TEHERAN – Juru bicara parlemen Iran, Ali Larijani, mengatakan bahwa negaranya siap untuk memberikan bukti substansial atas dukungan dan keterlibatan langsung AS dalam terorisme Pakistan.
Penyelidikan Iran menyusul penangkapan Abdulmalek Rigi, pemimpin kelompok teroris Jundallah, telah mengungkapkan bukti dukungan langsung AS untuk terorisme di kawasan tersebut. Iran siap untuk membagi temuannya dengan Pakistan jika perlu.
Anggota top parlemen itu melontarkan pernyataannya dalam sebuah pertemuan dengan juru bicara parlemen Pakistan di Istanbul di sela pertemuan Organisasi Konferensi Islam.
Larijani juga menunjukkan bahwa pemerintah AS menerapkan kebijakan standar ganda dalam isu-isu internasional, yaitu dukungannya untuk kelompok teroris di Irak dan Afghanistan.
Juru bicara parlemen Iran mengekspresikan tekad negaranya dalam memperluas hubungan bilateral dengan Pakistan. Ia juga menyatakan bahwa negosiasi bilateral akan membantu membangun landasan bersama dalam isu-isu yang berkaitan dengan kedua negara serta kawasan secara keseluruhan. Ia menambahkan bahwa kedua negara bergerak ke arah yang sama dan menyerukan peningkatan kerjasama ekonomi dalam proyek-proyek seperti proyek transfer gas dari Iran ke Pakistan.
Menyusul sebuah serangan teroris di wilayah tenggara Iran, akhir Oktober lalu Larijani menuduh AS membantu para teroris melakukan aksi kekerasan di Iran.
“Bukti-bukti yang dapat diandalkan memperlihatkan bahwa AS memainkan peran dalam gerakan terbaru,” ujar Larijani merujuk pada ledakan bom di provinsi Sistan-Baluchistan.
Setidaknya 41 orang, termasuk tujuh komandan senior Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), terbunuh dalam pengeboman tanggal 18 Oktober dalam sebuah pertemuan antara pemimpin suku Syiah dan Sunni di kota Pishin, perbatasan Iran-Pakistan. Kelompok teroris Jundallah mengklaim bertanggung jawab atas serangan mematikan itu.
Larijani mengkritik kebijakan Washington terhadap Iran dan mengatakan bahwa tindakan AS bertentangan dengan kepentingan Iran terlepas dari tawaran yang diberikan untuk melakukan pembicaraan dengan negara itu.
“Bangsa Iran harus dengan benar mengenali AS seperti adanya mereka. AS dan Israel adalah penjahat utama dari semua peristiwa ini dan musuh bangsa Iran,” tambah Larijani.
Dipimpin oleh Abdulmalek Rigi, teroris Jundallah melakukan gelombang pengeboman dan serangan teroris di Iran, salah satunya menewaskan 25 warga Iran di awal bulan Juni 2009.(suaramedia)