Keberadaan para agen intelejen rahasia negara asing sangat mengkhawatirkan, kini mereka dengan leluasa bebas berkeliaran di Pakistan, kata Mantan Presiden Pakistan Pervez Musharraf.
Berpidato di hadapan komunitas warga Pakistan di Manchester, Musharraf mengatakan bahwa agen-agen rahasia asing tidak diperbolehkan beroperasi di Pakistan saat dirinya masih memerintah, demikian diwartakan The News.
Menurut Musharraf, saat masih menjadi presiden Pakistan dirinya tidak pernah memberikan kelonggaran terhadap integritas nasional dan kedaulatan negara.
Saat masih menjabat, Musharraf mengaku selalu mengedepankan kepentingan nasional dalam hal pengambilan keputusan dan tidak pernah tunduk pada tekanan asing.
Musharraf juga mengklaim bahwa hanya ada sembilan serangan drone yang terjadi pada saat dirinya menjabat presiden dan mengakibatkan jatuh korban, tapi dalam tiga tahun terakhir diperkirakan terjadi 150 serangan drone tiap tahunnya yang menyebabkan jatuhnya ratusan korban.
Mantan penguasa militer tersebut kemudian menambahkan bahwa pada masa pemerintahannya, harga bahan pokok stabil, tapi saat ini harga meroket dan di luar kemampuan warga biasa karena melambungnya inflasi di Pakistan.
Musharraf menambahkan, pada masa pemerintahannya, para investor asing merasa bangga saat menanamkan modal di Pakistan.
Musharraf, yang saat ini mengasingkan diri di London, berencana kembali ke Pakistan untuk "memperkenalkan budaya politik baru." Musharraf tetap bertekad kembali meski sadar bahwa jika dirinya pulang, mungkin ia harus menghadapi sejumlah kasus hukum dan nyawanya juga mungkin terancam.
Sang mantan presiden juga merasa punya peluang besar meraih kemenangan dalam pemilihan presiden Pakistan berikutnya pada tahun 2013.
"(Saya yakin) dua ratus persen akan berpartisipasi dalam pemilihan mendatang. Atas nama diri saya sendiri, atas nama partai yang saya dirikan. Saya telah terlibat sejumlah perang, saya sudah pernah berhadapan dengan bahaya dan saya pria yang beruntung. Saya akan kembali mencoba peruntungan saya dan saya tidak takut akan hal itu," kata Musharraf tahun lalu.
Tapi, meski Musharraf mengklaim melarang aktivitas agen rahasia asing di Pakistan pada saat menjabat sebagai presiden, fakta menunjukkan sebaliknya. Pada tahun 2008, terungkap bahwa Musharraf mengizinkan CIA mendirikan pangkalan di bagian utara Pakistan untuk dipergunakan melancarkan serangan drone terhadap militan, demikian dikatakan penulis dan jurnalis Ahmed Rashid.
Jika benar Musharraf mengizinkan pengoperasian pesawat tanpa awak, maka klaim hanya ada sembilan serangan drone tidaklah masuk akal.
"Pada 9 Januari 2008, Mike McConnell, direktur intelijen nasional (kala itu), dan Jenderal Michael Hayden, direktur CIA (kala itu), mengunjungi Islamabad. Di sana, mereka membahas rencana untuk mengoperasikan sebuah pangkalan rahasia CIA yang bisa dipergunakan untuk menyerang militan dengan menggunakan drone yang telah dipersenjatai peluru kendali," tulis Rashid dalam bukunya, Descent into Chaos.
Pangkalan itu dibangun di kawasan suku di sepanjang perbatasan Pakistan dengan Afghanistan.
Dalam buku itu disebutkan bahwa Musharraf menerima bantuan dari pasukan khusus AS untuk melatih unit-unit pasukan kontraterorisme Pakistan.
Rashid juga menyinggung mengenai mendiang Benazir Bhutto. Dalam buku itu, dinyatakan bahwa pemerintahan Bush tetap bersikap lembut kepada Musharraf meski melakukan kesalahan, namun menekan Bhutto agar berbagi kekuasaan dengan Musharraf jika memenangkan pemilihan. Hal itu tentu menyiratkan bahwa Musharraf bekerja sama dengan asing, bertentangan dengan klaimnya yang menyebut tidak pernah tunduk pada tekanan asing.(SMcom)