MOSKOW (SuaraMedia News) – Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan bahwa negaranya akan mengembangkan sebuah generasi baru peluru kendali yang akan dipergunakan untuk melindungi kepentingan nasional Rusia.
Dalam sebuah wawancara dengan saluran televisi milik pemerintah, Medvedev mengatakan bahwa peluru kendali tersebut akan meningkatkan efisiensi dari kemampuan pertahanan nuklir Rusia.
Komentar Medvedev tersebut dilontarkan setelah sebelumnya Moskow mengatakan bahwa pihaknya telah berhasil melakukan uji coba peluru kendali balistik yang mampu menghajar target di seberang wilayah negara beruang merah tersebut, di sebelah timur jauh Rusia.
Uji coba peluru kendali Rusia yang terakhir kali dilakukan di Laut Putih – yang melibatkan sebuah peluru kendali Bulava – mengalami kegagalan.
Para pejabat mengatakan bahwa peluru kendali Bulava merupakan hal yang penting dalam rencana Rusia untuk meremajakan persediaan senjata negara tersebut yang sudah uzur.
Perkembangan tersebut terjadi ketika pada tanggal 19 Desember lalu, AS dan Rusia tidak mendapatkan titik temu dalam sebuah kesepakatan baru untuk memangkas cadangan senjata nuklir yang dimiliki masing-masing negara, pembicaraan tersebut dilakukan menyusul habisnya masa berlaku kespakatan Strategic Arms Reduction Treaty (START) yang ditandatangani pada tahun 1991 silam.
Dalam sebuah pertemuan di sela-sela konferensi perubahan iklim PBB yang berlangsung di Kopenhagen, Denmark, Presiden Barack Obama dan Presiden Medvedev tidak mencapai kata sepakat dalam persyaratan-persyaratan perjanjian baru untuk menggantikan START.
Medvedev mengatakan bahwa Rusia dan AS sudah hampir mencapai kesepakatan untuk memangkas jumlah persenjataan nuklir yang ditimbun sejak era Perang Dingin.
Akan tetapi, kepala Kremlin tersebut menambahkan bahwa Moskow sudah berketetapan untuk mengembangkan teknologi peluru kendali. ‘Tentu saja, kami akan mengembangkan sistem persenjataan baru, termasuk diantaranya sistem peluncuran peluru kendali.”
“Meski kami akan mempersiapkan dan menandatangani kesepakatan tersebut, kami juga akan tetap mengembangkan kekuatan strategis kami, karena jika itu tidak dilakukan, maka tidak ada cara untuk mempertahankan negara kami,” kata Medvedev beberapa jam setelah militer Rusia melakukan uji coba penembakan peluru kendali berkapasitas nuklir.
Peluru kendali baru tersebut akan dikembangkan berdasarkan kesepakatan senjata yang ditandatangani oleh Moskow dan Washington, kata Medvedev.
Medvedev mengatakan bahwa dirinya memiliki “hubungan khusus” dengan Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin, yang banyak diyakini masih menjadi pemimpin tertinggi Rusia dari balik layar.
Kala Putin memerintah Rusia, negara tersebut mengalami lonjakan ekonomi terpanjang dalam sejarah, meski kemudian Rusia dihantam oleh krisis ekonomi, setengah tahun setelah Putin turun tahta.
Medvedev mengatakan bahwa krisis ekonomi menunjukkan betapa rentannya keadaan ekonomi Rusia, yang menurut Medvedev telah menyusut 8,7 persen dalam tahun 2009, catatan terburuk Rusia dalam kurun waktu 14 tahun.
“Pintu keluar dari krisis akan dicapai dalam waktu yang lama,” kata Medvedev, ia menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi akan berjumlah 2,5 hingga 5 persen pada tahun 2010.
“Kami masih memiliki sistem ekonomi yang didasarkan pada pasar energi,” katanya. “Tanpa ada modernisasi, keadaan ekonomi kami tidak memiliki masa depan, meski bergantung pada kekayaan alam yang besar.” (dn/an/re) www.suaramedia.com