Seorang analis AS mengatakan beberapa pejabat pemerintah di Gedung Putih sedang mempertimbangkan tindakan hukum untuk menurunkan Barack Obama dari kepresidenan.
"Saat ini, ada diskusi di Washington dan dalam pemerintah menggunakan Amandemen ke-25 dari Konstitusi Amerika Serikat untuk menurunkan Obama dari kantor," kata Edward Spannaus dari Executive Intelligence Review dalam sebuah wawancara dengan Press TV pada hari Jumat.
Perubahan tersebut memungkinkan untuk menurunkan presiden jika ia memiliki ketidakmampuan baik fisik maupun mental.
"Dalam hal ini, Obama secara mental tidak mampu menduduki kantor presiden," lanjut Spannaus.
Mengacu pada popularitas Obama yang merosot, terutama disebabkan oleh keruntuhan ekonomi baru-baru ini di AS, Spannaus berkata, "Tidak mungkin kepresidenannya bisa diselamatkan pada saat ini dan siapa pun yang memenangkan pemilu kongres tidak benar-benar membuat perbedaan."
"Dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden dari semula. Dia berada di sana justru karena ia akan bertindak sebagai boneka dan mereka tahu ia akan menjadi boneka untuk Wall Street, untuk pemodal London dan untuk Inggris," Spannaus menambahkan.
Sebuah survei terbaru dari Gallup telah mengungkapkan bahwa lebih dari separuh pemilih Amerika tidak akan mendukung pemilihan kembali Presiden Barack Obama.
Dalam survei mereka yang paling baru, yang dilakukan antara 14-17 Oktober, serta tiga orang sebelumnya, Gallup mengajukan pertanyaan kepada sekitar 1.000 orang dewasa Amerika tentang pantas tidaknya Obama dipilih kembali.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 54 persen percaya Obama tidak pantas menjalani masa jabatan kedua di kantor kepresidenan sementara hanya 39 persen yang akan mendukung pemilihan kembalinya, CBS melaporkan.
Menurut Gallup, rating persetujuan rata-rata Obama telah menurun setiap kuartal sejak ia menduduki kantor dan telah menjadi semakin rendah pada kuartal terakhir.
Pertengahan Juni sebelumnya pemilih yang disurvei oleh Gallup menunjukkan bahwa 48 persen pemilih mendukung Obama kembali memenangkan pemilihan.
Selain itu, peringkat kepopuleran Obama berada pada titik terendah, karena untuk pertama kalinya Amerika lebih banyak melihat presiden dengan negatif (50 persen) dibandingkan dengan positif (47 persen).
Sementara itu Lyndon LaRouche, seorang aktivis politik dan ekonomi AS mengumumkan bahwa ia telah menyerukan pengusiran segera Obama, berdasarkan Amandemen 25.
"Tadi malam, berdasarkan informasi yang diterima, saya bergerak ke Amandemen ke-25 untuk penyingkiran Presiden, atas alasan tersebut. Alasan waktu itu adalah situasi umum, kondisi manifestasi pikiran Presiden, atau setidaknya perilakunya menunjukkan bahwa ia sebenarnya berada dalam semacam kondisi tidak sehat, yang dapat menjadi alasan pengusirannya. Itu berarti bahwa harus ada sebuah inisiatif oleh orang-orang tertentu, di Gedung Putih itu sendiri, termasuk Wakil Presiden, yang harus memotivasi ini. Dan, begitu ia melakukan itu, maka Kongres dipanggil kembali dari reses, segera, untuk mempertimbangkan pertanggung jawaban.
"Itu tidak memerlukan pelanggaran, selain fakta bahwa ia memiliki masalah, dan masalah-masalah tersebut didiagnosis dalam tindakannya, sebagaimana Jerrold Post dan rekan-rekannya yang menyusun studi yang mendasarkan amandemen itu, semua persyaratannya ada di situ. Orang ini gila. Dia tidak memenuhi syarat untuk menjadi presiden Ia harus diturunkan demi bangsa, dan kami memiliki Amandemen Konstitusi, yang mempersiapkan ini. Dan dia jelas mengalami sakit mental, yang diuraikan dalam detail, sindrom narsisis, dan tidak dapat diragukan tentang hal itu. Saya mendiagnosis ini, tentu saja, pada tanggal 11 April tahun lalu, dan saya benar saat itu, dan saya merasa lebih benar saat ini daripada sebelumnya. Jadi, orang ini harus pergi.
"Jika ia tidak pergi, bangsa ini sendiri berada dalam bahaya, karena ketidak kompetenan intrinsiknya.” (Suaramedia.com)