9 Feb 2011

Mubarak Terjepit, Kesetiaan AS Diragukan Israel

ImageLangkah Amerika Serikat untuk meninggalkan Presiden Mesir Hosni Mubarak telah membuat para pemimpin rezim Zionis Israel khawatir. Mereka beranggapan bahwa Gedung Putih akan mengambil langkah serupa terhadap sekutu-sekutu lainnya, termasuk Tel Aviv.


"Ada kesan bahwa Washington sangat ingin membuang Presiden Hosni Mubarak ke laut, ia sudah menjadi sekutu yang tidak berguna," ujar seorang pejabat tinggi Israel yang menolak disebutkan namanya kepada AFP.


Dia menggambarkan loyalitas sebagai sebuah sikap tak ternilai, terutama di Timur Tengah dan memperingatkan bahwa keputusan Gedung Putih untuk menarik tiba-tiba dukungan kepada presiden Mesir, bisa merusak kredibilitas kebijakan luar negeri AS.


Dia juga mengkritik kebingungan dan inkoherensi posisi Amerika, mengacu pada sikap pemerintahan Obama yang buru-buru mengesampingkan pernyataan utusan khususnya untuk Mesir, Frank Wisner. Sebelumnya, Wisner mengatakan sebaiknya Mubarak tetap berkuasa untuk mengarahkan perubahan dan mengawasi masa transisi.


Zionis Israel rupanya sangat khawatir atas lengsernya Mubarak dan kemungkinan kehilangan sekutu 30 tahunnya serta peluang naiknya kelompok Islamis dan anti Barat ke tampuk kekuasaan Mesir.


Kekhawatiran atas keengganan Gedung Putih untuk kembali merangkul Mubarak juga bergema di media-media Israel. Mereka memperingatkan bahwa nasib yang sama juga akan menimpa Zionis.


"Semua orang memahami bahwa Mubarak telah pergi, tapi kami berharap pemerintah AS untuk tetap memberi dukungan dan tidak memisahkan diri darinya," tulis harian Israel, Yediot Aharonot.


"Selama beberapa dekade, Mubarak adalah andalan Barat. Dan ketika AS melakukan hal ini kepada presiden Mesir, apa yang harus dipikirkan oleh sekutu-sekutu lainnya?" tambah koran tersebut.


 


(IRIB/RM)