Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak, mengungkapkan penyesalannya atas kematian aktivis pro-Palestina dalam bentrokan dengan angkatan laut Israel. Namun, Ehud Barak menumpahkan kesalahan itu pada penyelenggara misi bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza tersebut.
Pernyataan Barak merupakan pernyataan resmi pertama menanggapi serangan militer Israel. Berbicara dalam konferensi pers di Tel Aviv, Senin, 31 Mei 2010, Barak menyebut armada kemanusiaan itu merupakan suatu provokasi politik yang dilakukan pasukan anti-Israel. "Mereka (penyelenggara) harus bertanggung jawab."
Menurutnya, seperti dikutip dari laman Jerusalem Post, pihak penyelenggara misi telah melakukan pelanggaran dan bertanggung jawab atas jatuhnya korban.
"Mereka didesak untuk membongkar bantuan tersebut di Pelabuhan Ashdod dan mengirimnya ke Gaza lewat jalur darat," lanjut Barak, seperti dikutip dari Ynet News. Pelabuhan Ashdod terletak 40 kilometer di selatan Tel Aviv.
"Tidak ada kelaparan di Gaza dan tidak ada krisis kemanusiaan. Area tersebut diperintah oleh organisasi teror, Hamas, yang memiliki roket yang mengancam Israel dan para prajurit kami," lanjutnya.
"Karena itu, Israel memiliki hak alami untuk memeriksa semua kargo yang masuk ke Jalur Gaza. Pelayaran itu adalah sebuah provokasi. Organisasi (penyelenggara) misi tersebut bukan organisasi bantuan kemanusiaan," tambah Barak.
Barak mengatakan prajurit Israel mencoba membubarkan para aktivis di dalam kapal dengan cara damai, tetapi terpaksa menembak untuk melindungi diri.
Pimpinan militer Israel, Letnan Jenderal Gabi Ashkenazi, juga mengatakan hal serupa, bahwa pasukannya "dipaksa" oleh para relawan tersebut untuk merespon dengan tembakan peluru tajam.
Media-media mancanegara menyebutkan setidaknya 10 hingga 20 orang tewas dalam peristiwa yang terjadi pada Senin pagi di perairan internasional tersebut.
Sedangkan Otoritas Palestina, menurut Kementerian Luar Negeri Indonesia, menyebutkan 16 orang tewas. Menurut informasi dari pemerintah Turki, dipastikan ada 12 WNI dalam kapal tersebut.(vivanews)
