Presiden Republik Islam Iran, Mahmoud Ahmadinejad, menyerukan agar Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK-PBB) menghapus hak veto bagi kelima negara anggota tetap. Ahmadinejad menilai bahwa penerapan hak istimewa itu merupakan penghinaan bagi negara-negara lain, yang telah memiliki sikap yang sama atas suatu isu.
Menurut kantor berita Fars, penilaian Ahmadinejad itu dilontarkan saat menerima kunjungan kehormatan Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle, di Teheran akhir pekan lalu. Dalam pertemuan itu Ahmadinejad mengecam sikap Amerika Serikat (AS) yang menggunakan hak veto untuk membatalkan pengesahan rancangan resolusi DK-PBB, yang isinya mengencam dan menentang proyek pembangunan Israel di wilayah Palestina.
"Saat sejumlah negara di DK-PBB menggunakan hak veto, jelas itu merupakan sikap yang tidak menghargai banyak negara. Jadi, sistem itu tidak bisa mengatur dunia, bahkan tidak bisa melanjutkan tugas-tugas dewan," kata Ahmadinejad.
Dia merujuk kepada situasi di sidang Dewan Keamanan PBB di New York, Jumat 18 Februari 2011. Saat itu, 14 negara sudah mendukung rancangan resolusi untuk mengecam Israel atas pembangunan pemukiman di Tepi Barat, Palestina, dan meminta negara itu menghentikan proyek mereka.
Namun, kendati sudah didukung 130 anggota PBB - termasuk 14 negara di Dewan Keamanan - rancangan resolusi itu gagal disahkan setelah AS menggunakan hak veto. Sebagai satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, AS memiliki keistimewaan berupa hak veto, yaitu bisa memblokir rancangan keputusan yang sudah dibahas di sidang.
Selain AS, negara-negara pemilik hak veto di DK-PBB adalah Inggris, China, Prancis, dan Rusia. Namun, dalam sidang pekan lalu, hanya AS yang menerapkan hak veto.
Langkah AS itu membuat sikap Dewan Keamanan PBB atas proyek pembangunan Israel tidak bisa disahkan. Kecaman pun bermunculan, terutama dari Palestina.
Ahmadinejad menegaskan bahwa sistem pengambilan keputusan di PBB itu tidak bisa dilanjutkan dan tidak sesuai dengan situasi dunia saat ini. Maka, "dunia butuh sistem baru dan Iran beserta Jerman bisa menjalani kerjasama yang baik atas isu itu," kata Ahmadinejad.
Westerwelle sendiri tidak langsung menyetujui pernyataan Ahmadinejad. Dia hanya menyatakan bahwa kerjasama antara Iran dan Jerman telah berlangsung lama dan Berlin ingin kemitraan itu bisa ditingkatkan dalam membicarakan berbagai isu internasional.
vivanews.com