Mesir Dorong Rekonsiliasi Hamas dan Fatah - Pemimpin Hamas Jalur Gaza, Ismail Haniyeh, menyatakan keyakinan, Presiden Mesir Muhammad Mursi bakal melindungi Palestina dari serangan Israel. Mereka percaya diri perbatasan Rafah dibuka untuk mengakhiri blokade perdagangan.
Stasiun televisi Al Arabiya melaporkan, Sabtu (14/7), Mursi memang dekat dengan ideologi Hamas. Kelompok Islam ini melihat pergeseran kebijakan sejak presiden Ikhwanul Muslimin ini berkuasa. Meski banyak pekerjaan rumah harus diselesaikan, termasuk hubungan Ibu Kota Kairo dengan Palestina.
Perubahan kebijakan itu diyakini datang lebih cepat setelah sebelumnya Rezim Husni Mubarak terlalu berpihak dengan Israel dan gerakan Fatah, lawan politik Hamas.
Haniyeh yakin Mursi tidak menghalangi Hamas untuk mempertahankan diri dari Agresi Israel. "Kami percaya dia tidak akan memblokir jalur Gaza," katanya.
Pada 2008 Israel membombardir Gaza dengan dalih serangan balasan bagi Hamas. Kelompok ini dituding meluncurkan roket ke Negeri Zionis karena tidak mengakui negara itu. Sekitar 1.400 Palestina dan belasan warga sipil Israel tewas akibat perang tiga pekan berturut-turut.
Jika Haniyeh begitu yakin keberpihakan Mursi pada kelompoknya, ujian sesungguhnya akan terlihat kala presiden Mesir itu berkunjung resmi ke dua kubu, Hamas dan Fatah.
Pejabat Kairo menolak disebut nama malah punya keyakinan, Mursi akan mendamaikan dua kelompok dan mengakhiri konflik Palestina. "Tidak ada bantuan untuk Palestina kecuali mereka membantu diri sendiri. Keduanya harus mengambil langkah berani untuk mengakhiri perpecahan ini," pejabat itu menjelaskan.
Kedua belah pihak sering melakukan rekonsiliasi tapi selalu gagal. Pejabat mengatakan keberpihakan Mursi pada Hamas diarahkan mencari solusi perdamaian di Palestina. "Mursi harus melangkah hati-hati. Jika tidak, bakal berakibat buruk pada kebijakan luar negeri Mesir," katanya.