Perubahan politik yang terjadi di Timur Tengah memaksa Perdanan Israel Benyamin Netanyahu mengajak politisi ekstrimis sayap kanan bersatu. Langkah yang diambil Netanyahu itu mengantisipasi langkah-langkah yang dilakukan AS ingin menghidupkan perdamaian dan rencana Netanyahu yang akan menyerahkan wilayah Tepi Barat yang diduduk Israel sejak perang tahun 1967 kepada Otoritas Palestina (PA).
Perdana Menteri Netanyahu mengisyaratkan berkoalisi kepada kelompok sayap kanan NUP (National Union Party) bergabung dalam kabinetnya. Gagasan itu muncul dari Perdana Menteri Netanyahu berkaitan dengan kebijakan luar negeri AS yang akan dibahas dalam DPR AS, di mana akan berlangsung pertemuan para anggota legislatif pro-Israel dengan kelompok Lobby Israel - AIPAC (The American Israel Public Affairs Committee).
Netanyahu baru-baru ini berbicara dengan tokoh dari faksi NUP (National Union Party) Yaakov Katz dan Uri Ariel, dan mengajak koalisi ke dalam pemerintahan. Tetapi, Perdana Menteri Netanyahu belum mengajak Michael Ben Ari, yang mempunyai hubungan dengan seorang ektrimis sayap kanan Meir Kahane, yang menjadi dalang gerakan Kach.
Pertemuan antara Netanyahu dengan para tokoh sayap Israel, ingin mendapatkan dukungan dari sayap kanan, yang sekarang ini Netanyahu perlukan untuk kampanye pembangunan pemukiman di Tepi Barat dan Yerusalem Timur, yang terus memicu ketegangan politik, dan kemudian konflik antara penduduk Palestina dengan tentara rakyat penduduk Yahudi.
Pertemuan antara Netanyahu dengan Katz membahas tentang fortolio di kabinet yang akan ditawarkan kepada Katz. Ini merupakan petunjuk bahwa Netanyahu menanggapi situasi politik di dunia Arab dan Afrika Utara, tidak menunjukkan keinginannya sedikitpun berkompromi dan membatalkan pembanungan justru Netanyahu mengajak ekstrimis sayap kanan masuk pemerintahannya.
eramuslim.com