviv untuk menarik napas lega dari kejaran dunia Islam atas pelbagai kejahatan kemanusiaan yang dilakukannya selama ini.
Oleh karenanya, Perdana Menteri Rezim Zionis Israel, Benyamin Netanyahu begitu gembira atas pembocoran dokumen-dokumen Amerika ini dan menyebut Wikileaks tidak akan membuat masalah bagi Zionis Israel, sebaliknya malah memperkuat posisi Zionis Israel.
Dari Perang Irak Hingga Pemilu Iran
Ada hal lain lagi yang membuat pengakses situs Wikileaks semakin yakin ada konspirasi antara para penanggung jawab situs ini dengan para pemimpin Gedung Putih dan rezim Zionis Israel. Karena ada banyak masalah yang pada prinsipnya tidak ada hubungannya dengan militer Amerika di Irak dan Afghanistan, tapi cenderung hanya untuk menciderai posisi Iran di Timur Tengah.
Para penanggung jawab situs Wikileaks tidak pernah memberikan penjelasan bagaimana surat-menyurat pasukan Amerika di Irak sampai pada jumlah perolehan suara Mahmoud Ahmadinejad dalam pemilu presiden tahun lalu dengan tepat!!!
Begitu juga prosentasi yang cukup tinggi dari dokumen-dokumen ini terkait Iran, lebih dari 70 persen, membuat para pengamat independen internasional menilai Wikileaks hanya bagian dari proyek CIA.
Reaksi Ahmadinejad atas Aksi Wikileaks
Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad Senin kemarin (29/11) dalam konferensi persnya di hadapan wartawan dalam dan luar negeri terkait dokumen-dokumen yang dipublikasikan oleh Wikileaks yang membuat permintaan sebagian negara-negara Arab agar Amerika menyerang Iran menjawab, "Publikasi dokumen-dokumen ini merupakan kenakalan Amerika dan menurut kami hal itu tidak bernilai sedikitpun. Hubungan kami dengan negara-negara tetangga adalah hubungan negara bersahabat dan bersaudara. Kenakalan-kenakalan semacam ini tidak akan pernah mengganggu hubungan kami. Selain itu, dokumen-dokumen ini tidak punya nilai sama sekali."(IRIB/SL/PH)