Seorang petinggi Hamas menyatakan Upaya pembentukan pemerintahan Palestina antara Hamas dan Fatah berhenti. Sebelumnya kedua kelompok ini menandatangani perjanjian rekonsiliasi pada 4 Mei lalu.
Kabar mengenai terhentinya proses rekonsiliasi ini disampaikan oleh Mahmoud Zahar. Menurutnya, kedua belah pihak saat ini mengalami kesulitan melanjutkan pembicaraan mengenai proses rekonsiliasi. Demikian diberitakan Associated Press, Selasa (28/6/2011).
Terhentinya rekonsiliasi menurut Zahar disebabkan karena penolakan masing-masing faksi atas calon perdana menteri yang diajukan. Selain itu penolakan Abbas untuk memberikan daftar nama kabinet yang nantinya akan diajukan kepada parlemen.
Fatah yang saat ini mengendalikan Tepi Barat, menginginkan agar Perdana Menteri Salam Fayyad tetap bercokol pada jabatannya. Sementara Hamas sendiri menolak hal tersebut, meskipun Fayyad berasal dari Hamas.
Keadaan makin sulit karena Hamas saat ini mendominasi kekuasaan di Parlemen Palestina. Diharapkan kedua belah pihak dapat segera menyelesaikan perbedaan mereka guna mencapai terwujudnya Negara Palestina Merdeka.
Pertikaian antara Hamas dan Fatah berlangsung sejak 2006. Kedua faksi tersebut akhirnya sepakat untuk damai atau rekonsiliasi. Rekonsiliasi yang ditandatangani pada 4 Mei 2011, di Mesir dianggap sebagai upaya untuk menghadapi Israel secara bersama-sama.
Sebelumnya, diharapkan keberhasilan rekonsiliasi di Mesir ini menunjukan sebuah kepedulian bangsa-bangsa Arab atas konflik yang selama ini menimpa bangsa Palestina. (okz)