24 Jun 2010

Newsweek: Tidak Mudah Lengserkan Ahmadinejad

ImageMajalah Newsweek terbitan Amerika Serikat menurunkan laporan panjang tentang peristiwa fitnah pasca pemilu di Iran serta klaim-klaim bohong Amerika terkait pemerintah Iran. Dalam laporan itu disebutkan, Rahbar atau Pemimpin Besar Republik Islam Iran, Ayatullah Khamenei merupakan salah satu tokoh politik paling dicintai rakyat Iran.


Newsweek mengutip pernyataan Senator John McCain pada 10 Juni lalu, yang meminta pemerintah Amerika Serikat untuk mengerahkan seluruh kekuatan etikanya untuk menggulingkan pemerintah Iran. Pernyataan itu dinilai majalah beroplah besar di Negeri Paman Sam itu sebagai kekalahan penting McCain menyangkut perspektif terhadap dunia.


Masih dalam laporan yang sama, Reuel Marc Gerecht, wartawan Koran New York Times, menyamakan peristiwa fitnah pasca pemilu di Iran dengan Revolusi Beludru yang terjadi pada dekade 1990. Dan dalam hal ini Presiden Amerika Serikat Barack Obama dituding hanya berdiri menyaksikan peristiwa bersejarah di Iran itu.


Newsweek juga menyinggung seorang kolumnis Wall Street Journal, Bret Stephans, yang menyatakan bahwa tindakan tegas Barat (anti-Iran) waktu itu dapat melahirkan revolusi Baru.


Namun penulis laporan Newsweek itu menyebutkan bahwa dirinya tidak yakin "Gerakan Hijau" di Iran yang melakukan kerusuhan pasca pemilu benar-benar berupaya menggulingkan rezim di Iran. Untuk meyakini bahwa gerakan tersebut bertujuan menggulingkan pemerintahan Iran, maka kita harus yakin terlebih dahulu bahwa pemerintah Tehran tidak diterima oleh mayoritas rakyat dan tetap berkuasa karena dukungan militer, serta sangat rentan menghadapi segala bentuk gerakan yang mampu memobilisasi mayoritas warga. Namun tidak satu pun dari asumsi tersebut benar.


Lebih lanjut Newsweek menjelaskan bahwa meski memiliki penentang, namun pemerintah Iran juga didukung oleh jutaan rakyat. Persaingan dalam pilpres Iran tahun 2009 lalu berlangsung sangat ketat. Akan tetapi Ahmadinejad mampu meraih suara dengan selisih suara jutaan dari para rivalnya.


Berdasarkan hasil polling, pemerintah Iran didukung kuat oleh rakyat khususnya masyarakat pedesaan, kalangan religius, dan masyarakat golongan miskin. Maziyar Bahari, penulis Newsweek yang ditahan selama beberapa bulan karena ikut dalam peristiwa kerusuhan pasca pemilu menyatakan, "Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei, merupakan satu-satunya tokoh politik yang sangat dicintai di Iran."


Sang penulis laporan tersebut kemudian menyinggung klaim konyol Senator Republik John McCain, bahwa pemerintah Iran tidak membelanjakan kekayaannya untuk membangun jalan, sekolah, rumah sakit, atau untuk kesejahteraan rakyat Iran, melainkan dibelanjakan untuk membentuk kelompok-kelompok radikal yang membunuh orang-orang tak berdosa di luar negeri. Klaim McCain itu dinilai sang penulis menistakan sebuah fakta bahwa bukti popularitas Ahmadinejad adalah perhatian dan program-program sosialnya untuk golongan masyarakat miskin. Justru sebaliknya, Iran mengeluarkan dana terbesar untuk program-program sosial dalam negeri bukan untuk program luar negerinya. (irib)

Artikel Terkait

- Reviewer: Asih - ItemReviewed: Newsweek: Tidak Mudah Lengserkan Ahmadinejad Deskripsi: Majalah Newsweek terbitan Amerika Serikat menurunkan laporan panjang tentang peristiwa fitnah pasca pemilu di Iran serta klaim-klaim bohong ... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►