Setelah Arab Saudi, kini Uni Emirat Arab (UEA) mengirim sekitar 500 polisi ke Manama, bertujuan membantu pemerintah Bahrain menumpas gelombang unjuk rasa anti-pemerintah.
"Pemerintah Bahrain kemarin meminta kami mencari cara untuk membantu mereka meredakan ketegangan di Bahrain," kata Menteri Luar Negeri UEA Abdullah bin Zayed al-Nahyan pada hari Senin.
"Kami telah mengirimkan sekitar 500 polisi," katanya pada pertemuan tingkat menteri luar negeri anggota G-8 di Paris.
Pengiriman itu muncul setelah UEA memutuskan untuk bergabung dengan kontingen negara-negara Arab di Teluk Persia ke Bahrain guna membantu meredakan kekerasan di negara itu.
Menteri Negara Urusan Luar Negeri UEA, Gargash Anwar mengatakan bahwa keputusan UEA bergabung dengan kontingen mencerminkan tekad negara-negara anggota Dewan Kerjasama Teluk Persia (PGCC) demi merapatkan barisan dalam menghadapi bahaya.
Selain Bahrain dan UEA, PGCC beranggotakan Kuwait, Oman, Arab Saudi dan Qatar.
Enam negara anggota Dewan Kerjasama Teluk Persia (GCC) bersepakat mengirim pasukan militer ke Bahrain dalam rangka mengendalikan instabilitas yang melanda Bahrain akibat protes anti-pemerintah.
Sebelumnya, Arab Saudi mengirim sekitar 30 tank ke Bahrain sejak (Senin, 28/2) melintas di jalan lintas Raja Fahd yang menghubungkan kedua negara. Meski demikian, protes pro-demokrasi di Bahrain tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan setelah berjalan dua mingguan. Para demonstran menuntut pengunduran diri rezim, reformasi konstitusional dan tahta raja.
Para demonstran menuntut reformasi demokratis di negara yang telah diperintah oleh dinasti al-Khalifa selama lebih dari 200 tahun.
Menyusul eskalasi gelombang protes rakyat di Bahrain, Raja Hamad bin Isa Al Khalifah mengusulkan perundingan secepatnya dengan pemrotes. Kepada putra Mahkota Salman bin Hamad Al Khalifah, penguasa Bahrain itu mengeluarkan instruksi untuk mengundang kubu oposisi berunding.
Raja Bahrain menggarisbawahi bahwa perundingan harus dilaksanakan tanpa prasyarat. Sampai saat ini pemerintah Bahrain belum mengabulkan satupun tuntutan para demonstran. (irib)