Amerika Serikat melancarkan serangan udara di Yaman, kata menteri luar negeri negara tersebut kepada sebuah surat kabar pan-Arab dalam wawancara yang dirilis Kamis (30/9) waktu setempat. Pernyataan itu merupakan konfirmasi resmi pertama mengenai peranan militer AS di negara tersebut dalam "perang melawan terorisme."
Menteri Luar Negeri Abu Bakr al-Qirbi mengatakan kepada surat kabar al-Hayat milik Arab Saudi bahwa serangan udara tersebut berakhir bulan Desember karena "pemerintah Yaman memastikan bahwa (serangan udara) itu tidak membuahkan hasil."
Kepada surat kabar tersebut Al-Qirbi juga mengatakan, memerangi al-Qaeda "adalah tanggung jawab pasukan keamanan dan kontraterorisme di Yaman."
Al-Qirbi kemudian mengatakan bahwa Yaman tidak akan mengekstradisi ulama kelahiran AS, Anwar al-Awlaki ke Amerika Serikat jika dia ditangkap. "AS telah meminta ekstradisi warga negara Yaman yang lain, tapi kami menolak menyerahkan mereka karena konstitusi kami melarang ekstradisi warga negara Yaman ke negara lain – dan hal yang sama berlaku untuk Awlaki," katanya.
Al-Qirbi menambahkan, "Al-Awlaki berada di wilayah tempat kami melancarkan operasi melawan al-Qaeda, dan dia adalah salah satu orang yang dijadikan target untuk ditangkap dalam operasi-operasi itu."
Pekan lalu, deputi perdana menteri Yaman untuk pertahanan dan keamanan, Rashad al-Alimi mengatakan kepada kantor berita CNN bahwa Amerika Serikat dan Inggris memberikan bantuan untuk Yaman. Tapi, ia menekankan bahwa militer AS tidak ada di Yaman.
Departemen Pertahanan AS tidak bersedia memberikan konfirmasi atas serangan-serangan tersebut.
"Kami menyambut baik upaya Yaman dan negara-negara lain di kawasan Timur Tengah karena menangani ancaman teror dalam perbatasan negara mereka," kata Kolonel David Lapan, juru bicara Pentagon.
"Departemen Pertahanan memberikan dukungan luas kepada Yaman, termasuk pelatihan dan perlengkapan. Tapi, berbicara mengenai operasi, ada beberapa hal yang selalu tidak bisa kami bicarakan secara terperinci."
Desember tahun lalu, Presiden AS Barack Obama pribadi memerintahkan serangan udara AS di Yaman yang menewaskan warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak.
Pesawat-pesawat AS menggunakan peluru kendali untuk menyerang kamp-kamp al-Qaeda di Desa Al Maajala, Provinsi Abyan, yang terletak 480 kilometer sebelah tenggara dari ibu kota Sanaa. Pesawat AS juga menyerang Distrik Arhab, 60 kilometer sebelah timur laut Sanaa.
Serangan-serangan AS agaknya dikoordinasikan dengan pemerintahan diktator Presiden Yaman Ali Abdullah Saleh yang didukung AS, yang pasukannya juga menyerang kota-kota dan desa ketiga, mengakibatkan 120 orang tewas, kata juru bicara oposisi Yaman.
Para pejabat setempat dan saksi mata di Mahsad, tempat pegeboman terberat AS, menyatakan bahwa yang tewas ada lebih dari 60 orang dan sebagian besar adalah warga sipil. Mereka membantah bahwa yang ditarget adalah markas al-Qaeda.
Brian Ross, reporter investigasi untuk kantor berita ABC News melaporkan untuk program ABC World News dan menyebutkan bahwa pesawat-pesawat tempur AS terlibat dalam serangan itu.
Ia mengatakan, "Para pejabat Gedung Putih mengatakan kepada ABC News bahwa perintah untuk militer AS agar menyerang lokasi yang diduga ditempati Al-Qaeda di Yaman pada hari Kamis berasal langsung dari Ruang Oval."
Ia menambahkan, "Militer AS menggunakan peluru kendali dalam serangan di dua lokasi terpisah di Yaman. Foto-foto yang disiarkan malam ini di al-Jazeera memperlihatkan puluhan mayat yang ditutupi selimut. Para pejabat mengatakan ada 35 tersangka tokoh Al-Qaeda yang tewas. Kelompok-kelompok oposisi mengatakan ada puluhan warga sipil yang juga terbunuh."
ABC News mengutip keterangan para pejabat Gedung Putih yang memberitahu para wartawan bahwa Obama menghubungi Presiden Saleh setelah serangan untuk memberikan "ucapan selamat" atas serangan itu. (SuaraMedia.com