CIA menyewa jasa Xe Services, firma keamanan swasta yang dulu dikenal dengan nama Blackwater Worldwide, untuk menjaga fasilitasnya di Afghanistan dan tempat-tempat lain. Kontrak rahasia CIA itu bernilai 100 juta dolar, ujar sebuah sumber dari industri tersebut.
"Ini untuk jasa perlindungan dan penjagaan, di beberapa kawasan," ujarnya.
Dua kontraktor keamanan lain, Triple Canopy dan DynCorp International, kalah tender untuk bisnis CIA itu.
Pengungkapan itu muncul hanya sehari setelah anggota komisi federal yang menyelidiki kontraktor di zona perang mengecam Departemen Luar Negeri karena memberikan kontrak baru pada Xe sebesar 120 juta dolar guna menjaga konsulat AS yang sedang dalam pembangunan di Afghanistan.
Juru bicara CIA Paul Gimigliano tidak mengonfirmasi kontrak itu, hanya mengatakan bahwa personel Xe tidak akan terlibat dalam sejumlah operasi.
"Meskipun agensi ini tidak, sesuai peraturannya, berkomentar atas hubungan kontrak yang kami miliki atau tidak kami miliki, kami mengikuti semua hukum dan peraturan federal yang berlaku," ujar Gimigliano.
Juru bicara itu menambahkan, "Kami melalui proses yang sangat berhati-hati jika menyangkut pembelian, dan kami menganggapnya serius. Kami juga menjelaskan bahwa personel Xe tidak bekerja bersama CIA dalam peran operasional apa pun."
Mark Corallo, juru bicara Erik Prince,ketua direksi Xe dan pemilik Prince Group – yang memiliki Xe – mengatakan bahwa perusahaannya tidak memiliki komentar.
"Blackwater mengalami beberapa perubahan besar," ujar seorang pejabat AS yang familiar dengan kesepakatan itu.
"Mereka harus membuktikan pada pemerintah bahwa mereka bertanggung jawab. Memenuhi semua persyaratan hukum, mereka memiliki hak untuk bersaing demi kontrak itu. Mereka memiliki orang-orang dengan kinerja yang bagus, kadang di sejumlah tempat yang sangat berbahaya."
Perusahaan yang berbasis di Moyock, North Carolina, itu tengah bertarung melawan tuntutan hukum sejak insiden bulan September 2007 di Baghdad, ketika para pengawalnya melepaskan tembakan di lapangan kota, diduga menewaskan 17 warga sipil tak bersenjata dan melukai 24 orang lainnya.
Dua minggu lalu, Prince mengumumkan bahwa dia menjual perusahaan itu. Seorang juru bicara mengatakan bahwa sejumlah perusahaan tertarik membeli.
Pada tahun 2004, CIA juga pernah menyewa Blackwater AS untuk sebuah program pembunuhan rahasia. Kesepakatan itu adalah bagian dari hubungan luas di mana agensi bergantung pada perusahaan itu untuk tugas-tugas termasuk mengawal tahanan CIA dan mengisi rudal di pesawat Predator.
Banyak pihak yang mengkritik CIA terlalu banyak menggunakan perusahaan luar.
"Saya sudah lama merasa bahwa komunitas intelijen terlalu bergantung pada kontraktor untuk menjalankan tugas-tugasnya," ujar Senator Dianne Feinstein, ketua Komite Intelijen Senat. "Ini terutama menjadi masalah ketika kontraktor digunakan untuk melakukan aktivitas yang bersifat kepemerintahan."
Komentar itu menggarisbawahi bagaimana pengungkapan kontrak Blackwater telah memperbarui pertanyaan tentang tugas macam apa yang dilimpahkan ke luar oleh CIA sejak serangan 11 September. Tahun-tahun belakangan ini, agensi itu juga menghadapi kritik karena menggunakan kontraktor untuk menginterogasi tahanan.
Para ahli mengatakan bahwa meskipun mungkin tidak ada hambatan hukum dalam penggunaan kontraktor untuk membunuh tersangka terorisme atau menjadikan mereka sebagai subyek interogasi brutal, ada kecenderungan untuk ketidaknyamanan publik dengan ide mendelegasikan kegiatan tertentu ke orang-orang yang bukan pegawai pemerintah langsung.
"Penggunaan kekuatan secara tradisional dianggap bersifat kepemerintahan," ujar Jeffrey Smith, mantan konsul jenderal CIA. "Penggunaan kontraktor yang benar-benar memakai kekuatan mematikan jelas merepotkan, tapi saya tidak yakin jika itu ilegal." (suaramedia)