Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan bahwa upaya AS untuk mendiskreditkan Iran selama kunjungannya ke New York telah berubah menjadi kesempatan yang sempurna bagi Teheran.
“Pemerintah AS dan penguasanya mendominasi masyarakat Amerika dan semua aktivitas warga AS berada di bawah kendali dan kami seharusnya menghadapi situasi ini. Sebelum perjalanan kami ke New York, mereka telah berencana untuk menekan dan menyudutkan Iran,” ujar Presiden Ahmadinejad dalam sebuah pertemuan dengan keluarga martir dan veteran di provinsi Golestan, Iran, pada hari Selasa (5/10).
Dia mengatakan bahwa wawancaranya dengan berbagai kanal berita dan media menggagalkan upaya AS dan mengubah konspirasi menjadi peluang.
Berbicara di hadapan penduduk Gorgan, provinsi Golestan, pada Selasa (5/10) pagi, Presiden Ahmadinejad menuduh kekuatan Barat merancang berbagai program dan skema dengan tujuan untuk merampok cadangan minyak kawasan tersebut.
“Mereka (Barat) mencoba mengimplementasikan program-program mereka melalui rezim Israel tapi gagal. Kemudian mereka menyimpulkan bahwa mereka perlu menduduki kawasan kita dengan ratusan ribu tentara militer untuk memperoleh akses ke minyak kawasan dalam sebuah upaya untuk menyelamatkan perekonomian mereka yang bermasalah,” ujar pemimpin Iran di depan kerumunan warga.
Menyoroti serangan 11 September di New York tahun 2001, presiden Iran mengkritik pemerintahan AS yang menyalahkan negara-negara Muslim dan orang-orang di kawasan.
Ahmadinejad mengungkapkan keraguan tentang ketulusan dalam klaim pemerintah AS, yang dikatakannya digunakan sebagai alasan untuk melakukan dua perang melawan Irak dan Afghanistan.
Pemimpin Iran itu ikut serta dalam sesi ke-65 Majelis Umum PBB di New York pada pertengahan September, memberikan wawancara dengan media dan jaringan TV Barat.
Pidato PBB Presiden Ahmadinejad, yang mempertanyakan monopoli manajemen dunia oleh superpower tertentu dan juga mengutarakan keraguan tentang akar penyebab serangan 11 September, menantang pemerintah AS dan menarik perhatian internasional. Pemimpin Iran ini juga menyerukan pembentukan sebuah komite pencari fakta untuk menyelidiki kebenaran di balik serangan 11 September.
Beberapa jam setelah pidato tersebut, Presiden AS Barack Obama mengecamnya sebagai pernyataan yang penuh dengan kebencian dan tidak dapat dimaafkan bahwa pemerintah AS mungkin berada di balik insiden 11 September.
Ahmadinejad menggambarkan wawancaranya selama kunjungan ke AS sebagai “perang”, menyebut jurnalis Amerika sebagai perwakilan dari pemerintah Washington.
“Wawancara ini realitanya adalah perang dan pertempuran yang sesungguhnya karena terlepas dari klaim mereka tentang kebebasan pers, mereka (wartawan) berbicara atas nama pemerintah Amerika,” ujar Ahmadinejad.
Ahmadinejad mengatakan kewaspadaan bangsa Amerika telah meningkat secara signifikan, membuat pemerintah AS dan hegemoni global bingung dan pasif.
Presiden Iran itu menggambarkan perang psikologi sebagai alat paling penting bagi hegemoni internasional dalam menghadapi negara-negara terutama Iran.
“Mereka berniat menghancurkan kita melalui perang psikologi dan untuk melakukannya mereka mengeksploitasi pernyataan-pernyataan yang digunakan oleh orang-orang tertentu di dalam negeri dalam upaya mereka,” ujar Ahmadinejad.
“Tapi pengikut sejati Revolusi Islam akan mencegah musuh mewujudkan tujuannya.”
“Dalam kunjungan saya ke New York, mereka menggunakan semua media dan kemampuan propaganda mereka untuk memotret Iran dalam keadaan kalah,” ujarnya menambahkan.
“Karena itu kita umumkan bahwa sanksi-sanksi itu tidak memberikan dampak bagi negara Iran, dan apa pun keberanian yang ingin kalian lakukan dua tahun dari sekarang, lakukan sekarang,” ujar presiden merujuk pada ancaman musuh untuk menyerang Iran dalam waktu dua tahun jika sanksi gagal.
AS dan sekutunya, Israel, telah berulang kali mengancam akan melancarkan serangan militer terhadap Iran atas tuduhan bahwa Teheran mengembangkan senjata nuklir.
Iran mengatakan program nuklirnya bersifat damai dan di dalam kerangka Perjanjian Non-Proliferasi, yang ikut ditandatanganinya.
Pemerintah Iran telah memperingatkan bahwa aksi agresi apapun dari AS dan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran akan direspons keras dan bisa berujung perang yang akan menyebar sampai ke luar Timur Tengah. (rin/pv) www.suaramedia.com