Interpol Arab Saudi menyerukan pengguna jaringan internet agar berhati-hati dengan e-mail berkedok penipuan yang datang dari luar kerajaan. Sejumlah warga Saudi yang memiliki account e-mail telah menjadi korban aktivitas phising (penipuan data di internet untuk menjebol informasi sangat pribadi seseorang) tersebut.
Interpol itu mengatakan, pesan-pesan yang masuk ke inbox, meminta pentransferan sejumlah uang tunai agar barang dapat dipaketkan ke korban. Para korban diminta mentransfer uang tunai secara keseluruhan terlebih dahulu. Para penipu berkilah melalui berbagai alasan untuk memuluskan pengiriman itu.
Keamanan cyber menuturkan, bahwa "Aksi itu juga dilakukan melalui komunikasi langsung via telpon untuk menyepakati jumlah uang yang hendak dibayarkan korban, melengkapi operasional pengiriman. Biasanya para penjahat cyber menyamar menggunakan nama-nama lembaga internasional, asosiasi kebajikan atau nama orang-orang terkenal untuk meraup kepercayaan dari para korban."
Interpol menambahkan, saat uang telah ditransfer maka komunikasi pun langsung terputus sehingga sulit untuk dideteksi dan mengembalikan uang para korban."
Milyaran Pesan Spam Masuk Setiap Hari
Pihak keamanan cyber mengungkapkan, jumlah pesan sampah yang dikirim mencapai 180 milyar pesan setiap hari. Jumlah itu setara dengan 90% dari total keseluruhan e-mail yang dikirimkan di seluruh dunia. Laporan itu menyebutkan bahwa pesan eletronik telah menjadi prasarana empuk guna menyebarkan aksi kejahatan dan virus, pastinya akan menghambat gerakan jaringan internet.
Laporan keamanan cyber yang diungkap dari perusahaan "Seiko" mengatakan, para penjahat jaringan internet itu akan terus bertekad melanjutkan metafora eletronik ilegal mereka agar dapat menyediakan satu set program canggih bagi perusahan-perusahan legal. Melalui itu mereka dapat menjalin mitra kerja dan aliansi dalam rangka meningkatan keuntungan dan pemasukan mereka.(sn/imo/op)