Yahya Gamal, Deputi Perdana Menteri Mesir mengatakan, "Setelah mencabik-cabik Irak dan membagi Sudan, rezim Zionis Israel tengah berusaha menerapkan disintegrasi Mesir."
Menurut laporan IRNA Ahad hari ini (10/4) Yahya Gamal dalam sebuah konferensi persnya menyatakan Mesir tengah diserang baik dari pihak dalam maupun luar negeri.
"Tel Aviv sebelum ini berusaha untuk mencabik-cabik Irak dan membagi Sudan, sementara saat ini mereka berusaha menciptakan disintegrasi Mesir yang selama ini merupakan sebuah kekuatan besar di Timur Tengah," ujar Gamal.
Seraya menyinggung adanya upaya menciptakan friksi antara militer dan rakyat, Deputi Perdana Menteri Mesir ini mengatakan, "Militer Mesir adalah tentara nasional yang menjadi pendukung kebangkitan rakyat."
"Saat ini tengah dibentuk sebuah komite bernama Wifaq Milli (Rekonsiliasi Nasional) yang terdiri dari seluruh komponen masyarakat, partai politik, gereja, al-Azhar. Mereka akan berpartisipasi dengan mengirimkan perwakilannya yang bertugas menyusun Undang Undang Dasar baru," kata Gamal.
Mesir selama dua hari terakhir menyaksikan aksi serangan pasukan keamanan terhadap para demonstran di Bundaran Tahrir yang menuntut agar Hosni Mubarak, diktator Mesir dan keluarganya segera diadili. Dalam aksi penyerangan itu sekitar 20 warga terluka.(irib)
