29 Dec 2010

Pimpinan Muslim Dipecat Karena Jilbab Longgar?

ImageKeseluruhan staf dari Yayasan Pusat Aktivitas Wanita dari Urusan Keagamaan Turki (Turkey's Religious Affairs – TDV) telah memutuskan untuk secara kolektif mengundurkan diri dari pos-pos mereka, mengikuti pemindahan dari kantor pimpinan pusat, Ayse Sucu.


Sucu, yang dikenal karena pandangan-pandangan liberalnya tentang agama dan wanita, dan karena gaya pemakaian jilbabnya yang longgar, dikabarkan mengatakan kepada teman dekatnya bahwa ia terkejut dan merasa tersakiti oleh keputusan yayasan untuk melepaskannya.


Pimpinan yayasan, Necati Akcesme mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa perubahan tersebut adalah hasil dari "kesenangan baru dan pemahaman baru" di dalam yayasan tersebut. Direktorat Urusan Keagamaan melakukan perubahan personil di bawah pimpinan baru Mehmet Gormez, yang baru-baru ini telah mengidentifikasi tiga deputi baru dan penunjukan empat manajer umum.


Sucu sebelumnya telah mengatakan bahwa mengenakan sebuah jilbab bukanlah kewajiban untuk para wanita Muslim.


Beberapa komentator dan analis mengklaim bahwa ini adalah alasan untuk pemecatannya di bahwa iklim keagamaan Turki yang lebih konservatif.


Ackesme menanggapi klaim ini, berpendapat bahwa laporan tersebut tidak didasarkan pada fakta-fakta. Menekankan bahwa keputusan untuk menurunkan Sucu dari kursinya tidak dibuat oleh Direktorat Urusan Keagamaan, ia mengatakan bahwa Deewan Pengurus Yayasan TDV memutuskan untuk memecatnya dari tugas. Mencatatkan bahwa Sucu telah menjadi pimpinan dari pusat tersebut selama 14 tahun dengan gaya jilbab yang sama, Akcesme mengatakan bahwa dewan tersebut membuat keputusan tersebut karena ada perasaan tidak nyaman atas aktivitas Sucu baru-baru ini yang menyoroti dirinya sendiri dari pada pusat tersebut.


"Keputusan ini tidak ada hubungannnya dengan gagasan-gagasan pribadi, ideologi, dan gaya hidup Sucu. Sebagai bagian dar sebuah keputusan dari Dewan Pengurus Yayasan kami untuk membangun ulang yayasan tersebut, diputuskan bahwa Ayse Sucu akan dikepaskan jabatannya sebagai pimpinan Pusat Aktivitas Wanita dengan rasa terima kasih atas pengabdiannya sampai sekarang. Keputusan ini diberitahukan kepadanya pada 24 Desember. Sama seperti kasus di semua institusi yang beroperasi pada criteria objektif, TDV menilai stafnya berdasarkan oada prestasi mereka dari pada cara mereka berpakaian atau gaya hidupnya," ia mengatakan.


Sucu mengumpulkan barang-barangnya dari kantornya setelah menerima pernyataan resmi tentang pemecatannya dari kantor tersebut. "Saya selalu berfokus pada pekerjaan saya. Saya mencapai begitu banyak urutan pertama. Telah ada prestasi besar di sini," ia mengatakan. "Saya benar-benar merasa sakit hati oleh tindakan ini sementara ada sejumlah besar wanita (memperhatikan pekerjaan kita). Saya tidak pantas diperlakukan seperti ini."


Vildan Karabut, deputi pimpinan pusat tersebut, mengatakan bahwa para staf tidak ada pertengkaran dengan orang atau institusi tertentu. "Ini adalah perubahan di pos-pos dan hal ini cukup normal.


Namun Ayse seharusnya telah dimasukkan di tempat yang ia layak duduki."


Karbulut mengkonfirmasi bahwa staf pusat tersebut telah memutuskan untuk secara kolektif mengundurkan diri. "Dengan pimpinan kami dipecat dari kantor, dewan penindak tidak lagi memiliki wewenang untuk bertindak. Mereka membawa kami kepada posisi tersebut." Ia mengatakan. (Suaramedia.com)

Artikel Terkait

- Reviewer: Asih - ItemReviewed: Pimpinan Muslim Dipecat Karena Jilbab Longgar? Deskripsi: Keseluruhan staf dari Yayasan Pusat Aktivitas Wanita dari Urusan Keagamaan Turki (Turkey's Religious Affairs – TDV) telah memutuskan unt... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►