Presiden Amerika Serikat Barack Hussein Obama kemarin menyatakan pemerintahannya telah memasukan Hizbullah ke dalam daftar hitam dan menyebut kelompok milisi Islam syiah asal Libanon itu sebagai organisasi teroris lantaran beberapa kali melakukan serangan ke Israel.
"Setiap negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan harusnya juga menyebut Hizbullah sebagai organisasi teroris sebab itu benar adanya," kata Obama saat melakukan kunjungan ke Yerusalem, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Jumat (22/3).
Pernyataan Obama ini dia tujukan kepada organisasi Uni Eropa yang telah menolak untuk menempatkan Hizbullah ke dalam daftar hitam sebagai gerakan teroris.
Obama menjelaskan dunia seharusnya tidak boleh mentolerir sebuah organisasi yang telah membunuh warga sipil tidak berdosa, menyimpan persediaan roket untuk ditembakkan ke berbagai kota, dan mendukung pembantaian pria, wanita, dan anak-anak di Suriah.
Obama juga mengeluarkan seruan baru kepada Hizbullah, yang saat ini turut menjadi sekutu pemerintahan Presiden Suriah Basyar al-Assad, agar segera meninggalkan pertempuran di Suriah yang saat ini telah menewaskan ribuan nyawa.
"Faktanya adalah sekutu Hizbullah yakni rezim Assad telah menyimpan senjata kimia. Untuk itu, kami akan terus bekerja sama dengan erat untuk meredam segala bahaya yang ada," ucap Obama.
"Saya telah membuat pernyataan dengan jelas kepada Basyar al-Assad dan mereka yang mengikuti perintahnya bahwa kami tidak akan mentolelir penggunaan senjata kimia untuk memerangi warga Suriah atau memberikan senjata ini kepada kelompok teroris," lanjut Obama.
Presiden kulit hitam pertama Negeri Adidaya itu saat ini sedang melakukan kunjungan ke Israel dalam kunjungan kenegaraan yang pertama setelah dirinya menjadi presiden. Obama dijadwalkan akan berada di Israel selama tiga hari.