Pemimpin Hizbullah menyatakan telah menangkap tiga orang anggotanya yang bekerja untuk intelijen Amerika Serikat, CIA dan Israel.
Dalam pernyataannya di Lebanon, Jumat, 24 Juni 2011, pemimpin Hizbullah, Sheik Hassan Nasrallah, mengatakan bahwa ketiga orang ini direkrut oleh staf di kedutaan AS di Beirut. Ini adalah pertama kalinya Hizbullah berhasil disusupi oleh intelijen Barat.
"Kami memiliki bukti bahwa kedubes AS adalah sarang mata-mata. Beberapa diplomat AS adalah agen intelijen yang bertugas merekrut orang-orang dari fraksi politik maupun organisasi kemasyarakatan di Lebanon," ujar Nasrallah dikutip dari laman Associated Press.
Nasrallah tidak menyebutkan nama ketiga orang mata-mata itu demi melindungi keluarga mereka. Beruntung, ujar Nasrallah, ketiga orang ini belum sempat memperoleh informasi sensitif Hizbullah yang dapat merusak kemampuan tempur kelompok ini di masa depan.
Dituduh mengirimkan mata-mata, Kedubes AS di Beirut membantah hal tersebut. Dalam pernyataannya, dia mengatakan bahwa tuduhan tersebut tidak berdasar. "Ini adalah tuduhan kosong yang sama yang kami dengar berulang kali dari Hizbullah," tulis kedubes AS.
Setali tiga uang dengan AS, Israel juga membantah tuduhan tersbut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Israel, Yigal Palmor, menolak untuk berkomentar. Dia mengatakan tidak akan memperpanas situasi dengan melontarkan komentar.
Hizbullah di Lebanon pernah terlibat pertempuran sengit selama 34 hari pada 2006. Sebanyak 1.200 warga Lebanon dan 160 warga Israel tewas. Secara teknis, Israel dan Lebanon masih dalam status perang, lebih dari 100 orang telah ditahan sejak 2009 di Lebanon atas tuduhan mata-mata.