Bukan lagi dokter, perawat, dan guru. Kuba kini mengirimkan pasukan ke Venezuela untuk melatih militer negara tersebut, ada pula pakar komputer yang bertugas menangani sistem paspor dan kartu tanda pengenal.
Para kritikus mengatakan bahwa apa yang diperlihatkan oleh kedua negara sebagai tanda persahabatan untuk membendung pengaruh AS di kawasan tersebut telah tumbuh lebih jauh. Mereka melihat pemerintahan otoriter yang membantu Presiden Hugo Chavez melindungi kekuasaannya dengan gaya Kuba, dengan imbalan minyak. Pemerintah Kuba secara rutin memata-matai kubu oposisi dan menerapkan kontrol ketat dalam hal informasi dan perjalanan.
Kuba terlibat dalam sistem pertahanan dan komunikasi Venezuela, begitu jauh hingga mereka bahkan tahu cara menjalankannya di masa krisis, kata Antonio Rivero, seorang mantan brigadir jenderal yang menarik perhatian nasional karena berseberangan dengan Chavez terkait isu tersebut.
“Mereka sudah kelewat batas,” kata Rivero dalam sebuah wawancara pada bulan Mei. “Mereka telah melewati apa saja yang seharusnya diizinkan, serta seperti apa persekutuan antara dua negara.”
Para pejabat Kuba membantah klaim pengaruh yang terlalu besar, mereka mengatakan yang menjadi fokus mereka adalah prigram-program sosial. Chavez baru-baru ini mencaci seorang reporter Venezuela dalam wawancara langsung televisi karena bertanya tentang apa yang dikerjakan Kuba dalam bidang militer.
“Kuba memberikan bantuan kepada kami dalam beberapa hal yang tidak akan saya rinci,” kata Chavez. “Segala hal yang dilakukan Kuba untuk Venezuela dilakukan untuk memperkuat tanah tumpah darah, yang juga milik mereka.”
Tapi, pemerintahan komunis tersebut memiliki kepeningan dalam mengamankan pemerintahan status quo, karena Venezuela adalah penyumbang utama ekonomi negara pulau tersebut, kata Rivero.
Saat Kuba berusaha memperbaiki ekonomi, termasuk kekurangan makanan dan kebutuhan pokok lainnya, perdagangan tahunan senilai $7 miliar dengan Venezuela menjadi faktor penting, khususnya lebih dari 100.000 barel minyak yang dikirimkan setiap harinya dari pemerintahan Chavez untuk ditukarkan dengan layanan dari Kuba.
Rivero, yang pensiun dini karena protes dan kini berencana mencalonkan diri untuk merebut kursi di Majelis Nasional, mengatakan para pejabat Kuba telah melakukan pertemuan tingkat tinggi, melatih penembak jitu, mencari informasi mengenai komunikasi dan memberikan nasihat kepada militer mengenai pembangunan bunker bawah tanah untuk menyimpan dan menyembunyikan senjata.
“Mereka tahu senjata apa saja yang ada di Venezuela, yang bisa mereka andalkan kapan saja,” katanya.
Para penasihat pemerintahan Kuba juga membantu dengan sistem komunikasi radio untuk pasukan keamanan, yang berarti bahwa mereka menggenggam informasi sensitif mengenai lokasi antena pemancar dan frekuensi radio, kata Rivero.
Jika Chavez kalah dalam pemilihan umum tahun 2012 atau dipaksa mundur dari jabatan, seperti yang terjadi dalam kudeta singkat tahun 2002, amat mungkin Kuba menjadi bagian pasukan gerilya, kata Rivero. “Mereka tahu di mana senjata kami, mereka tahu di mana kantor komando kami, mereka tahu di mana letak wilayah-wilayah komunikasi vital kami.”
Chavez mengakui bahwa pasukan Kuba melatih pasukannya mengenai cara memperbaiki radio dalam tank dan cara menyimpan amunisi, ditambah sejumlah tugas lainnya. Dia menambahkan, ketika Venezuela mendapatkan bantuan teknis yang sama tahun lalu dari militer AS, tidak ada yang mengeluh.
“Kuba dan Venezuela amat bersatu sehingga para praktiknya kami adalah negara tunggal,” kata Chavez, yang sering mengunjungi mentornya Fidel Castro di Havana dan terkadang terbang menggunakan jet Kuba.
Kedua negara berencana untuk saling menghubungkan diri melalui kabel telekomunikasi bawah laut. Venezuela bahkan mendapatkan nasihat dari putri Presiden Raul Castro, Mariela Castro, yang memimpin Pusat Pendidikan Seks Nasional Kuba dan membela kelompok-kelompok homoseksual dalam seminar di Caracas baru-baru ini.
Beberapa warga Venezuela bahkan mengejek dan memelesetkan nama negara menjadi “Venekuba.” Ketika pemerintah mengambil alih pertanian mantan duta besar Venezuela untuk PBB, Diego Arria, dia menentang penyitaan tersebut dan memberikan dokumen kepemilikan ke kedutaan Kuba, ia mengatakan orang-orang Kuba berkuasa dan “lebih terorganisasi dibandingkan rezim Venezuela.”
“Tidak ada negara yang menghagai diri yang bisa menyerahkan sesuatu seperti keamanan nasioal di tangan pejabat negara lain,” kata Teodoro Petkoff, seorang pemimpin oposisi yang merupakan editor surat kabat Tal Cual. “Presiden Chavez tidak terlalu percaya dengan orang-orangnya sendiri. Jadi dia ingin menghitung pengalaman pemerintahan yang telah menjalankan kekuasaan brutal dan diktator selama 50 tahun.”
Namun, para pejabat pemerintahan Kuba mengatakan bagian terpening bantuan mereka ada pada bidang layanan publik.
Di Pusat Pengobatan Genetik Nasional di Guarenas, sebelah timur Caracas, para dokter Kuba dan teknisi laboratorium mendiagnosis dan merawat penyakit genetik.
“Yang kami lakukan adalah ilmu pengetahuan,” kata Dr. Reinaldo Menendez, direktur pusat tersebut – yang juga mempekerjakan orang Venezuela – yang berasal dari Kuba. “Senjata kami adalah pikiran kami, kinerja kami, seragam dan stetoskop kami.”
Deputi Menteri Kesehatan Kuba Joaquin Garcia Salavarria mengoordinasikan berbagai misi, termasuk lebih dari 30.000 dokter, perawat, dan ahli lain dari negara pulau tersebut. Dia memperkirakan lebih dari 95 persen dari 40.000 warga Kuba yang ada di Venezuela bekerja dalam bidang medis, pendidikan, olahraga, dan kebudayaan, serta ada yang membantu sebagai penasihat dalam berbagai bidang, mulai dari pertanian hingga perangkat lunak untuk perusahaan telepon pemerintah, CANTV.
Saat berbicara, Garcia membolak-balik data statistik yang menurutnya menunjukkan dampak sebenarnya dari kehadiran Kuba. Lebih dari 408 juta konsultasi di klinik kesehatan rumah tangga sejak 2003. Jumlah tersebut sama dengan rata-rata 14 kunjungan medis untuk setiap warga Venezuela yang berjumlah lebih dari 28 juta.
Banyak warga Venezuela yang berterima kasih atas layanan kesehatan gratis yang diberikan Kuba, dan ruang tunggu sering kali terlihat sibuk. Tetap saja, hasil jajak pendapat menunjukkan sebagian besar rakyat Venezuela tidak ingin negara mereka mengadopsi sistem yang serupa dengan Kuba.
Chavez mengatakan dirinya tidak meniru sustem sosialis Kuba, namun dia mengadopsi beberapa praktik, seperti menciptakan milisi sipil untuk mempertahankan pemerintahannya. Ketika ia mendirikan pasukan polisi nasional tahun lalu, Chavez mengatakan, “Kita akan bersaing dengan polisi Kuba, yang merupakan salah satu yang terbaik di dunia.”
Seorang polisi senior Kuba, Risa Campoalegre, berada di Caracas untuk membantu merencanakan akademi polisi baru dan aparat keamanan lainnya, ia menolak permintaan wawancara.
Para pakar Kuba juga mengerjakan sistem pendaftaran publik dan notaris. Sekitar 12 pakar komputer Kuba dari Universitas Ilmu Komputer di Havana menciptakan perangkat lunak untuk membantu petugas imigrasi meningkatkan pengendalian paspor dan komputerisasi sistem kartu tanda pengenal, kata direktur Dante Rivas.
“Tidak ada yang disembunyikan di sini,” kata Rivas. “Yang mereka lakukan adalah mengembangkan perangkat lunak, bersama dengan kami, tapi kami mengoperasikannya secara eksklusif. Itu saja, mereka tidak melakukan hal lain.”
Di Kuba, tambahnya, pemerintah menggunakan sistem yang berbeda.
Pendaftaran sipil yang dikomputerisasi di negara pulau tersebut termasuk seluruh data relevan mengenai para penduduk, seperti alamat, umur dan ciri-ciri fisik. Semua warga Kuba harus memiliki kartu identitas, dan orang yang ingin pergi ke luar negeri harus mendapatkan izin khusus.
“Khususnya mengkhawatirkan karena ada warga Kuba yang terlibat dalam hal-hal ini, yang ada hubungannya dengan pengendalian informasi, informasi pribadi orang-orang,” kata Rocio San Miguel, yang mengepalai sebuah organisasi Venezuela yang mengawasi masalah pertahanan dan keamanan.
Sementara itu, Chavez mengatakan bantuan Kyba “bernilai 10 kali lipat lebih tinggi dibandingkan nilai minyak yang kami berikan.”
Ia berterima kasih kepada Kuba karena telah membantu Venezuela mengubah sistem kelistrikan, sebuah langkah yang dicemooh oleh lawan-lawan Chavez karena Kuba sendiri bermasalah dengan pemadaman listrik. Chavez juga memuji program pengaturan awan Kuba yang membantu menghadirkan musim hujan lebih awal tahun ini setelah sempat dilanda kekeringan.
“Apanya yang Kubanisasi? Kuba membantu kita,” kata Chavez.(suaramedia)