Aksi unjuk rasa pro-demokrasi dan revolusi rakyat di Afrika Utara dan Timur Tengah telah menjalar ke Arab Saudi, sebagai salah satu negara kaya minyak di Teluk Persia. Dalam dua bulan terakhir, ratusan pengunjuk rasa anti-pemerintah membanjiri jalan-jalan di wilayah timur negara itu untuk menuntut reformasi politik. Kini muncul kekhawatiran akan semakin meluasnya aksi penentangan massa di negara sekutu Amerika Serikat itu.
Meski aksi unjuk rasa dan setiap tindakan yang menyuarakan tuntutan di depan publik dilarang dan dianggap ilegal, namun para pemprotes terus menuntut reformasi politik, sosial, ekonomi dan juga sistem pemerintahan berdasarkan monarki konstitusioanal. Fenomena gugatan terhadap pemimpin yang terlalu lama berkuasa dan monarki yang dinilai absolut, sepertinya tidak bisa dibendung lagi. Pemerintah Riyadh harus menerima sejumlah masukan dari kelompok pro-demokrasi, jika tidak ingin gelombang protes terus membesar di negara itu.
Arab Saudi termasuk salah satu negara yang memiliki posisi strategis di kawasan dan dunia. Produksi minyak yang mencapai 9 juta barel per hari praktis menjadi pendorong kestabilan ekonomi dunia. Di sisi lain, posisi Saudi sangat penting bagi kepentingan strategis Amerika dalam percaturan global, sebagai konsumen terbesar minyak dunia.
Saudi juga penting bagi keamanan dan stabilitas Teluk Persia dan kunci kerjasama Amerika dengan negara-negara di selatan kawasan ini. Dalam perspektif Washington, Riyadh memainkan peran strategis untuk melawan pengaruh Iran di kawasan, karena dari satu segi, minyak Saudi adalah pendorong stabilitas ekonomi dunia terutama ekonomi Amerika. Dan dari segi lain, kontribusi politik negara itu dapat menjadi faktor penyeimbang dalam menghadapi kebijakan luar negeri Republik Islam Iran.
Minyak senantiasa menjadi salah satu pilar stabilitas Arab Saudi. Saat ini pasca pecahnya revolusi rakyat di Afrika Utara dan Timur Tengah serta terputusnya produksi minyak Libya, emas hitam sepertinya menjadi faktor bagi stabilitas ekonomi dan alat untuk mengontrol lonjakan harga di pasar dunia. Memperhatikan kebutuhan Amerika terhadap minyak, negara adidaya ini tengah berupaya menjaga keseimbangan di kawasan untuk kepentingannya.
Dengan mencermati realita masyarakat Saudi dan transformasi Timur Tengah, dapat dibenarkan bila sebagian analis politik memprediksikan bakal terjadi perubahan baru dalam struktur politik dan sosial negara ini. Riyadh selama ini dikenal menjadi satu dari negara utama dan benteng terkuat rezim konservatif Arab dalam menghadapi segala bentuk perubahan dan bahkan reformasi. (irib)