Kedekatan hubungan antara Iran dan Mesir pasca lengsernya Mubarak Arab membuat Arab Saudi khawatir, bahkan mayoritas media massa negara ini pun ikut-ikutan mempropagandakan kekhawatiran ini.
Sementara itu, statemen menlu Mesir, Nabil el-Arabi soal kesiapan Kairo mendekati Iran mendapat reaksi positif media massa dalam negeri. Koran al-Ahram dalam laporannya menulis, pernyataan Nabil el-Arabi terkait hubungan Kairo-Tehran sangat tepat. Koran ini menambahkan, pernyataan el-Arabi soal kebijakan baru hubungan dengan negara kawasan termasuk Iran menekankan bahwa Mesir memiliki peran signifikan di tingkat regional dan internasional.
Namun demikian menurut al-Ahram, pandangan baru dunia internasional terhadap Mesir sangat membantu peran Kairo baik di tingkat regional maupun internasional. Pandangan ini melihat seakan-akan Mesir terlahir kembali dan memiliki wajah baru.
Media massa Arab Saudi gencar menyerang hubungan mesra Iran dan Mesir. Hal ini banyak diliput berbagai media termasuk Koran al-Quds al-Arabi. Koran ini menilai pernyataan terbaru menlu Mesir mengindikasikan Kairo khawatir kehilangan peranan di kawasan. Menurut berbagai pemberitaan, pernyataan Nabil el-Arabi untuk memperbaiki hubungan Mesir dengan Iran membuat Arab Saudi ketakutan perannya di tingkat regional memudar.
Ternyata bukan hanya Arab Saudi yang ketakutan membaiknya hubungan antara Mesir dan Iran beserta Suriah, namun Amerika Serikat yang memiliki kepentingan besar di kawasan juga dibuat khawatir. Para pengamat menyakini bahwa kebijakan luar negeri baru Mesir menjadikan Gedung Putih tak tenang, karena sikap Dewan Tinggi Militer Mesir sebagai pemerintah transisi menunjukkan perubahan koalisi negara ini di tingkat regional.
Akhir-akhir ini peran Arab Saudi di tingkat regional semakin memudar mengingat kegagalannya dalam menyelesaikan sejumlah krisis. Kegagalan intervensi Riyadh di Lebanon dan Irak termasuk sejumlah kecil prestasi buruk Arab Saudi. Namun demikian yang membuat citra Riyadh semakin rusak di mata publik Arab adalah kerelaan negara ini menampung para diktator terguling seperti mantan Presiden Tunisia, Zein el-Abidine bin Ali.
Sementara itu menurut Koran al-Quds al-Arabi, Mesir meyakini peran Iran yang semakin besar di kawasan memudarkan peran Arab Saudi, khususnya pasca revolusi rakyat di Mesir dan negara Arab. Oleh karena itu, Kairo kini memandang Riyadh bukan lagi sekutu yang bisa diandalkan. Faktor lebih penting lain menurut koran ini adalah pengaruh besar Tehran di kawasan, sedangkan Arab Saudi selama ini senantiasa gagal.
Di sisi lain, publik Arab dalam sebuah jajak pendapat yang digelar televisi al-Jazeera Qatar menyambut hubungan baik Mesir-Iran seperti yang dinyatakan oleh Nabil el-Arabi. Sebagian responden menilai peran Iran di kawasan tidak dapat dipungkiri. Mereka berharap terbentuknya kekuatan koalisi baru di kawasan yang terdiri dari Iran, Mesir, Suriah, Turki dan Irak.(irib)