Uzi Even, seorang ilmuwan Israel menyerukan negaranya untuk bersikap terbuka atas kemampuan senjata nuklir Israel dan memberi keleluasaan bagi tim inspeksi internasional untuk memantau dan memerika fasilitas-fasilitas nuklir Israel.
Profesor bidang kimia di Universitas Tel Aviv yang pernah bekerja di reaktor nuklir Israel, Dimona itu mengatakan bahwa pernyataan Presiden AS Barack Obama soal pengurangan senjata nuklir di seluruh dunia merupakan sinyal untuk segera melakukan perubahan dan Israel juga harus melakukan langkah untuk perubahan itu.
"Kita (Israel) harus bisa membuka pintu reaktor Dimona bagi tim inspeksi internasional," kata Profesor Uzi Even, yang juga pernah menjadi anggota parlemen Israel dari partai sayap kiri Meretz.
Rahasia reaktor Dimona milik Israel mulai terkuak sejak salah seorang tenaga teknisi di reaktor itu, Mordechai Vanunu mengungkap dengan detil aktivitas berbahaya di reaktor nuklir tersebut pada surat kabar Inggris, Sunday Times. Vanunu kemudian ditangkap oleh agen intelijen Israel lewat operasi rahasia dan ia dijebloskan ke penjara pada tahun 1986 sampai tahun 2004. Setelah bebas dari hukuman penjara, Israel juga melarang Vanunu untuk bepergian ke luar negeri maupun berkomunikasi dengan warga negara asing.
Israel diyakini sudah memiliki sekitar 200 senjata berkepala nuklir. Namun Israel bersikap ambigu terkait program nuklirnya. Rezim Zionis itu tidak mengiyakan dan tidak membantah jika ditanya seputar proyek persenjataan nuklirnya dan tidak pernah memberi kesempatan bagi tim internasional untuk memantau dan memeriksa fasilitas-fasilitas nuklir di Israel. Sementara Israel begitu lantang mengkritik program nuklir Iran.
Ilmuwan Israel, Uzi Even mengatakan, sikap ambigu Israel itu hanya membodohi Israel sendiri dan bukan pihak lain. "Sikap itu tidak lagi menguntungkan bagi Israel," ujarnya.
"Memang efektif dan sukses buat Israel merahasiakan aktivitas nuklirnya selama 40 tahun. Tapi setelah 40 tahun banyak hal berubah dan sekarang saya katakan dengan tegas pada Israel bahwa kebijakan merahasiakan aktivistas nuklir bukan lagi menjadi kepentingan kita," tukas Even.
Namun hari Senin (10/5), Menteri Pertahanan Israel, Ehud Barak di depan komite parlemen menegaskan bahwa Israel tidak akan mengubah kebijakan nuklirnya, meski seandainya dipaksa oleh pemerintahan Obama di AS. "Saya tidak melihat ada bahaya yang nyata atai ancaman terhadap tradisi sikap Israel yang sudah dilakukan selama bertahun-tahun. Hubungan antara Israel dan AS lebih rumit dari apa yang terlihat di permukaan," ujar Barak.
Menteri Urusan Strategis Israel Dan Meridor juga membantah informasi bahwa Mesi-sekutu dekat Israel-mengajukan mosi terkait persenjataan nuklir Israel untuk dibahas dalam pertemuan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) di Wina pada bulan Juni mendatang.
"Dari waktu ke waktu, isu ini diangkat di IAEA dan tempat-tempat lainnya. Ini bukan yang pertama kalinya soal senjata nuklir Israel disinggung dan bukan pertama kalinya Israel berhasil mencari cara untuk menyelesaikan isu ini dengan dunia internasional," tandas Even.(eramuslim)