Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad menilai kegiatan ilmiah dan riset sebagai penentu utama perang bersejarah. Dikatakannya, "Kita perlu menghargai kebangkitan rasa percaya diri dan penemuan jati diri yang terbentuk pasca Revolusi Islam di Iran. Kita juga harus memanfaatkan metode dan pemikiran lokal dalam mengembangkan sains dan teknologi di dunia."
Ahmadinejad, Kamis (13/1) dalam pertemuannya dengan para pejabat Lembaga Teknologi Strategis di Tehran, menyebut pencapaian dan kegiatan ilmiah di Iran sebagai hal yang membanggakan dan berharga. Seraya mengapresiasi seluruh kerja keras para ilmuan, Ahmadinejad menuturkan, "Sepanjang sejarah, bangsa Iran adalah pembawa panji ilmu pengetahuan, sayangnya kemunduran dan ketertinggalan dari kafilah ilmu telah dipaksakan kepada bangsa ini pada periode tertentu, namun dengan berkobarnya Revolusi Islam, mayoritas hambatan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dapat diatasi."
Seraya menyinggung semangat kolektif berketuhanan, semangat kesempurnaan dan cinta terhadap ilmu pengetahuan, Ahmadinejad mengatakan, esensi ilmu dan kegiatan ilmiah di tengah bangsa Iran, merupakan sebuah masalah yang sakral dan ini muncul dari fitrah Ketuhanan.
"Puncak keilmuan seseorang tergantung pada tingkat pengabdiannya kepada masyarakat. Ilmu yang sempurna harus ditempatkan untuk mengabdi kepada keselamatan, kesejahteraan, kemajuan dan kemanusiaan manusia," tambahnya.
Pada bagian lain pidatonya, Ahmadinejad menandaskan, pemerintah berkewajiban untuk memberi dukungan penuh bagi seluruh kegiatan ilmiah dan teknologi. Ditambahkannya, pemerintah menyikapi dukungan penuh terhadap kegiatan ilmiah sebagai sebuah prinsip dan strategi yang tidak bisa diubah. (irib.ir)