23 Jun 2010

Arkeolog Afghanistan Berjuang Lindungi Pencurian Negara Makmur

ImageSeorang arkeolog senior di Afghanistan mengatakan bahwa dirinya berjuang melindungi kekayaan harta karun budaya dari pencurian dan penyelundupan ke negara-negara makmur, atau yang lebih buruk, dari kehancuran.



"Saya rasa tidak ada satu situs pun di dunia ini yang tidak terpengaruh," ujar Philippe Marquis, direktur sebuah tim arkeolog dengan dana dari pemerintah Perancis yang beroperasi di Afghanistan.


"Perdagangan ilegal barang-barang antik sangat signifikan dan terkait dengan semua aktivitas ilegal yang berlangsung di Afghanistan," tambahnya.


Posisi Afghanistan di atas Jalan Sutera kuno yang menghubungkan timur dengan barat telah membuat negara itu kaya akan warisan budaya.


Tapi perang selama puluhan tahun telah menggagalkan upaya untuk melakukan penyelidikan arkeologis yang tepat, sementara kurangnya regulasi berarti bahwa harta karun tak ternilai itu diselundupkan ke luar negeri dalam jumlah yang mengkhawatirkan.


Pencurian sering dilakukan oleh warga miskin desa yang diupah oleh kalangan menengah yang berasal dari wilayah lain, sebuah masalah yang diatasi oleh tim Perancis dengan mengupah para pencuri itu agar menggali untuk mereka.


Tapi Marquis meyakini bahwa kesalahannya terletak di tempat lain. Memang ilegal untuk membawa obyek berusia 100 tahun lebih keluar dari Afghanistan, tapi penegakan hukumnya lemah dan sebagian besar barang antik yang dicuri diselundupkan ke negara-negara yang lebih makmur.


PBB baru-baru ini meminta saran dari para arkeolog Perancis setelah mereka menemukan sejumlah besar barang-barang antik Afghan dalam pengiriman dari seorang anggota staf yang akan berangkat.


"Orang terkadang tidak sadar betapa pentingnya barang-barang itu, mereka hanya berpikir, ‘Ini akan tampak bagus di rak rumahku di Perancis atau di Inggris'."


Misi arkeologis Perancis telah bekerja di Afghanistan sejak tahun 1922, ketika otoritas Afghan mengundang pemerintah Paris untuk mulai melakukan survei di negara itu.


Mereka harus menghentikan pekerjaan ketika terjadi Perang Dunia II dan di tahun 1982, ketika rezim pro-Soviet meminta arkeolog-arkeolog itu untuk pergi.


Tapi mereka kembali di tahun 2002 dan sekarang memiliki beberapa proyek di seluruh penjuru negeri, termasuk penggalian kota bersejarah Bamitan di Afghanistan tengah – lokasi patung Budha kuno yang dihancurkan oleh Taliban – dan Balkh di bagian utara.


Tahun lalu, dalam kerjasama dengan Institut Arkeologi Nasional Afghan, mereka memulai penggalian patung Budha di tambang Mes Aynak, yang memiliki cadangan tembaga terbesar kedua di dunia.


Pemerintah Afghan menghadiahkan proyek pertambangan itu ke China Metallurgical Group Corporation, yang mulai mengerjakan situs yang berjarak 40 kilometer di luar ibukota Kabul itu.


Tapi Marquis mengatakan perusahaan itu berisiko menghancurkan sejumlah harta karun arkeologis dan dia bersama timnya berlomba-lomba untuk menyelamatkan sebanyak mungkin sebelum pekerjaan tambang dimulai.


"Tampaknya pernah ada tambang tembaga di situs itu dari abad kedua sebelum masehi hingga abad keenam masehi," ujarnya.


"Penggalian dimulai tahun 2009 dan kami telah menemukan lukisan dinding dan ratusan patung, beberapa dalam ukuran yang cukup besar, termasuk sebuah patung Budha tidur sepanjang lima meter."


Area di sekitar Mes Aynak sudah digerogoti pencuri. Tim Marquis menemukan bagian-bagian dari patung tanah liat besar yang tertinggal oleh pencuri yang tampaknya memecahkan patung-patung itu karena terlalu berat untuk dibawa dengan utuh.


"Secara virtual semua patung itu telah dimutilasi, itu adalah kasus di mana orang-orang membawa pergi apa yang bisa mereka bawa," ujar Marquis, menggambarkan pasar barang-barang antik sebagai sumber utama untuk pendapatan ilegal.


"Penjarahan situs bersejarah di Afghanistan bukan hanya masalah negara itu saja, tapi juga masalah internasional."


"Kami berusaha meningkatkan kesadaran di Eropa bahwa orang yang membeli barang-barang ini adalah bagian dari proses kriminal. Mereka sama bertanggungjawabnya dengan orang-orang yang merampas situs. Satu-satunya cara untuk menghentikan ini semua adalah dengan menghentikan permintaan."(suaramedia)

Artikel Terkait

- Reviewer: Asih - ItemReviewed: Arkeolog Afghanistan Berjuang Lindungi Pencurian Negara Makmur Deskripsi: Seorang arkeolog senior di Afghanistan mengatakan bahwa dirinya berjuang melindungi kekayaan harta karun budaya dari pencurian dan penyelund... Rating: 4.5
◄ Newer Post Older Post ►