Gerakan Taliban mengklaim bahwa Inggris adalah sumber pendapatan terbesarnya.
"Kami tidak seperti sebuah pemerintahan, kami bergantung pada perorangan," kata seorang komandan Taliban kepada Sky News. "Kami mendapatkan donasi dari para saudara kami di Inggris, dan mereka membantu kami. Seperti inilah cara kami mendapatkan uang dan membeli senjata serta bertempur."
Sang komandan menambahkan, serangan terhadap Inggris dan Eropa bisa terjadi "kapan saja".
Para pejabat Afghanistan dan Amerika menggelar dialog rahasia dengan tokoh kedua di Taliban, hal itu menandakan bahwa pembicaraan damai yang sebenarnya telah dimulai.
Kantor berita Daily Telegraph memberitakan bahwa Mullah Abdul Ghani Baradar dibebaskan dari tahanan Pakistan.
Baradar merupakan komandan militer Taliban hingga dia ditangkap di Karachi Februari lalu oleh aparat keamanan Pakistan.
Mullah Omar, pemimpin Taliban, menentang dilakukannya dialog macam apa pun hingga pasukan penjajah asing angkat kaki dari bumi Afghanistan, tapi Baradar dianggap terbuka untuk pembicaraan yang mungkin tidak melibatkan tokoh-tokoh garis keras.
Baradar dan tiga orang letnan senior pergi ke Afghanistan dengan penjagaan NATO untuk menghadiri pembicaraan-pembicaraan tersebut. "Baradar bukan bertindak atas nama kami, tapi menurut pemahaman kami, dia bertemu dengan orang-orang di organisasinya untuk membangun kesepahaman yang mengiring Taliban ke meja dialog," kata seorang pejabat Afghanistan.
Jenderal David Petraeus, komandan pasukan NATO di Afghanisan, mengungkapkan bahwa tokoh-tokoh Taliban mendapatkan perlindungan untuk pembicaraan di Afghanistan. Pengakuan tersebut disampaikan di tengah banyaknya klaim bahwa para pemimpin senior Taliban, termasuk para anggota Quetta Syura dan Jaringan Haqqani, terlibat dalam dialog tersebut.
Hingga saat ini, kontak antara pemerintahan Presiden Hamid Karzai dan para gerilyawan dilakukan secara diam-diam dan dianggap tak berhubungan oleh para diplomat.
Washington tetap merasa skeptis mengenai dialog-dialog tersebut dan terungkapnya fakta keterlibatan Baradar mungkin saja dirancang untuk meminggirkan orang-orang garis keras yang dekat dengan Mullah Omar.
Para komandan Taliban telah mengakui bahwa Baradar kini berada di Afghanistan. Seorang diplomat Pakistan mengatakan, "Setahu saya, (Baradar) tidak lagi ada dalam tahanan kami."
Sebuah pernyataan yang dimuat di situs Taliban awal pekan ini berbunyi, "Tidak akan ada siapa pun yang percaya dengan dialog semacam itu kecuali pasukan asing di Afghanistan bertindak jujur (dan) mengumumkan rencana membahas hal tersebut dengan jelas dan transparan."
Baradar merupakan satu di antara pejuang Afghanistan pertama yang menyatakan sumpah kesetiaan terhadap Mullah Omar pada tahun 1994, setelah organisasi itu dibentuk.
Ia naik menjadi deputi pemimpin Taliban setelah wafatnya Mullah Dadullah, komandan militer Taliban yang berkaki satu pada tahun 2004.
Michael Semple, seorang mantan utusan Uni Eropa, mengatakan ada banyak hal yang menghalangi terciptanya kesepakatan. "Jika hal ini menandakan bahwa AS dan NATO mulai melakukan pendekatan yang lebih kreatif terhadap para pemimpin Taliban dan menganggap mereka sebagai kemungkinan rekanan untuk perdamaian di Afghanistan, maka ini memang sebuah langkah maju," katanya.
Taliban dituding berada di belakang ledakan bom pinggir jalan kemarin yang menewaskan delapan orang yang tengah berkendara di Distrik Delaram, sebelah barat daya Provinsi Nimruz. Enam orang di antaranya terluka, kata kepala kepolisian provinsi, Abdul Jabar Purdelli. (Suaramedia.com)