Beberapa hari belakangan, Daraa sebuah kota di Suriah dilanda kerusuhan yang diduga kuat didalangi oleh anasir rezim zionis. Dugaan tersebut kian menguat semenjak terkuaknya misteri pengiriman sekitar sejuta pesan pendek (SMS) dari Israel yang berisi hasutan untuk memprovokasi warga melakukan aksi protes anti-pemerintah. Selain itu, penyelidikan akhir pihak keamanan Suriah juga berhasil menemukan banyak senjata, bahan peledak, dan sejumlah uang tunai yang disimpan oleh sekelompok preman bersenjata di sebuah masjid. Terungkapnya kasus ini menjadi indikator kuat bahwa Barat dan sekutunya tengah melancarkan konspirasi berbahaya di Suriah sebagai negara yang selama ini dikenal sangat getol membela muqawama dan resistensi bangsa-bangsa regional menentang rezim zionis Israel.
Sebagaimana diungkap kantor berita Mehr, setelah gagal merusak hubungan hangat Damaskus dengan Tehran dan front pendukung muqawama lainnya, kini Barat berusaha menciptakan rekayasa Revolusi Hijau seperti di Iran. Barat berusaha menggiring opini publik dunia bahwa Suriah pun tak luput dari gelombang transformasi rakyat Timur Tengah. Hanya saja, apa yang terjadi di Suriah sekarang murni hasil rekayasa Barat untuk mengacaukan stabilitas internal negeri yang dikenal sebagai sekutu utama Iran di Timur Tengah tersebut.
Tak siapapun dapat memungkiri bahwa tak ada satupun negara di dunia ini yang tidak memiliki masalah ekonomi. Bahkan negara-negara maju Eropa dan AS juga menghadapi persoalan ekonomi dan pengangguran. Begitu juga dengan Suriah. Akibat tekanan sanksi dan embargo ekonomi Barat, rakyat Suriah menghadapi tantangan dan persoalan ekonomi yang cukup berat. Tragisnya, persoalan itu justru dimanfaatkan Barat dan mesin propagandanya untuk menyudutkan negara-negara yang anti terhadap hegemoni Barat. Kekuatan arogan itu berusaha mengeksploitasi suara-suara ketidakpuasan di negara-negara tersebut untuk menyukseskan ambisi imperialismenya. Bahkan bila perlu memberikan dukungan dana dan bantuan persenjtaan terhadap kelompok-kelompok anti-pemerintah serta menghasut rakyat untuk menentang pemerintah sebagaimana yang kini dipraktekkan di Daraa.
Apa yang terjadi di Daraa baru-baru ini sebenarnya bukan kejadian yang luar biasa. Seperti halnya kota-kota lainnya di negara-negara berkembang, Daraa pun juga menghadapi persoalan ekonomi dan sosial yang tidak ringan. Sehingga rakyat pun turun ke jalan dan memprotes kinerja buruk pemerintahan daerah. Mereaksi hal itu, Presiden Suriah Bashar al-Assad pun segera memecat gubernur di provinsi tersebut dan menekankan untuk secepetnya menangani persoalan yang dihadapi warga setempat. Ironisnya, protes damai warga tersebut disusupi oleh sekelompok preman bersenjata yang memang berniat menciptakan kerusuhan. Rencana jahat itu terungkap setelah ditemukannya banyak senjata dan bahan peledak serta sejumlah uang tunai yang disembunyikan di sebuah masjid.
Bersamaan dengan itu, tersebar pula lebih dari sejuta sms dari luar negeri yang kebanyakan berasal dari Israel berisi hasutan supaya warga menggunakan masjid sebagai markas untuk memulai aksi kerusuhan dan demo anti-pemerintah. Rangkain kejadian ini menjadi bukti kuat bahwa Barat kini berusaha menciptakan krisis internal di Suriah sehingga dengan cara itu Pemerintahan Bashar al-Assad yang dikenal sangat anti terhadap rezim zionis dan sekutunya bisa digulingkan. (irib)