Peringatan kejatuhan perkonomian Cina kali ini datang dari seorang Profesor Ekonomi Universitas Zurich yang juga penasihat investasi dan penerbit laporan Gloom, Boom & Doom, Marc Faber. Dirinya meramalkan perekonomian Cina akan melambat dan akhirnya akan crash atau runtuh dalam 9-12 bulan ke depan.
Dikatakan Faber dalam wawancara dengan Bloomberg di Hongkong bahwa, sinyal-sinyalnya sudah ada di sana, gejala dari sebuah gelembung besar semuanya ada di sana. Sepanjang tahun ini, indeks komposit bursa Shanghai telah terjun 12% dan menjadi bursa berkinerja terburuk keempat di dunia seiring upaya Pemerintah Cina mempercepat kebijakan-kebijakannya untuk mendinginkan pasar properti dan memerintahkan perbankan untuk menyisihkan giro wajib minimum lebih tinggi.
Dalam rilis di website bank sentral China, People Bank of China pada Senin (3/5) menyebutkan, kebijakan penambahan cadangan hingga 50 basis poin dan akan efektif mulai 10 Mei ini. Saat ini kebijakan yang berlaku bagi bank adalah wajib menyisihkan dana sebesar 16,5% dari total simpanan masyarakat bagi bank besar. Sedangkan bank kecil sebesar 14,5% saja.
Kebijakan ini merupakan kali ketiga pada tahun ini. Sebab pemerintah melihat adanya potensi risiko yang besar dari menggelembungnya nilai aset properti dan ancaman lonjakan inflasi seiring dengan melambungnya kredit perbankan. Tambahan cadangan deposito bank bertujuan agar idustri perbankan tidak mengalami kekeringan likuiditas.
Kenaikan rasio pencadangan perbankan dilakukan setelah upaya Pemerintah Cina untuk menahan rekor kenaikan harga properti gagal. Maret lalu, harga properti Cina naik 11,7% dibanding periode yang sama tahun lalu di 70 kota yang tersebar di seantero negeri. Kenaikan harga properti ini adalah yang tertinggi sejak pendataan dilakukan pada tahun 2005.
Faber menyatakan pembatasan yang dilakukan pemerintah di sektor properti ini bakal mendorong investor berpaling ke pasar modal Cina. Tetapi, harga saham di Cina sudah mencapai harga wajarnya dan kemungkinan investor akan mengincar emas.
Sektor manufaktur Cina pada April lalu tumbuh lebih cepat. Berdasarkan Indeks Manajer Pembelian dan Logistik, ekspor tumbuh 29% pada kuartal pertama 2010, sedangkan inflasi naik 2,7% pada Februari 2010. Kenaikan inflasi tersebut adalah yang tertinggi dalam 16 bulan terakhir sehingga meningkatkan risiko overheating pada ekonomi Cina.
Salah satu manajer investasi yang mengurangi portofolio investasinya di saham Cina adalah BlackRock Inc. Hal tersebut dikarenakan, mereka menilai pertumbuhan ekonomi Cina telah mencapai puncaknya. Wakil Manajer Investasi BlackRock Dan Tubbs mengatakan, reksadana BlackRock Emerging Markets juga memperluas posisi 'underweight' terhadap Cina jika dibandingkan dengan indeks MSCI Emerging Markets, yaitu menjadi 7,5% dari sebelumnya 4,6% pada akhir Maret 2010.
Pakar lain seperti halnya Manajer Investasi Jim Chanos dan Profesor Ekonomi Universitas Harvard Kenneth Rogoff memberikan peringatan kepada para investor terhadap potensi runtuhnya ekonomi Cina. Mereka mengatakan, lebih baik menjauh dari Cina dan menghindari industri logam dari tembaga hingga zinc karena saat ini pertumbuhan produsen logam tersebut terekspos oleh pertumbuhan ekonomi Cina.
Saat ini, pembukaan World Expo di Shanghai (kota terkaya di Cina) bukanlah pertanda baik. Faber mencontohkan pameran dunia di Wina pada tahun 1873 yang bersamaan dengan terjadinya kejatuhan bursa saham dan depresi ekonomi pada tahun 1870-an.(wartaekonomi)