Delapan tentara Amerika kembali dilaporkan tewas di Afganistan setelah seorang pilot militer Afghanistan melepaskan tembakan di markas angkatan udara di bandara Kabul, kata pejabat departemen pertahanan AS.
Insiden tersebut terjadi di bandara Kabul sekitar pukul 11.00 waktu setempat (13.30 WIB) hari Rabu (27/4) setelah terjadi perselisihan dan si pilot mulai menembak.
Si pilot tewas dalam baku tembak.
Peristiwa tersebut terjadi di sebuah fasilitas yang dipergunakan oleh Angkatan Udara Afganistan.
Ini merupakan insiden fatal terbaru dalam serentetan peristiwa maut yang terjadi di dalam kompleks instalasi militer atau pemerintah.
Saksi mata melaporkan mereka mendengar sirine dan melihat banyak tentara terlihat berjaga di dekat fasilitas militer, yang biasanya mendapat pengamanan ketat.
Seorang pejabat keamanan senior Afghanistan mengatakan kepada BBC bahwa pilot tersebut bernama Gul Ahmad dan berasal dari kawasan Tarakhel di Kabul.
Menurut pejabat tersebut, dia mengalami ''sakit jiwa'' dan terlibat pertengkaran dengan rekan asingnya atau merencanakan serangan setelah direkrut oleh Taliban.
Dalam perkembangan lain, badan kepolisian inetrnasional, Interpol mengecam keras negara-negara anggota Pasukan Bantuan Keamanan Internasional atau ISAF, karena mereka dinilai gagal melatih dan melengkapan polisi Afghanistan.
Kepala Interpol, Ronald Noble, mengatakan pemerintah Afghanistan tidak mencatat atau mengambil foto, sidik jari ataupun DNA pada tahanan sehingga tidak ada cara untuk melacak mereka jika mereka berhasil melarikan diri. (bbc)