Sosok Bobby James Fischer penuh kontroversi. Walau lahir dan besar di AS, dia sangat vokal menentang berbagai kebijakan pemerintahnya terutama berkaitan dengan kapitalisme dan imperialisme. Bahkan walau di dalam dirinya mengalir darah Yahudi, Fischer sangat anti gerakan Zionis-Yahudi. Fischer merupakan satu-satunya pecatur kelahiran AS yang pernah menjadi Juara Catur Dunia (1972-1975). Selain itu dia juga dikenal sebagai salah seorang tokoh Perang Dingin, setelah mengalahkan Grandmaster Boris Spassky (Uni Soviet), pemegang juara dunia, di tahun 1972 di Reykjavik.
Tak banyak yang tahu jika di dalam pertandingan catur melawan Boris Spassky di Reykjavik tersebut, di tempat yang sama juga terjadi ‘peperangan supranatural’.
Setelah bermain dua babak, Fischer yang menantang Spassky merasakan adanya keanehan di dalam konsentrasinya. Dua babak pertama Fischer kalah. Dia ingat sebuah proyek supranatural yang tengah dikembangkan Profesor Russel Targ, sepupu Fischer, yang salah satunya berusaha mempengaruhi pemikiran orang lain dalam jarak jauh. Apalagi Fischer juga tahu jika lawannya ini membawa serta sejumlah orang di dalam rombongannya yang dicurigai sebagai paranormal.
Dengan tegas Fischer menyatakan jika Spassky telah berusaha mengganggu konsentrasinya lewat sejumlah paranormal yang dibawanya, sehingga dua babak awal dia bisa dikalahkan dengan cepat. Fischer minta agar disediakan ruangan tertutup yang dilapisi dengan elemen metal tertentu agar tidak ada gelombang apa pun yang mampu mempengaruhi otaknya. Jika permintaannya ini ditolak, maka Fischer tidak akan bersedia melanjutkan pertandingan.
Pihak penyelenggara pun memenuhi permintaan Fischer tersebut. Dan benar saja, setelah bermain di ruangan tertutup seperti yang dimintanya, Fischer mulai meraih kemenangan pertamanya dan akhirnya berhasil mengalahkan Spassky. Sejarah pun mencatat, Bobby Fischer menjadi juara dunia catur termuda sepanjang zaman.
Ketika pulang ke Amerika, Fischer disambut bak pahlawan. Di depan wartawan, dengan tegas dia menyatakan jika Uni Soviet telah menggunakan kekuatan supranatural dalam berbagai kegiatannya, termasuk olahraga dan intelijen. Jika Amerika tidak mengikuti langkah Soviet dalam hal ini, maka Amerika akan kalah dalam Perang Dingin.
Apa yang disampaikan Fischer disambut baik warga Amerika. Ketenarannya akhirnya memaksa Kongres untuk menyediakan anggaran yang besar untuk membiayai upaya penelitian dan pengembangan tingkat lanjut proyek yang tidak lazim tersebut. Proyek ini kelak dikenal sebagai Stargate Project yang dipimpin oleh Profesor Russel Targ, sepupu Fischer, bersama Hall Puthoff.
Stargate Project
Proyek Stargate merupakan sebuah codename bagi sejumlah proyek penelitian yang melibatkan banyak lembaga pemerintah AS di bawah kontrol CIA. Ruang lingkup penelitiannya memang tidak lazim karena bergerak di bidang dunia supranatural. Tujuan penelitian ini adalah untuk meneguhkan superioritas AS dalam kancah Perang Dingin melawan Blok Timur yang dikomandani Uni Soviet. Banyak pihak secara diam-diam meyakini jika kekuatan supranatural bisa dimanfaatkan demi kepentingan militer.
Sebagai langkah awal memulai proyek ini, ahli fisika Profesor Russel Targ dan Hall Puthoff mengundang banyak paranormal untuk mau ikut berpartisipasi. Untuk menyaring mereka, diadakan semacam tes eliminasi yang antara lain menebak sebuah foto dalam amplop tertutup, menebak pikiran dan warna dengan mata tertutup, dan sebagainya.
Ribuan orang yang mengaku paranormal atau yang merasa memiliki kemampuan lebih, datang memenuhi tantangan itu. Namun setelah dites, semuanya dianggap gagal. Russel Targ dan Hall Puthoff hampir saja putus asa ketika mereka akhirnya bertemu dengan seorang seniman yang tengah bekerja di kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa bernama Ingo Swann.
Ingo Swann merupakan pria yang ramah dan suka mencoba sesuatu yang baru. Dia menyatakan tertarik untuk mencoba tes yang diadakan keduanya. Tanpa disangka, semua tes yang diberikan ternyata mampu dilewati Ingo Swann dengan mudah. Dengan penuh rasa ingin tahu, Profesor Targ dan Puthoff bertanya padanya, mengapa dia bisa seperti itu. Sambil tersenyum, Swann menjawab enteng, “Jujur, saya juga tidak tahu. Sebab itu, saya ingin tahu jawabannya dengan mengikuti riset yang kalian lakukan ini…” (bersambung/eramuslim)