Rezim penguasa libya Moammar Khadafi, pemimpin otoriter yang paling lama bertahan di dunia. Ternyata, penguasa Libya tersebut memiliki tiga pilar pendukung setia. Makanya, sebagaimana warta AP dan AFP pada Jumat (4/3/2011), ia masih mampu bertahan hingga sekarang. Tak hanya itu, Khadafy juga menunjukkan tanda-tanda menyerang balik lawan-lawannya.
Sedikit catatan dari pihak Amerika Serikat menunjukkan, pola mempertahankan kekuasaan ala Khadafy nyatanya tak jauh berbeda dengan para penguasa Timur Tengah lainnya. Keluarga menjadi penyokong terpenting. Ini melingkupi pilar-pilar tadi.
Khamis
Adalah sosok bernama Khamis yang disebut-sebut pihak AS menjadi ujung tombak pelindung Khadafy. Khamis adalah anak kelima Khadafy yang memimpin satuan elite khusus bernama Brigade 32. Bisik-bisik rakyat Libya menyebutkan, pasukan bergaji di atas rata-rata tentara reguler itu juga dikenal dengan nama Brigade Khamis, sesuai nama pemimpinnya itu.
Kabarnya, anggota pasukan ini dilatih Rusia. Unit yang terdiri dari beberapa ribu anggota ini memiliki tank-tank buatan Rusia dan peluncur roket. Andai saja peralatan tempur itu ditempatkan di bagian belakang kendaraan, piranti-piranti itu bisa menjadi senjata penghancur efektif yang bisa membumihanguskan kawasan seluas lapangan bola dalam waktu singkat. Banyak yang percaya, kekuatan Khadafy akan rontok asalkan banyak anggota dari unit elite ini membelot.
Sementara, Organisasi Keamanan Rakyat dan Korps Penjaga Revolusi yang total anggotanya mencapai 3.000 orang adalah pendukung Khadafy pula. Kelompok ini pun memiliki beberapa jenis senjata.
Selanjutnya, tak bisa dimungkiri adalah keberadaan pasukan pengamanan internal. Kelompok ini, kira-kira berfungsi sama seperti polisi rahasia sebagaimana di masa komunisme mencengkeram Eropa Timur pada 1980-an.
Pentolan di belakang pasukan pengamanan internal ini adalah Brigadir Jenderal Abdullah Sanusi. Sosok yang juga saudara tiri Khadafy ini diduga menjadi aktor di balik penumpasan aksi-aksi antipemerintah di Beghazi dan kota-kota lain di timur.
Tokoh lain adalah Kolonel Mutassim. Ia adalah anak Khadafy yang diangkat menjadi ketua Dewan Keamanan Nasional pada 2009. Posisi ini adalah rehabilitasi bagi Mutassim. Soalnya, 10 tahun lalu ia berseteru dengan sang ayah.
Pihak AS juga menyebut anak-anak Khadafy lainnya adalah Saadi dan Hanibal. Saadi mendapat tugas meredam aksi-aksi penentang pemerintah di Benghazi. Sementara, Hanibal sejatinya cuma tentara biasa di militer Libya. Makanya, catatan terhadap Hanibal cenderung nihil. Beberapa pengawal Hannibal terlibat perkelahian dengan polisi Swiss di Geneva beberapa waktu lalu.
Loyal
Masih ada suku yang berdiri di belakang Khadafy. Namanya Qadhaththa. Khadafy berasal dari suku ini. Selama 41 tahun berkuasa sejak 1969, tokoh-tokoh suku ini loyal. Pasalnya, mereka menempati posisi-posisi penting di dalam rezim. Meski, kini, kesetiaan anggota suku memang tidak kokoh sebagaimana zaman dahulu.
Kesetiaan pada duit juga menjadi alasan pendukung Khadafy yang satu ini. Mereka adalah tentara bayaran dari Chad dan Niger.
Menurut warga Libya, tentara bayaran inilah yang menembaki kerumunan warga dari atap-atap gedung. Muncul dugaan, tentara bayaran dikerahkan setelah perintah menembak para demonstran ditolak tentara reguler.
Info juga menunjukkan, warga Niger di Libya sempat mengatakan kalau warga Afrika dari kawasan Sub-Sahara ini dikumpulkan dan dipaksa untuk bergabung dengan tentara Khadafy. Kalau mereka menentang, nyawalah taruhannya. Tapi, tiada catatan soal jumlah pemburu fulus ini. Imigran Afrika di Libya jumlahnya 5.000-an orang.