WASHINGTON – Secara publik, AS mengakui Pakistan dengan mambantu pembunuhan dan menangkap anggota al-Qaeda dan Taliban. Secara tidak resmi, hubugan tersebut sering ditandai dengan ketidakpercayaan dan perjanjian ganda karena Pakistan menjalankan agen ganda terhadap CIA dan agen rahasia tersebut berusaha untuk masuk secara dekat menjaga program nuklir.
Memata-matai diantara teman-teman adalah kabar lama dalam bisnis intelijen, namun hubungan AS-Pakistan berada di jantung usaha kontra-terorisme. Trik dibelakang layar apapun dapat merusak usaha-usaha tersebut begitu juga dengan perburuan panjang untuk Osama bin Laden.
Satu kejadian baru-baru ini menggarisbawahi hubungan skizofrenia antara dua negara tersebut. Tahun lalu, seorang Pakistan mendekati petugas CIA di Islamabad, menawarkan untuk menyerahkan rahasia-rahasia program nuklir negaranya. Untuk membuktikan bahwa ia adalah sumber yang terpercaya, pria tersebut mengklaim bahwa ia telah menghabiskan batang bahan bakar nuklir. Namun petugas CIA yang merasa curiga tersebut dengan cepat menyimpulkan bahwa agen mata-mata Pakistan, antar-Dinas Rahasia, berusaha untuk menjalankan sebuah agen ganda terhadap mereka.
Petugas CIA tersebut memperingatkan rekan Pakistan mereka. Pakistan berjanji untuk melihat ke dalam masalah tersebut dan, dengan menyadari pria tersebut adalah seorang agen ganda, masalah tersebut berakhir dengan tanpa suara.
Membentur ISI – Dinas Intelijen Pakistan adalah sebuah jalan hidup untuk CIA di Pakistan, pusat komando agen untuk merekrut mata-mata di wilayah negara suku tanpa hukum tersebut. Para petugas juga menggunakan serangan drone Predator, program kontra-terorisme yang paling sukses dan paling mematikan. Pesawat bersenjata, tanpa awak lepas landas dari sebuah markas di dalam Baluchistan Pakistan yang dikenal sebagai "Rhine."
"Pakistan dengan terkecuali akan merasa tidak nyaman dan bahkan bermusuhan dengan usaha-usaha Amerika untuk bergulat dalam wilayah mereka sendiri," Graham Fulle mengatakan, seorang ahli Islam Fundamentalisme yang menghabiskan 25 tahun dengan CIA, termasuk seorang petugas lama sebagai kepala stasiun Kabul.
Hal ini berarti kejadian seperti melibatkan batangan bahan bakar nuklir tersebut harus diselesaikan dengan halus dan tidak resmi.
"Ini adalah hubungan yang sangat penting," Juru bicara CIA George Little mengatakan."Kami bekerja dekat dengan rekan Pakistan kami dalam memerangi ancaman umum terorisme. Mereka telah menjadi bagian penting untuk kemenangan yang dicapai melawan al-Qaeda dan sekutu-sekutunya. Dan mereka telah kehilangan banyak orang dalam pertempuran melawan terorisme. Tidak seorangpun yang harus melupakan hal itu."
Detil tentang hubungan CIA dengan Pakistan diceritakan oleh hampir belasan mantan dan pejabat intelijen AS dan Pakistan yang masih bertugas, semuanya berbicara dalam kondisi anonym karena mereka tidak berwenang untuk membahas masalah tersebut.
Seorang pejabat ISI menyangkal bahwa agen menjalankan agen ganda untuk mengumpulkan informasi tentng aktivitas CIA. Ia mengatakan bahwa dua agen tersebut memiliki sebuah hubungan kerja yang baik dan tuduhan semacam itu dimaksudkan untuk menciptakan fraksi diantara mereka.
Namun CIA menjadi sangat dikhawatirkan oleh sebuah skema kasus yang melibatkan tersangka agen ganda pada 2009, CIA memeriksa ulang mata-mata tersebut dan kasus tersebut berada dalam wilayah Afghanistan - Pakistan. Penyelidikan internal mengungkap tentang belasan agen ganda, mundur beberapa tahun. Kebanyakan dari mereka dijalankan oleh Pakistan. Kasus-kasus lain meredup dengan mencurigakan. CIA menentukan usaha-usaha tersebut adalah bagian dari sebuah pelanggaran resmi program kontra-intelijen yang dijalankan oleh Jenderal Ahmed Shuja Pahsa, kepala mata-mata ISI.
Keinginan Pakistan untuk menjalankan agen ganda terhadap AS pada khusunya bermasalah bagi beberapa orang di CIA karena ikatan negara tersebut dengan sekutu Osama bin Laden, Gulbuddin Hekmatyar dan dengan jaringan Haqqani, sebuah faksi Taliban yang berbasis di Paksitan juga tehubung dengan al Qaeda.
Tambahan atas kekhawatirannya tentang program nuklir Pakistan, CIA berlanjut untuk menekan Pakistan untuk melangkahkan usaha-usaha militer mereka di Waziristan Utara, daerah suku di mana Hekmatyar dan Haqqani berbasis.
Direktur CIA Leon Panetta berbicara dengan Pasha tentang hubungan ISI dengan militan tahun lalu, mengatakan kembali inti pembicaraan pendahulunya, Jenderal Michael Hayden yang telah disampaikan. Panetta mengatakan kepada Pasha bahwa ia harus mengatasi kelompok militan, termasuk mereka yang seperti Hekmatyar dan Haqqani, seorang mantan pejabat intelijen AS mengatakan.
Namun AS hanya dapat menuntut banyak dari seorang dinas rahasia yang mana ia tidak bisa hidup tanpanya.
Merekrut agen-agen untuk melacak militan adalah sebuah prioritas utama CIA dan salah satu dari tantangan terbesar dari tugas rahasia tersebut. Drone tersebut dapat menembak target mereka tanpa bantuan menemukan mereka. Usaha semacam itu akan sangat tidak mungkin tanpa restu dari Pakistan, dan AS membayar sekitar $ 3 milyar setiap tahun dalam militer dan bantuan ekonomi untuk tetap membuat negara tersebut stabil dan kooperatif.
"Kami membutuhkan ISI dan mereka jelas mengetahui hal tersebut," C. Christine Fair mengatakan, seorang asisten professor di Pusat Universitas Georgetown untuk Studi Perdamaian dan Keamanan. "Mereka benar-benar membantu kita dalam beberapa area penting dan secara langsung merusak kita kita dalam hal lainnya."
Pakistan memiliki kekhawatiran sendiri tentang Amerika. Selama jangka waktu awal pemerintahan Bush, Pakistan menjadi sangat marah setelah negara tersebut berbagi intelijen dengan AS, hanya untuk mempelajari kepala stasiun CIA tersebut menyerahkan informasi tersebut kepada Inggris.
Kejadian tersebut menyebabkan sebuah rangkaian yang serius, yang mengancam hubungan CIA dengan ISI dan mempedalam tingkat ketidakpercayaan antara dua pihak. Pakistan hampir membuang kepala stasiun CIA dari negara tersebut.
Seorang pejabat keamanan Inggris mengatakan kejadian tersebut adalah "sebuah masalah antara Paksitan dan Amerika."
Curahan agen ganda Pakistan telah menaikkan bel peringatan di beberapa sudut Agen, sementara yang lain hanya mengatakan bahwa hal ini adalah harga dari melakukan bisnis di Pakistan. Mereka mengatakan agen ganda adalah sekuno kemanusiaan dan inti dari ungkapan lama mata-mata: "Ada negara-negara ramah namun tidak dengan dinas rahasia yang ramah."
"Penggunaan agen ganda adalah suatu keahlian dinas rahasia dan kelompok yang lebih baik seperti al Qaeda, Hizbullah, Tentara Republikan Irlandia dan Macan Tamil telah secara teratur dilakukan. Ini bukanlah sesuatu yang seharusnya menjadi sebuah kejutan," Daniel Byman, seorang ahli kebijakan asing di Pusat Saban Institusi Brookings, mengatakan.
Tidak ada ketegangan yang lebih besar daripada daerah suku, daerah tanpa hukum yang telah menjadi garis depan dalam apa yang Panetta gambarkan sebagai "operasi yang sangat agresif dalam sejarah CIA."
Daerah tersebut telah menjadi apa yang dikenal dengan gaya bahasa mata-mata sebagai sebuah belantara kaca, dimana tidak ada satupun seperti apa yang terlihat. CIA merekrut orang-orang untuk memata-matai kelompok al-Qaeda dan lainnya. Begitu pula dengan ISI. Sering , mereka merekrut orang yang sama. Hal ini berarti CIA harus secara konstan menganggap dimana sebuah tuduhan mata-mata berbohong: dengan AS? Dengan Pakistan? Dengan Musuh?
Pakistan jarang – sama sekali tidak – menggunakan agen gandanya untuk memberikan CIA informasi yang buruk, mantan pejabat AS mengatakan. Para agen hanya mengumpulkan intelijen pada operasi Amerika, melihat bagaimana CIA merespon dan bagaimana informasi mengalir.
Mantan pejabat CIA mengatakan diantara generasi baru yang muda dan tidak berpengalaman dari petugas-petugas Amerika telah berkontribusi pada kesulitan-kesuitan dalam menjalankan wilayah suku, dimana AS menghabiskan uang dalam jumlah yang sangat besar untuk memperbanyak sumber.
Setelah serangan pada 2001, CIA mengirimkan banyak petugas muda ke Pakistan dan Afghanistan untuk merekrut mata-mata al Qaeda. Petugas muda terkadang dengan sengaja merekrut orang-orang yang telah lama berada di daftar Pakistan selama bertahun-tahun, semua kecuali mengundang Pakistan untuk menggunakan mata-mata lama mereka sebagai agen ganda, mantan pejabat CIA mengatakan.
Pakistan "masuk ke daerah tersebut" Fuller mengatakan. "Mereka akan menjatuhkan banyak orang yang sama."
Banyak mantan pejabat CIA percaya kurangnya pengalaman beberapa petugas agen memicu pada pengeboman di Khost, Afghanistan, tahun lalu yang membunuh tujuh pegawai CIA. CIA mengira bahwa ia memiliki sebuah sumber yang dapat menyediakan informasi tentang Ayman al-Zawahiri dari Al qaeda, yang dipercaya tersembunyi di tanah-tanah suku. Namun orang tesebut ternyata adalah seorang agen ganda yang terhubung dengan ledakan tersebut.
Ironisnya, CIA mengendalikan sumber kepada Khost karena petugas agen dikhawatirkan ISI akan menemukannya jika mereka membawanya keIslamabad untuk diintrogasi atau bahkan kemungkinan menangkapnya karena ia adalah seorang yang tidak memiliki dokumen resmi.
Namun tidak berpengalaman bukanlah selalu yang menajadi masalahnya.
Satu contoh bagaimana hubungan mencurigakan menghambat operasi basis CIA di kota kecil Miriam Shah di Utara Waziristan. Militer AS dan petugas CIA bekerja dengan ISI, di bawah perlindungan tentara Pakistan, yang menjaga basis tetap terkunci.
Dua agen intelijen terkadang melaksanakan operasi gabungan melawan al Qaeda namun jarang yang berbagi informasi, seorang mantan petugas CIA mengatakan. Mata-mata Haqqani benar-benar sadar bahwa CIA bekerja di sana, dan basis tersebut sering menembakkan mortar dan roket.
Dua mantan CIA yang akrab dengan basis tersebut mengatakan bahwa Amerika di sana sebagian besar berlatih dan "memutar-mutar jarinya." Hanya untuk keluar dari basis sangat sulit, personel AS memberikan nama panggilan "Shawshank" diambil dari film "The Shawshank Redemption."
CIA menutup basis tersebut tahun lalu untuk alasan keselamatan. Tidak satupun dari ketegangan tersebut pernah tertumpahkan ke dalam mata publik. Ini adalah sifat berkumpulnya intelijen. (suaramedia)