Pastur Gainesville yang memicu kemarahan internasional setelah mengumumkan rencana untuk membakar Al Quran sekarang mengatakan ingin menyeret kitab suci itu ke pengadilan.
Pastur Terry Jones ingin menyelenggarakan sebuah acara di gerejanya dan menghakimi kitab suci Islam tersebut.
"Reaksi pertama saya adalah ‘Kita mulai lagi,’" ujar Imam Muhammad Musri dari Masyarakat Islam Florida Tengah.
Musri memainkan peran besar dalam upaya membantu memadamkan dinamit yang dinyalakan Jones pada bulan September setelah mengumumkan rencananya untuk "Hari Membakar Al Quran Internasional.
"Apa yang dilakukan Terry Jones di masa lalu dan yang akan berusaha dilakukannya lagi adalah untuk menghasut kekerasan," ujar Musri.
Potensi kekerasan itulah yang harus siap diatasi oleh Departemen Kepolisian Gainesville.
Seorang perwakilan polisi mengatakan bahwa mereka sudah mengetahui rencana terbaru Pastur Jones dan telah mengirim petugas untuk berbicara dengannya.
"Dia berusaha untuk menimbulkan keributan," ujar Musri.
"Isunya menjadi sangat politik," ujar Lawrence Walters, pengacara Amandemen Pertama. "Media menyorot Pastur Jones dan gerejanya."
Perhatian media, menurut Imam Musri, adalah apa yang paling diinginkan oleh Jones.
Walters mengatakan itu telah mengabadikan aksi Jones.
"Itu menyebabkan lebih banyak orang untuk memperhatikan perkataannya, dan telah berakibat pada konsekuensi dan aksi pada perkataan yang mana tidak akan pernah terjadi jika pernyataan-pernyataannya tidak diberi perhatian oleh media," ujarnya.
"Saya rasa media jangan memberinya perhatian, karena tidak ada hal baik dari apa yang berusaha dia sampaikan," ujar Musri. "Dia berusaha menciptakan kontroversi."
Musri mengatakan kebebasan berbicara datang dengan harga yang tinggi, itu melukai citra AS di seluruh dunia.
Di ruang berita News 13, organisasi media Amerika telah terlibat dalam diskusi panjang tentang bagaimana cara terbaik meliput Pastur Jones ketika mereka melangkah maju. Sebagai organisasi media, mereka tentu tidak berwenang melakukan penyensoran tapi mereka berkewajiban melakukan dengan tanggung jawab.
Mengabaikan apa yang akan memicu kemarahan internasional bukan hal yang bertanggung jawab bagi media Amerika.
Namun, memberikan kesempatan bicara pada pemimpin agama yang sudut pandang dan tindakannya menyarankan intoleransi juga tidak akan bertanggung jawab bagi media. (Suaramedia.com)