PESHAWAR (SuaraMedia News) – Peter Masih, seorang pemuda petugas kebersihan, adalah salah satu dari hampir 200 umat Kristen kurang mampu yang mendapatkan paket khusus dari sebuah yayasan amal Islam untuk membantu mereka merayakan Natal.
“Ini adalah sikap yang luar biasa dari saudara-saudara Muslim kami, yang tidak hanya membantu kami merayakan festival keagamaan kami, tapi juga membuat kami merasa diperhatikan,” ujar Masih kepada IslamOnline.net.
“Ayah saya tidak punya uang untuk membelikan kami baju dan sepatu baru di hari Natal.”
Masih telah menerima sepotong baju dan sepasang sepatu baru serta beberapa bahan makanan dari Yayasan Al-Khidmat, organisasi non-pemerintah terbesar di Pakistan dan bagian kesejahteraan dari Jammat-e-Islami, partai Islam terbesar di Pakistan.
“Tidak hanya saya, ayah, ibu, dan dua saudara perempuan saya juga mendapatkan paket Natal.”
“Kami pasti akan dapat bersenang-senang di hari Natal,” ujarnya gembira.
Al-Khidmat mengadakan sebuah acara di Peshawar untuk mendistribusikan paket-paket Natal ke 200 umat Kristen kurang mampu.
Paket Natal serupa juga telah didistribusikan oleh Yayasan Falah-e-Insaniat, sayap amal dari Jammat-ul-Da’wah (JD) dan yayasan amal Islam lainnya.
Natal adalah hari libur tahunan yang dirayakan oleh umat Kristen di seluruh dunia untuk memperingati hari lahir Yesus (Nabi Isa) dan mencapai puncaknya pada tanggal 24 Desember pukul 12 tengah malam setiap tahun.
Umat Kristen membentuk 3% dari total populasi Pakistan yang berjumlah 170 juta jiwa, dengan mayoritas dari mereka bertempat tinggal di Punjab, provinsi paling kaya dan padat penduduk di negara tersebut.
Tidak seperti umat Hindu, minoritas terbesar kedua namun paling berpengaruh, mayoritas Kristen berada di kelas menengah ke bawah. Mereka bekerja di panti jompo, sektor pendidikan dan kebersihan.
Umat Kristen memiliki perwakilan yang cukup di dalam senat dan majelis provinsi serta nasional.
Sejumlah menteri Kristen juga terdapat di tingkat negara bagian dan federal.
Pimpinan Jammat-e-Islami Karachi, Mohammad Hussein Mahanti, menambahkan bahwa pembagian kue-kue dan paket khusus Natal telah dilakukan selama sepuluh tahun terakhir.
“Kami merasa berkewajiban membantu saudara-saudara Kristen kami untuk merayakan festival keagamaan mereka,” ujarnya.
“Kami ingin membuat mereka merasa bahwa mereka adalah warga negara Pakistan dengan kedudukan yang setara dan mayoritas Muslim akan selalu ada untuk mereka kapan pun dibutuhkan.”
Rofin, penerima paket Natal lainnya, tergerak dengan niat baik kaum Muslim itu.
“Ini bukan tentang sepatu atau baju baru yang diberikan, tapi semangat di balik perbuatan ini yang membuat kami merasa senang,” ujarnya.
Rofin, seorang pekerja kebersihan, berencana mengundang tetangga-tetangga Muslimnya ke pesta Natal di rumahnya.
“Saya adalah orang miskin dan tidak dapat berbuat banyak untuk mereka, namun saya yakin mereka akan merasa senang untuk mengunjungi rumah saya.”
Rofin menyesali media internasional yang tidak meliput perbuatan baik semacam itu.
“Sangat disayangkan bahwa media internasional sering memproyeksikan citra buruk organisasi Islam, namun untuk kegiatan semacam ini, mereka tidak peduli.”
Ia membantah kesan bahwa komunitas Kristen Pakistan merasa terancam oleh mayoritas Muslim.
“Saya akui adanya insiden kekerasan terhadap umat Kristen, namun itu juga terjadi di Eropa dan Amerika,” ujar Rofin.
“Namun, secara keseluruhan, kami merasa nyaman dan terlindungi di sini karena jika beberapa Muslim menyerang kami, akan ada lebih banyak Muslim yang melindungi kami.” (rin/io) www.suaramedia.com